"Mas, bangun"
"Bangun, mas" ucap Kia sambil mengusap wajah suaminya.
"Enghhh"
"Bangun" ucap Kia, Fakhri tetap memejamkan matanya.
"Aduh"
"Sayang, kenapa?" Tanya Fakhri langsung membuka matanya karena kaget.
"Gapapa"
"Kok jawab gapapa, gak suka aku"
"Gapapa mas, tadi dede bayi nya nendang"
"Pinter banget Bowo, pagi-pagi udah ngajakin ibu nya main bola"
"Mass...."
"Iya sayang iya, aku bangun nih" ucap Fakhri sambil mendudukkan dirinya di kasur.
"Tangannya masih sakit gak?" Tanya Kia seraya memegang tangan suami nya.
"Nggak, ini udah bisa digerakin, kamu mau aku gendong? Ini tanganku udah kuat" ucap Fakhri.
"Ngaco kamu, yaudah kalau gitu, mas aja yang bersihin rumah" ucap Kia dengan senyum manis nya.
"Kok aku?" Tanya Fakhri bingung.
"Kamu gak kasihan sama aku? Aku butuh istirahat yang banyak tau, mas" ucap Kia sambil menundukkan kepalanya, pura-pura sedih.
"Iya ratu, nanti aku yang bersihin rumah"
"Mas, gak seneng ya? Mas, marah? Yaudah deh aku aja" tanya Kia.
"Nggak sayang, aku ikhlas lahir dan batin" ucap Fakhri dengan senyum terpaksa.
"Mas, hari ini aku ada jadwal usg" ucap Kia seraya membereskan bantal dan guling yang berserakan.
"Nanti periksa sama aku" ucap Fakhri.
"Tangannya beneran gapapa?"
Fakhri menganggukkan kepala nya seraya tersenyum manis lalu mengusap kepala istrinya, "iya sayang, aku udah baik-baik aja"
"Kata papa, nanti Pak Nurman kesini"
Pak Nurman merupakan supir keluarga Fakhri, beliau bekerja kurang lebih sudah lima belas tahun.
"Papa juga bilang Pak Nurman biar kerja disini, Bunda juga bilang nanti Bi Ijah juga kesini buat bantu-bantu" Tanya Kia sambil memeluk guling kesayangannya.
"Ki, kalau kita pindah dari sini kamu mau?"
Kia mengerutkan dahinya karena bingung dengan ucapan suaminya itu, "pindah kemana?"
"Pindah kerumah aku"
"Rumah bunda sama papa?"
"Bukan, rumah aku"
"Mas punya rumah sendiri?"
"Iya, insyaallah cukup buat kita sama anak-anak, ditambah nanti ada bibi sama Pak Nurman" ucap Fakhri sambil memegang tangan Kia.
"Mas, beli rumah nya sejak kapan?" Tanya Kia.
"Kepo kamu"
"Tuh kan, nyebelin"
"Bercanda, aku beli rumah sejak kita nikah, uangnya dari tabungan aku selama sekolah, alhamdulillah uang nya cukup"
"Mas, uang saku kamu waktu sekolah berapa sih? Kok bisa nabung sampe beli rumah" tanya Kia yang semakin bingung sama suaminya sendiri.
"Papa sama bunda sering pergi keluar kota karena kerjaan jadi aku suka dikasih uang lebih. Buang jauh-jauh kalau kamu pikir aku sering mabok-mabokan atau apalah itu"
"Paham aku, alhamdulillah aku punya suami anak orang kaya" ucap Kia sambil tersenyum.
"Terserah kamu, tapi jangan pernah boros karena kita gak tau kehidupan setiap manusia itu gimana. Roda kehidupan gak selama nya diatas begitu juga sebaliknya" ucap Fakhri seraya mengacak rambut Kia.
Perempuan itu tersenyum, dia benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan Fakhri walaupun dengan cara pertemuan mereka yang bisa dibilang tidak baik.
"Terus kenapa kamu milih ngojek waktu awal nikah?" Tanya Kia.
"Jujur, aku bener-bener ngerasa putus asa waktu tau aku udah ngehamilin anak orang. Bodoh banget aku, papa mukulin aku, bunda diam selama berhari-hari" ucap Fakhri seraya mendekat ke arah Kia, perempuan itu bersandar di dada bidang suaminya, tempat ternyaman setelah kedua orang tuanya.
"Setelah itu papa nyuruh aku buat nikahin kamu, bunda juga bilang kalau kamu berani berbuat seperti itu sama anak orang ya kamu harus berani bertanggung jawab sekalipun kamu ngelakuinnya secara gak sadar" ucap Fakhri sambil mengelus kepala Kia.
"Setelah nikah aku bingung mau bawa kamu kemana, gak mungkin kerumah papa bunda. Untungnya ada apartemen ini, jadi aku bawa kamu kesini, dulu ini hadiah dari kakek. Semua barang pemberian papa aku balikin. Ini semua salah aku, jadi mau gimana pun aku harus hidupin kamu dari hasil keringat aku sendiri, eh belum ada setahun malah kecelakaan" ucap Fakhri seraya tersenyum.
"Kita gak bisa nentuin jalan hidup sendiri, mas. Semua atas kehendak Allah, tapi kita juga sebagai makhluk nya gak boleh diam aja. Hidup seseorang juga bisa berubah kalau orang itu mau kerja keras. Apapun kerjaan yang udah kamu pilih, aku bangga, semuanya juga bangga. Secara gak langsung kamu sudah nunjukkin ke semua orang kalau kamu itu bisa, kamu bisa lewatin ini semua" ucap Kia sambil tersenyum.
"Kecelakaan itu juga bukan mau kamu, itu udah takdir kamu. Seperti yang kamu bilang kita gak tahu hidup seseorang akan seperti apa nantinya" sambung Kia sambil memainkan tangan suaminya.
"Bersyukur aku punya istri kayak kamu, cantik, baik, pinter, nurut. Bodoh banget aku cuekin kamu waktu awal nikah"
"Iya emang bodoh"
Fakhri memberi tatapan tajam nya kepada Kia, "bercanda mas ku yang ganteng" ucap Kia sambil tersenyum.
"Aku sayang kamu, aku juga cinta pake banget sama kamu" ucap Fakhri seraya memeluk istrinya lebih dalam lagi.
"Aku juga, tetap jadi orang baik ya mas" ucap Kia membalas pelukan suaminya.
*****
Halooo semuanyaaaa!!!!
Apa kabarrrrr? Semoga baik-baik aja ya.Jangan lupa vote sama komennya.
Maaf kalau ada typo, xixixi love u.
Tetap patuhi protokol kesehatan ya!!Selamat berbuka menunaikan ibadah puasa, teman-teman.
Sampai jumpa di part selanjutnya.
22/04/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember me
Teen FictionSLOW UPDATE? **** Fakhri Raditya Antariksa. Laki-laki yang terjebak pada suatu malam yang mengharuskan dia bertanggungjawab atas kesalahannya itu. Menjadi ayah diusianya yang masih terbilang muda. RizkiawidaPutri Wicaksono. Perempuan yang harus me...