Levin menatap istrinya yang tengah mabuk dengan membawa banyak sekali barang belanjaan. Istri yang selama ini pendiam, selalu memakai baju aneh, penakut, berubah menjadi se bar-bar ini.
Bahkan Tania diantar pria asing yang Levin tebak wanita itu temui di bar. Beruntunglah pria itu tidak merampoknya atau melakukan sesuatu yang jahat.
Pria itu berbaik hati mengantarkannya. Tapi tetap saja, apa yang membuatnya berubah secepat ini? Padahal pagi tadi Tania masih menjadi wanita pendiam dan aneh seperti biasanya.
Yang membuat Levin lebih terkejut adalah pakaian yang Tania kenakan. Gaun yang begitu sexy mengekspos dadanya. Mengekspos pahanya yang begitu mulus. Dan itu bukan kebiasaan Tania.
"Kamu kenapa sih?"
"Kamu siapa? Kamu mau perkosa aku ya? Awas kalau kamu berani!" Teriak Tania sambil memukuli dada tegap milik suaminya.
"Tania kamu kenapa sih? Kamu tanya aku siapa?"
"Aku nggak kenal kamu!"
"Tania jangan merepotkanku lagi! Ayo masuk ke kamar dan ganti pakaianmu. Kamu mabuk!"
"Kamu pikir aku murahan? Biarin aku pulang! Kamu jangan kurang ajar suruh-suruh aku masuk kamar!" Racaunya.
"Iya ini kamu udah pulang! Kamu nggak amnesia kan? Jangan drama!"
Tania tertawa mendengar kata amnesia. Ia mengangguk-anggukkan kepala, lalu mendekap kedua wajah Levin untuk menatapnya lebih dekat.
"Kamu tampan sekali! Jadi mas tampan, kamu mau denger ceritaku tentang amnesia? Ini aneh, tapi benar-benar terjadi padaku!" Rengeknya sambil menghentakkan kaki. Tania juga menghambur ke pelukan Levin dengan manja dan agresif. Salah satu hal yang tak pernah Tania lakukan sebelumnya.
"Tadi aku bunuh diri karena suamiku selingkuh! Aku minum obat banyak banget, terus pas aku bangun, aku nggak inget apa-apa. Aneh kan? Tapi itu beneran! Aku nggak ingat siapapun."
"Bunuh diri? Jangan ngaco deh! Kalau kamu nggak inget apa-apa, kenapa kamu tahu kalau kamu bunuh diri?"
"Sini aku tunjukin."
Tania menarik Levin untuk duduk di sebuah sofa. Ia membuka tas yang di pakainya, lalu mengeluarkan sebuah kertas surat wasiat yang Tania tulis sebelum bunuh diri.
"Aku tahu karena aku baca itu."
Levin meremat surat itu lalu membuanganya ke tempat sampah. Antara percaya dan tak percaya. Apa mungkin ini hanya akal-akalan Tania saja supaya ia iba? Entah, mungkin saja iya. Dirinya terlalu memperlakukan Tania dengan begitu buruk selama ini. Padahal pernikahan ini juga bukan salahnya.
Melihat Tania berpenampilan seperti itu, Levin baru menyadari bahwa istrinya sangat cantik. Ternyata di balik bajunya yang selalu kedodoran, terdapat tubuh yang sangat indah. Ahh tidak Levin! Kamu tidak akan jatuh cinta dengan wanita aneh sepertinya.
Jika bukan karena orangtuaya merasa bersalah telah menabrak orangtua Tania hingga meninggal, ia tidak akan mau menikah dengannya, di jodohkan dengan Tania. Levin memiliki seseorang yang ia cintai.
Levin menikah dengan Tania hanya untuk menebus rasa bersalah orangtuanya. Tidak ada hal lain.
"Udah jangan ngaco, sana tidur."
"Jangan-jangan kamu suami aku ya? Si Levin bangsat itu? Dasar bajingann...!!!" Teriak Tania sembari melempar Levin dengan heels yang batu saja ia beli.
"Dasar bajingan! Bangsat! Bahkan monyet aja jauh lebih lucu dari pada kamu!" Teriaknya masih dengan melempari Levin dengan barang random yang ada di dekatnya.
"Tania jangan gila!"
"Dasar keparat!!!"
"Tania!!!" Teriak Levin sambil meraih kedua pergelangan tangan istrinya. Mencengkramnya dengan sangat kencang. Biasanya Tania diam saja saat disakiti. Tapi sekarang...
"Sakit bodoh! Dasar babi!"
"Tania kamu kesurupan apa sih? Kamu kenapa?"
"Kamu memang bangsat, tapi kamu tampan. Ahh aku jadi bingung." Lirih Tania sembari memeluk Levin dengan manja, lalu pinsan tak sadarkan diri.
"Astaga wanita ini!" Desis Levin sembari menggendongnya menuju kamar. Mengganti bajunya dengan piyama, lalu beranjak meninggalkannya.
Apa selama ini ia sudah keterlaluan dengan menyakitinya?
Levin menatap beberapa pil yang berceceran di lantai kamar wanita itu. Apa Tania beneran bunuh diri?
*****
Levin
Tania
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Wife
RomansaTania terbangun dalam kondisi lupa segalanya. Ia menemukan sepucuk surat yang ia tulis sendiri, serta obat yang berceceran. Surat yang ia tulis ternyata berisi permintaan maafnya kepada sang suami yang telah berselingkuh. Mereka menikah karena di jo...