1.2

1.9K 104 10
                                    

"Sus, pasien yang namanya Fakhri Raditya dikamar nomor berapa?" Tanya Kia panik sambil memainkan jarinya.

"206"

Kia langsung berjalan cepat menuju lift, ingin rasanya perempuan itu lari tapi tak bisa.

"Kia, hati-hati jalannya" ucap Ibu Kia yang berjalan dibelakangnya, Ibu Kia ikut karena waktu Kia telfon ayahnya sedang berada dirumah.

201, 202, 203, 204, 205 dan 206.

Mereka sudah sampai didepan kamar inap Fakhri, laki-laki itu sedang terbaring lemas di ranjang dengan senyumnya yang manis.

"Kak, kenapa bisa kayak gini sihhhh?" Ucap Kia sambil memegang setiap tubuh Fakhri, memastikan tidak ada luka selain dibagian tangan dan kaki.

"Gapapa, aku baik-baik aja" ucap Fakhri tersenyum dengan tangan yang mengelus kepala istrinya itu.

"Baik-baik aja gimana, kenapa bisa kayak gini? Ngebut-ngebut ya dijalan? Kan aku udah bilang jangan ngebut-ngebut"

Fakhri hanya tersenyum, lucu sekali istrinya jika sedang khawatir. Sangat menggemaskan.

"Kia, jangan omelin suami kamu, Fakhri kan lagi kesakitan masa diomelin terus sih" ucap Ibu.

"Tau ya bu, orang mah disayang-sayang"

Semua yang ada di ruangan tertawa, lucu sekali pasangan ini.

"Aku udah bilang bunda, nanti bunda sama papa kesini" ucapnya sambil duduk di kursi yang ada disamping ranjang suaminya.

"Apa yang sakit?" Tanya Kia dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Ki, gak usah nangis yaaa aku gapapa beneran" ucap Fakhri sambil tersenyum.

"Gapapa gimana, kepala kamu tuh diperban, kaki luka-luka, tangan patah, terus tadi kata susternya sempet pingsan. Masih mau bilang gapapa? Sebel banget aku"

"Iya iya, aku emang lagi gak baik-baik aja"

"Terus masih sakit? Apa yang sakit?"

"Pusing ni, kamu tiduran disamping aku coba biar aku gak pusing lagi" ucap Fakhri sambil memegang kepalanya.

"Itu mah kamu modus minta dipeluk" ucap ayah yang sedang duduk di sofa sambil bermain handphone.

"Stttt, ayah sama ibu aja sender-senderan tuh. Masa aku sama Kia gak boleh"

"Ya terserah kamu, emang mau tanganmu yang patah ketindihan badan Kia?"

"Tuh dengerin ayah, nanti kalau ketindihan malah tambah parah gimana? Emang mau?" Tanya Kia sambil mengupas buah yang ia dan keluarga nya bawa.

"Iya iya aku kalah"

"Loh emang dari tadi ada pertandingan?" Tanya Kia sambil memakan apel.

"Sayanggg, aku kan lagi sakit jangan mancing untuk berantem disini yaaa"

"I love you" ucap Kia sambil mengecup pipi suaminya.

"Tumben cium-cium" ucap Fakhri sambil tersenyum.

"Dih, bu lihat anakmu udah berani nyosor duluan" ucap ayah kaget.

"Untung ibu gak liat"

****

Halo temen-temennnn!!!

Jangan lupa vote sama komennn♡
Maaf ya kalau ada typo hehehe.

Sayang kalian semuaaa♡

Dadah sampai ketemu di part selanjutnyaa...

5/9/20

Remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang