duapuluhdua

120 10 0
                                    

10.23 am













































guci itu— tempat dimana abu kremasi milik huang yixang sudah terpajang di balik kaca, di tempat yang seharusnya. ada foto gadis huang itu serta beberapa bunga palsu menemani guci yang kesepian.

beberapa orang sudah pergi dari sana, hanya tersisa huang renjun, watanabe haruto, park jisung, kim doyoung, dan jae park— yang mengawasi jisung dari kejauhan. yoon jisung menunggu di dalam mobil, tempat parkir lebih tepatnya.

renjun masih menundukkan kepalanya, ia terlalu lemah untuk menatap guci yang nyatanya ada abu kremasi sang adik di dalam sana. terlalu cepat untuk yixang pergi.

renjun hanya bisa mengusap kaca tanpa mau melihat ke arah guci. lalu pemuda huang itu membalik tubuhnya dan menatap orang-orang yang pernah dekat dengan sang adik.

"kalian pulang sana. jangan lupa jaga kesehatan dan.." renjun menggantungkan kalimatnya. "hati-hati di jalan."

renjun melangkah pergi meninggalkan ketiga pemuda yang masih mematung di tempatnya. tak lama, salah seorang dari ketiga pemuda itu memanggil renjun.

"bang renjun."

renjun berbalik dan manatap park jisung— oknum yang memanggil renjun.

"apa?"

"nanti ada acara rumah duka?"

renjun tertawa miris, bagaimana dia bisa lupa?

"ada. cuma kalian bertiga aja ya yang dateng, nanti delivery makan aja. bye, gua balik."

renjun melambaikan tangannya sebelum meninggalkan ketiga pemuda itu. jae park yang mengawasi dari kejauhan tak sengaja berpapasan dengan renjun. renjun ignore jae park, sebenarnya renjun liat jae park. tapi dia udah keburu males dan cuma liat sekilas aja.

sedangkan jae park terus menerka-nerka bahwa orang yang menatap sekilas ke arahnya tadi adalah saudara dari teman jisung yang meninggal.

"hyung, mau sarapan? aku yang teraktir deh. hyung kan belum sarapan sejak pergi ke sini." ajak haruto sambil merangkul doyoung.

doyoung menatap haruto dan ia hanya menjawab dengan anggukan. sedangkan jisung masih menatap ke arah kaca— tempat di mana guci abu kremasi yixang di balik sana.

"jisung hyung mau ikut sarapan juga?" ajak haruto.

"ga usah, makasi. kalian hati-hati di jalan."

jisung menolak ajakan haruto tanpa menatap mata pemuda kelahiran jepang itu. haruto hanya mengangguk dan mengajak doyoung keluar dari sana. mencari tempat untuk mengisi perut mereka berdua - doyoung dan haruto -.

jisung yang tadinya menatap guci abu kremasi milik yixang, kini beralih menatap pergelangan tangan kirinya. di sana ada gambar kupu-kupu yang di gambar oleh yixang. gambar dan nama yixang nyaris menghilang.

sekarang jisung hidup selayaknya zombie. jae park kalah dalam mengambil hak asuhnya, dan sekarang? satu-satunya alasan ia untuk hidup sudah pergi untuk selamanya.

jisung yang masih sibuk menatap gambar kupu-kupu di lengan kirinya terkejut. jae park tiba-tiba merangkulnya dan menatap guci abu kremasi yixang serta melihat gambar kupu-kupu di lengan kiri adiknya.

"ayo pulang."

"pulang ke mana? kalau pulang ke rumah tempat papa gua ga mau. itu bukan rumah, tapi neraka."

jae park yang mendengar kalimat itu langsung menurunkan lengannya, ia tak merangkul jisung lagi. tubuhnya lemas. jisung sepertinya sudah putus asa. firasat jae juga tidak enak tentang adiknya.

Maniac | Park Jisung [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang