0.0

5.8K 265 5
                                    

Hari sudah malam, sejak acara selesai aku sudah berada disebuah apartemen. Bukan milikku tapi milik Kak Fakhri.

Saat ini aku sedang didapur sudah rapih dengan pakaian tidurku.

"Kia" teriak Fakhri dari dalam kamar.

Dengan buru-buru namun dia juga hati-hati akan langkahnya. Karena didalam perutnya ada nyawa seseorang yang harus dia jaga.

"Ada apa kak?"

"Ambilin aku minum" ucap Fakhri sambil berjalan ke kamar mandi yang ada didalam kamar.

Aku kembali ke kamar membawakan segelas air minum untuk Ka Fakhri.

Di dalam kamar Fakhri sedang berbaring sambil memainkan ponselnya.

"Taruh disitu aja" ucap Fakhri tidak lepas dari ponselnya.

Kia menaruh minumannya di nakas, setelah itu dia merebahkan tubuhnya disamping Fakhri.

Fakhri yang merasakan ada gerakan disampingnya, menoleh sebentar dan kembali fokus ke ponselnya.

"Ngapain kamu disini?" tanyanya

"Aku cape kak, mau tidur" ucap Kia lesu.

"Iya ngapain kamu tidur dikasur?" ucap Fakhri sambil memainkan ponselnya "tidur di sofa aja sana" lanjutnya

Kia nurut dia turun dari kasur, mengambil satu bantal dan satu selimut yang ada dilemari. Berjalan menuju sofa yang ada dikamar, sebelum merebahkan tubuhnya dia melihat kearah Fakhri sebentar.

"Selamat malam" gumam Kia tapi Fakhri mendengarnya.

Fakhri laki-laki itu melihat kearah Kia lalu menatap kembali ponselnya.

Sebenarnya Fakhri tidak tega menyuruh Kia untuk tidur disofa. Tapi ego nya jauh lebih besar, lebih baik dia tidur karena besok harus sekolah.

Sinar matahari masuk lewat celah cendela kamar, Kia bangun merasakan badannya sakit karena posisi tidurnya semalam tidak nyaman.

Dia berjalan kedapur membuatkan sarapan untuknya dan untuk Fakhri. Nasi goreng menu itu yang akan Kia buat.

Setelah selesai memasak dia kekamar mandi, sesudahnya Kia membangunkan Fakhri yang sedang tertidur enak dikasur.

"Kak Fakhri bangun udah pagi"

"Kak" ucap Kia sambil menepuk tangan Fakhri.

"Kak bangun"

Fakhri yang merasa tidurnya terganggu mulai membuka matanya.

"Kenapa?"

"Bangun kak, udah pagi. Hari ini kan sekolah"

Fakhri bangun dari tidurnya dan berjalan kearah kamar mandi. Kia, perempuan itu mengambilkan semua keperluan Fakhri dan meletakkannya diatas kasur.

Fakhri keluar, dia melihat semua perlengkapannya sudah rapih diatas kasur lalu tersenyum tipis. Sangat tipis.

"Kak, sarapan dulu. Udah aku buatin nasi goreng" ucap Kia

Fakhri berjalan didepan Kia, mendudukan tubuhnya dikursi. Memakan makanan yang ada di meja.

Enak.

Tidak ada rasa asin ataupun pedas. Rasanya pas, sama seperti masakan bundanya setiap pagi.

Fakhri sudah selesai dengan sarapannya. Dia berjalan mengambil tasnya disusul Kia dibelakang melakukan hal yang sama.

"Kak Fakhri" panggil Kia pelan, Fakhri menoleh seraya berkata "apa?" tapi tidak mengeluarkan suara.

"Aku nebeng ya kak"

"Nggak" ucap Fakhri sambil berjalan kearah pintu "naik taksi aja sana"

"Yaudah kalau nggak boleh ya nggak apa-apa aku naik angkot aja, kalau naik taksi uang saku ku nggak cukup" ucap Kia  didepan Fakhri sambil tersenyum, tiba-tiba Kia mengambil tangan Fakhri lalu dia menyaliminya seperti saat dia bersama kedua orang tuanya.

"Aku berangkat duluan ya, hati-hati dijalan kak" ucap Kia sambil membuka pintu apartemen milik Fakhri.

Fakhri laki-laki itu masih diam ditempatnya.

"Bego harusnya gue yang bilang begitu" gumam Fakhri saat Kia sudah hilang dari pandangannya.

****


Jangan lupa vote dan komennya:)

See you on the next chapter:)

Bekasi, 15 oktober 2018.

Remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang