0.3

4.2K 211 1
                                    

Sinar matahari masuk melalui celah cendela. Perempuan yang sedang tertidur disofa kamarnya itu dengan segera bangun dari tidurnya.

Namun, ia ingat bahwa dirinya sudah tidak lagi bersekolah. Tapi tak apa, dia harus membangunkan lelaki yang sedang tidur di kasurnya itu.

"Kak, bangun. Sekolah udah pagi"

Yang dipanggil belum juga bergerak, mungkin dia sedang mimpi indah dengan para peri. Bukan dengan mimi peri.

"Kak Fakhri, bangun" ucap Kia sambil menggoyangkan lengan kokoh milik Fakhri.

Fakhri, laki-laki itu merasa tidurnya diganggu akhirnya membuka matanya.

"Apaan sih" ucap Fakhri seraya menarik selimutnya sampai dada.

"Udah pagi, sekolah kak. Biar pinter, bangun ih"

"Kak Fakhri"

"Kak bangun dong, kebo banget jadi orang"

"Kak Fakhri bangun, aku mau masakin makanan buat sarapan"

"Kak bangun ih"

"Kak Fakh----"

"BERISIK" bentak Fakhri

Kia yang dibentak merasa sedikit takut. Dia melangkah mundur, bersama Fakhri yang bangun dari kasur Kia pergi dari kamar untuk menyiapkan sarapan pagi, walaupun masih kaget akan bentakan Fakhri tadi.

Fakhri yang sudah rapih dengan seragam putih abu-abu nya itu masih mengingat kejadian tadi saat dirinya tidak sengaja membentak Kia.

Saat keluar Fakhri mendapati Kia sedang merapikan meja makan masih dengan baju tidurnya yang bewarna biru.

"Eh, Kak Fakhri sini sarapan. Aku udah buatin nasi goreng"

Fakhri duduk dikursinya, sedangkan Kia mengambilkan nasi goreng ke piring Fakhri, setelah itu Kia ingin pergi ke kamarnya, namun terhalang oleh tangan yang menggenggamnya.

"Mau kemana?" tanya Fakhri tanpa menatap Kia.

"Ke kamar, mau beresin kasur"

"Duduk"

"Tap---"

"Duduk" ucap Fakhri tegas "makan" lanjutnya seraya memberikan Kia piring.

"Tumben nyuruh aku makan" ucap Kia sambil mengambil nasi goreng.

"Apa?"

"Nggak apa-apa"

Setelah selesai sarapan Fakhri mengambil tasnya dikamar.

"Kak tunggu" panggil Kia kepada Fakhri, yang dipanggil hanya menoleh seraya berkata 'apa?' tapi tidak mengeluarkan suara.

"Aku pakein dasi ya"

"Nggak usah"

"Harus pake, hari ini kan hari selasa pasti nanti ada razia. Pake ya, aku pakein"

Fakhri tidak merespon apa-apa dia hanya diam.

"Diam berarti iya" ucap Kia sambil menjinjitkan kakinya supaya bisa sejajar dengan tinggi tubuh Fakhri.

"Kak"

"Apa?"

"Turunin tubuhnya sedikit biar gampang pake dasinya"

"Makanya jangan pendek" ucap Fakhri setelah itu dia membungkukan badannya supaya sejajar. Kia, perempuan itu hanya bisa mengerucutkan bibirnya tanpa komentar lagi.

"Dah selesai" ucap Kia "bajunya rapihin" lanjutnya.

Fakhri layaknya boneka dia hanya menurut perkataan istrinya itu, merapihkan baju seragam nya dan berjalan keluar kamar.

Saat Fakhri sampai di depan pintu apartemennya, Kia tiba-tiba berdiri didepannya lalu mengambil tangannya seperti biasa menyalimi tangan suaminya disetiap pagi.

"Hati-hati dijalan"

Fakhri sudah pergi, artinya Kia hanya seorang diri diapartemen milik Fakhri.

Saat Fakhri pergi, ponsel milik Kia berbunyi. Sebuah panggilan masuk dari Bu mia, bundanya Fakhri. Ibu mertuanya.

"Hallo bunda"

"Kia hari ini nggak sekolah lagi kan?"

"Iya bun. Ada apa?"

"Bunda sama ibu kamu nanti mau pergi ke mall, kamu ikut ya. Kita cuci mata disana. Hahahaha"

"Iya bun aku juga pengen banget kesana"

"Yaudah ya nanti bunda jemput kamu, jangan lupa izin sama suami mu itu sih Fakhri"

"Iya bun"

"Yaudah udah dulu ya, sayang"

Telepon mati. Kia ingin siap-siap ibu mertuanya itu suka datang mendadak, ibu mertuanya itu baik banget sama seperti ibu kandungnya sendiri.

Kia sudah rapih, dia ingat kata ibu mertuanya tadi. Harus izin ke Fakhri. Izin ke suaminya.

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh pagi, itu tandanya disekolah sedang jam istirahat maka dari itu Kia mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Kak Fakhri

Kak, aku minta izin. Aku mau pergi sama bunda dan ibu, katanya sih pergi ke mall. Boleh nggak?

Pesan terkirim.

Sepuluh menit pesan itu terkirim akhirnya pesan itu dibales oleh Fakhri.

Kak Fakhri

Ya. Nanti aku main kerumah temen mungkin sampai malam. Kamu pulang ke rumah ibu aja, nanti aku jemput.

Kaget. Bukan kaget isi pesannya. Tapi kaget dari berapa banyak kata yang ada disana. Kia tersenyum lalu membalas pesan itu.

Kak Fakhri

Oke

***

See you on the next chapter:)

Remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang