Part 5

31.3K 2.3K 40
                                    

"Kamu beneran nggak inget mama sama papa?" Tanya Erna dan Dimas yang merupakan ayah dan ibu mertuanya.

Tania geleng-geleng sambil meremat jari-jarinya. Erna pun segera memeluk menantunya sambil menatap tajam ke arah Levin.

"Levin kamu apain menantu mama?"

"Levin nggak... "

"Diam dulu kamu Vin! Apa selama ini Levin memperlakukan kamu dengan buruk?" Potong ibunya sambil mengusap kepala Tania dengan penuh kasih sayang.

"Levin selingkuh ma! Dia cium-ciuman di depan aku. Dia bawa wanita kerumah, Levin jahat! Tania benci sama Levin." Isaknya di pelukan Erna, sambil menjulurkan lidah ke arah Levin.

"Kamu masih berhubungan sama Viola?"

"Ya dia pacar Levin!"

"Putus, atau papa cabut semua fasilitas kamu. Cari sana pekerjaan sendiri di luar perusahaan." Ancam papanya yang membuat rahang Levin mengeras.

"Ayo sayang, mama mau ngomong sama kamu berdua." Ajak Erna sembari menuntun Tania ke dalam kamar.

Setelah kepergian mereka Dimas menatap putranya tajam. Ia tidak mengerti kenapa putranya sulit sekali di nasehati. Tania wanita yang cantik dan baik. Apa susahnya belajar mencintainya?

"Kita sudah merebut kebahagiaannya Levin. Orangtuanya meninggal karena papa menabrak mereka. Dia sebatang kara. Apa susahnya kamu belajar mencintainya?"

"Pa, ini pemaksaan!"

"Kamu mau menikah dengan wanita yang cuman morotin uang kamu?"

"Tania juga! Papa tau nggak dia belanja habis miliyaran kemarin?"

"Tania berbeda. Dia belanja pake uang kamu baru sekali ini aja kan? Papa lihat dia ada perubahan dalam penampilan. Apa salahnya dia merubah penampilan? Dia istri kamu sekaligus menantu yang kami harapkan. Tidak seperti pacar kamu." Cibir Dimas sembari beranjak meninggalkannya.

Levin muak dengan mereka semua. Ia pun meraih ponsel, lalu mengeklik nama 'sayang' untuk di telponnya. Ia harus meminta maaf kepada Viola karena Tania berkata kasar tadi.

****

Erna mengusap-usap rambut menantunya yang sedikit bergelombang. Menatap semua pakaian yang ada di kopernya dengan seksama. Apa benar ini semua punya Tania? Alat-alat make-up yang lengkap, catokan, hairdryer, dan keperluan wanita lain yang selama ini tidak pernah Tania miliki.

"Akhirnya kamu dengerin saran mama buat berubah. Kamu cantik banget sayang! Kalau begini, mama yakin Levin nggak bakalan berpaling."

"Mama pernah kasih tau Tania?"

"Kamu bener-bener lupa semuanya ya?" Tania angguk-angguk menadapat pertanyaan itu. Ia tidak berbohong, ia benar-benar lupa. Entah apa yang sedang terjadi padanya sekarang.

"Mama nggak ngerti apa yang terjadi sama kamu. Kenapa tiba-tiba kamu lupa seperti ini. Tapi satu hal yang harus Tania ingat, mama sayang sama Tania. Mama udah anggap Tania seperti anak sendiri. Jadi jangan berpikir bahwa Tania sendirian ya?"

Tania pun meneteskan air mata sembari memeluk wanita paruh baya itu. Pelukannya terasa tulus dan hangat. Tania jadi merasakan kehadiran seorang ibu karenanya.

"Kenapa orangtua aku meninggal ma?"

Erna menutup mata ketika mengingat kejadian naas hari itu. Dimana ia dan Dimas tak sengaja menabrak sepasang suami istri yang sedang berjualan bakso di pinggir jalan. Kasus ini tidak pernah terungkap karena ia dan Dimas melenyapkan semua barang bukti dengan uang. Sebagai menebus rasa bersalah, mereka mengangkat Tania sebagai menantu dan berpura-pura menjadi teman orangtuanya.

"Kecelakaan. Orangtua kamu kecelakaan saat berjualan. Kami adalah teman orangtuamu."

"Lalu... perjodohanku dengan Levin?"

"Kita sudah sepakat menjodohkanmu dengan Levin sejak kalian kecil. Levin akan segera mencintaimu. Percayalah sama mama ya? Tania juga jangan terus diam seperti dulu. Mama selalu bilang Tania punya hak atas Levin karena Tania Istrinya kan? Usir semua wanita yang menganggu kebahagiaan kalian."

"Kalau Tania menyerah?"

"Mama nggak bisa berkata apa-apa. Kamu inget nggak mama pernah kasih kamu kunci rumah, sertifikat, sama uang tabungan? Kalau memang kamu nggak kuat sama sikap Levin, kamu bisa mulai hidup baru kamu sendiri. Tapi sayang, kalau bisa kamu bertahan. Jangan pernah menyerah. Pertahankan apa yang sudah menjadi milikmu."

Tania tidak ingat hal itu. Tapi setidaknya ia punya rumah dan uang jika ingin bercerai. Ia punya pegangan. Namun... Tania juga tidak siap hidup sendiri.

Sedangkan Erna terus memeluknya erat. Separuh dari harta kekayaannya memang telah di atasnamakan Tania. Separuhnya lagi atas nama Levin. Jadi jika nantinya ia dan Dimas meninggal, hidup Tania tetap berkecukupan. Levin tidak bisa semena-mena padanya.

"Tania akan coba ma. Tania akan usir semua wanita itu. Mama lihat saja nanti. Viola itu sangat menyebalkan."

"Mama senang kamu berubah seperti ini. Satu lagi, kalau kamu mau Levin nggak bisa berkutik, kamu harus hamil."

"Hamil?" Mata Tania membola.

"Kalian pernah bercinta?"

"Ber.. cinta?" Ujarnya sambil menganga.

"Kamu harus bercinta sama Levin."

"Tapi Tania takut!"

"Kamu nggak mau Levin diambil orang kan? Goda dia! Buat dia bercinta denganmu. Kamu harus hamil."

*****

Mysterious WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang