Hari terakhir ujian nasional, Fakhri langsung pulang kerumah. Dia terlalu lelah untuk ikut dengan teman-temannya berkumpul.
Semalam tubuh Fakhri demam tinggi tetapi pagi harinya demamnya itu turun, sehingga laki-laki itu bisa mengikuti ujian nasional hari terakhir.
"Ka Fakhri bisa bikin nasi goreng gak?" Tanya Kia dikamar, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam.
"Kenapa? Mau?"
Kia mengangguk sambil tersenyum.
"Tunggu ya, aku bikinin" ucap Fakhri sambil bangun dari tidurnya, sedikit merasa pusing dan saat berjalan pun merasa oleng.
"Ka sakit?"
"Gak tau nih, pusing kepala aku" ucap Fakhri kembali duduk dikasur.
Kia berjalan mendekat kearah Fakhri, duduk disamping laki-laki itu dan memegang dahi Fakhri.
"Demam ka, kenapa gak bilang sih. Tiduram lagi sana, aku jadi ga nafsu makan nasi goreng" ucap Kia sambil berjalan keluar kamar.
"Mau kemana? Sini aja temenin aku"
"Mau ambil kompresan, emang mau ka Fakhri besok gak ikut ujian?"
Fakhri diam terlalu pusing, laki-laki itu memejamkan matanya kembali. Tidak lama Kia kembali, perempuan itu membawa baskom kecil dan handuk untuk mengompres Fakhri.
"Tidur udah malem, aku gapapa" ucap Fakhri setelah meminum obat yang diberikan oleh Kia.
"Besok ujian nya nyusul aja ya"
"Dih gak mau, aku gak mau ujian sendiri"
"Yaudah tidur, biar demamnya turun"
"Kamu tidur juga"
Kia membaringkan badannya disamping Fakhri, laki-laki itu merapatkan tubuhnya sambil mengelus perut Kia.
"Wo, sabar ya besok papa bikinin nasi goreng buat kamu" ucap Fakhri sambil mengelus perut Kia.
"Namanya oji kaa"
"Aku mau manggil bowo"
"Ojiii"
"Bowo"
"Ojiiii"
"Iya oji iya, udah malem tidur ya"
Kia menganggukkan kepalanya sambil membenarkan posisi tidurnya supaya nyaman.
"Cepet sembuh" ucap Kia saat ka Fakhri sudah memejamkan matanya.
Tidak lama setelah itu Kia sudah tertidur, Fakhri bangun, laki-laki itu hanya memejamkan mata saja.
"Makasih Ki, ji sehat-sehat disana ya, aku sayang kalian semua" ucap Fakhri sambil memeluk tubuh Kia.
Fakhri sudah sampai, di dalam Kia sudah menunggu didepan televisi. Lucu sekali pikir Fakhri saat itu.
"Cuci tangan dulu sana"
"Siap bos"
Fakhri berjalan ke kamar mandi, setelah itu kembali ke ruang tamu untuk duduk santai dengan Kia.
"Masih gak enak badan?" Tanya Kia saat Fakhri sudah dudul disampingnya.
"Udah sembuh aku, jadi bikin nasi goreng gak nih?" Tanya Fakhri sambil meminum air putih dingin yang dia ambil dari kulkas tadi.
Kia menggelengkan kepalanya.
"Bener gak mau?"
"Kalau sekarang gak mau, gak tau kalau nanti malam" ucap Kia masih fokus menonton televisi, fakhri menganggukkan kepalanya.
"Kalau mau bilang, aku gak mau bowo ileran"
"Tau ah bowo mulu"
"Iya maksud aku oji"
"Ka, habis ini mau lanjut kemana?" Tanya Kia sambil melihat ke arah Fakhri.
"Aku mau kerja dulu, ngumpulin uang buat lahiran kamu" ucap Fakhri sambil memakan wafer yang sisa sedikit.
"Gak kuliah?"
"Aku gak mau ngerepotin orang tua lagi, aku udah nikah tanggung jawabku sekarang ya kamu sama oji"
"Kuliah aja ka, pake uang tabungan ka Fakhri dulu"
"Ki, tabungan aku udah menipis angka 0 nya udah berkurang banyak hahahaha" ucap Fakhri sambil tertawa, "aku gak mau repotin keluarga, apalagi keluarga kamu. Masa iya nanti biaya lahirannya ditanggung mereka, kan kalian tanggung jawabku" sambung Fakhri sambil melihat kearah Kia.
"Kerja apa?" Tanya Kia.
"Ngojek, gapapa ya?"
"Kenapa gak ditempat papa atau ayah?"
"Mereka udah nawarin aku, tapi aku gak mau" ucap Fakhri sambil menyenderkan kepalanya dibahu Kia, sementara perempuan itu masih fokus menonton televisi.
"Kenapa nggak mau?"
"Ilmunya belum cukup"
Kia tersenyum sambil melihat ke arah Fakhri, ternyata laki-laki ini tak seburuk yang ada dipikirannya waktu awal menikah.
"Ngojek mulai kapan?" Tanya Kia sambil tersenyum.
"Besok aku daftar dulu" ucap Fakhri sambil menatap Kia.
"Ki"
"Ya?" Tanya Kia sambil menatap Fakhri.
"Makasih" ucap Fakhri sambil tersenyum.
"Makasih untuk apa?" Tanya Kia sambil mengerutkan dahi nya, bingung.
"Untuk semuanya"
Kia tersenyum sambil mengangguk.
"Ki"
"Apalagi?"
"Jangan senyum kayak gitu didepan orang ya"
"Kenapa emang?"
"Senyum mu itu kemanisan, aku gak suka aja"
"Cieee udah mulai sayang ni sama aku?" Tanya Kia sambil tersenyum.
"Ohhh ya jelas lah, aku sayang kalian"
"Loh kok aku deg degan ya" ucap Kia sambil tertawa.
"Bales kek, aku juga sayang kamu gitu" ucap Fakhri sambil memakan wafernya yang belum habis-habis.
"Aku juga sayang kamuu" ucap Kia sambil menyenderkan kepalanya dibahu Fakhri, lelaki itu tersenyum sambil mengelus kepala Kia.
"Ki"
"Apa? Mau bilang aku sayang kamu lagi?" Tanya Kia.
"Bukan"
"Terus apa?" Tanya Kia lagi sambil melihat ke Fakhri.
"Aku mules" ucap Fakhri sambil tersenyum kearah Kia, kemudian laki-laki itu berdiri dan berjalan kearah kamar mandi.
****
Ketemu lagi kitaaa🤗
Maaf kalau ada typo ya, heheheh
Jangan lupa vote sama komennya yaaaa!!!!
Jaga kesehatan semuanyaaa, peluk jauh dari aku buat kalian🤗🤗
Btw kalian bisa ketemu aku di instagram @hestipdwi dan @potret.84
Sayang kalian semua🖤
29/05/20
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember me
Teen FictionSLOW UPDATE? **** Fakhri Raditya Antariksa. Laki-laki yang terjebak pada suatu malam yang mengharuskan dia bertanggungjawab atas kesalahannya itu. Menjadi ayah diusianya yang masih terbilang muda. RizkiawidaPutri Wicaksono. Perempuan yang harus me...