1.1

2.1K 114 10
                                    

Hari pertama bekerja sangat melelahkan dan penghasilan yang didapat Fakhri cukup banyak.

Ini hari kedua dia bekerja, masih dengan semangat yang menggebu-gebu. Laki-laki itu sudah siap untuk bekerja, sementara Kia sedang menyiapkan kebutuhan yang harus laki-laki itu bawa.

"Ka, ada yang kurang gak barang bawaannya?" Tanya Kia sambil memberikan tas milik Fakhri.

"Powerbank udah kan? Dompet?" Tanya Fakhri sambil memakai tas nya.

"Udah semuanya" ucap Kia sambil menganggukkan kepalanya.

"Makasih sayangku" ucap Fakhri sambil tersenyum manis.

"Ga jelas"

"Salting nih" ucap Fakhri sambil menahan senyumannya.

"Bodo amatttt" ucap Kia sambil berjalan ke dapur tapi dengan senyum yang merekah di bibirnya.

"Dih kaburrr" ucap Fakhri sambil tertawa

"Orang aku mau cuci piring"

"Kan piringnya udah dicuci sama aku" ucap Fakhri sambil tertawa, "sini sayang, gak usah salting gitu. Aku mau berangkat nih" sambungnya sambil tersenyum.

Kia berjalan ke ruang tamu, "ya kamu sih ngeselin banget pagi-pagi"

"Jangan ngambek ya, nanti siang mau aku bawain apa?" Tanya Fakhri sambil memeluk Kia.

"Bawain rujak ya" ucap Kia sambil menatap Fakhri yang lebih tinggi darinya.

"Oke" ucap Fakhri menganggukkan kepala sambil tersenyum manis, "aku berangkat dulu ya, kalau ada apa-apa langsung kabarin" sambung Fakhri.

"Iya kak, hati-hati dijalan ya" ucap Kia sambil tersenyum.

**

Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah enam sore tetapi Fakhri belum saja pulang, siang hari pun laki-laki itu tidak pulang kerumah.

"Ki, maaf ya aku gak bisa pulang soalnya aku dapet orderan jauh banget nih" ucap Fakhri ditelfon.

Hari sudah mulai gelap, adzan magrib juga sudah berkumandang tetapi laki-laki itu belum juga pulang kerumah.

"Ka Fakhri mana sih, kok gak ngabarin aku. Sibuk banget kali ya, tapi masa iya gak bisa telfon atau sms sebentar aja, kerjanya kan juga pake handphone" ucap Kia sambil mengambil minum di dapur.

Kia sangat khawatir dari tadi kerjaannya hanya mondar mandir di depan televisi.

"awas aja kalau dia udah sampai rumah, aku marahin karena gak ngabarin seharian" ucap Kia dalam hati.

Kringg kringggg

Handphone Kia bunyi, mungkin itu telfon dari suaminya, benar saja nama Fakhri tertera di layar handphone Kia.

"Assalamualaikum, Ka Fakhri dimana sih? Kok gak pulang-pulang"

"Waalaikumsalam, apa benar ini istrinya Pak Fakhri?" Ucap seorang perempuan, tapi tunggu kok suara perempuan.

Terus ini suara siapa? Gak mungkin Ka Fakhri punya selingkuhan kan. Pikirannya sudah kacau, mana mungkin Ka Fakhri selingkuh dibelakangnya. Gak mungkin, pasti gak mungkin, tapi ini suara siapa?

"I-iya benar, ini siapa? Ka Fakhri dimana?" Ucap Kia dengan perasaan yang sudah tak enak.

"Saya Meli perawat rumah sakit cempaka, Pak Fakhri mengalami kecelakaan dan sekarang berada dirumah sakit cempaka bu"

Kia lemas, suaminya kecelakaan? Kok bisa? Apa parah? Gimana keadaan sekarang? Kok aku gak tahu.

Kia menangis, "saya akan kesana sekarang"

Perempuan itu menundukkan kepalanya, "Kia gak boleh nangis, Kia kuat. Aku harus telfon ayah " ucapnya sambil mengapus air mata.

"Assalamualaikum ayah"

"Waalaikumsalam Kia, Kia kenapa? Habis nangis ya? Ada masalah apa?"

"Yah, tolong anter aku kerumah sakit. Kak Fakhri yah, Ka Fakhri kecelakaan" ucap Kia masih saja menangis.

"Kia gak boleh nangis, ayah kesana sekarang habis itu kita kerumah sakit"

*****

Halooo!!!
Apa kabar semuanyaaa?
Semoga baik-baik aja yaa.

Jangan lupa vote sama komennya♡

Maaf kalau ada typo yaaa hehehe, tungguin Fakhri sama Kia terusss!!!

Oh iya jadi gimana masih seru gak ceritanya?

Oh iya jangan lupa baca cerita ku yang lain♡

27/08/20

Remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang