Chandra dan Aca tengah berada di toko bunga, Aca tengah mencari bibit bunga untuk dia tanam di taman atap kamarnya."Kira-kira ada bibit bunga rafflesia nggak ya mbak" tanya Chandra kepada penjaga toko tersebut.
Aca langsung memukul pelan lengan Chandra " Jangan ngaco kamu "
"Hehehe kalau beneran ada nanti saya beli deh" kata Chandra yang mendapat gelengan dari penjaga toko.
Aca masih mondar-mandir memilih bibit bunga tersebut, dia bingung karena menurutnya semua bagus. "Ini mau cari bibit bunga apa si?" tanya Chandra yang mulai lelah karena dari tadi hanya bolak-balik di depan etalase tempat bibit bunga
"Nggak tau" jawab Aca santai dan masih mengamati bibit-bibit tersebut
"Yaah,,kenapa kamu nggak nentuin mau beli bibit bunga apa dari rumah" sungguh Chandra syok, jadi dari setengah jam yang lalu bolak-balik di dalam toko tapi nggak tau mau beli apa.
"Ck cowok tu ya kalau di ajak belanja pasti selalu kayak gini, ya sabar ini juga lagi mikir mau beli yang mana"
"Bunga mawar aja gimana cantik tuh kayak kamu darling"
"Ihhh bagus banget,eh tapi di rumah udah da bunga mawar, kayaknya nggak deh"
Chandra menghela nafas "hadeeh,kalau kaya gini kapan selesainya" batin Chandra
Setelah hampir 30 menit akhirnya Aca menemukan bunga yang iya mau.
"Loh tadi katanya nggak mau bunga mawar, terus ini?" tanya Chandra heran saat melihat Aca mengambil salah satu bibit mawar.
"Nggak apa-apa lah itung-itung buat nambah koleksi kan"
Chandra ngebung untuk beberapa saat, mulutnya sampai terbuka. "Hey ayo mau pulang nggak?" tanya Aca membuyarkan lamunannya.
Chandra masih tidak paham dengan jalan pikir para kaum wanita. " Sabar Chan inget ini cewek loe" batin Aca.
"Ke kosan kamu dulu ya?" kata Aca sambil memeluk Chandra diatas motor.
"Hayoo mau ngapain my darling?" goda Chandara lalu menggoyangkan tangan Aca yang ia genggam.
"Mau bercocok tanam lah"
"Hah ayolah gas keunn haha"
"Apaan sih kamu gausah aneh-aneh deh pikirannya"
"Hahaha bercanda sayang, peluknya yang bener dong". Aca langsung mengeratkan pelukannya dengan satu tangannya yang di genggam Chandra.
~~~~~~~~
"Astaghfirullah anj*ng" teriak Chandra terkejut setengah mati saat masuk kosannya.
"Heh itu kucing bukan anjing" kata Aca
"Eh iya lupa,, Jeno!!setan!! dimana loe" teriak Chandra menggelegar.
"Apaan sih item ganggu gue tidur" kata Jeno dengan suara serak khas orang bangun tidur dan muka bantalnya.
"Loe liat tu anak loe hampir buat gue jantungan, lagian ngapain si tuyul nangkring di atas pintu gada kerjaan banget"
"Heh namanya ucul ya bukan tuyul,,gue udah slametan pake nasi tumpeng tuju warna loe malah asal ganti nama anak gue aja" jawab Jeno tidak terima karena anaknya disama-samakan dengan tuyul."Gausah gegaya loe, alergi bulu tapi sok-sokan pelihara kucing"
"Heh dari pada loe pelihara ayam mana namanya Renyah lagi, gila emang"
"Weh diskriminasi nama hewan ini, gue kasih nama ayam gue Renyah itu juga ada maknanya karena setiap kali dia berkokok beeh renyah banget suaranya"
"Besok-besok loe daftarin ayam loe di dangdut academi, suara berisik kayak gitu loe bilang renyah"
"Chan" panggil Rehan
"Apa setan!"
"Lohh kok ngamok,gue panggil baik-baik juga sialan" jawab Rehan tak kalah ngegas pula
"Ohh sorry-sorry, gue kira loe Jeno"
"Itu bilangin noh si nenek lampir, dia pakek pisau buahnya Nahel buat nanem bunga di depan.bukan gimana gue yang pernah pinjem pisau buahnya terus nggak sengaja buat potong bawang aja Nahel marah gimana itu buat gali tanah coba".
Masih bisa Rehan ingat betapa seramnya Nahel yang marah saat mengetahui pisau buahnya tidak sengaja untuk memotong bawang, lah apalagi ini untuk menanam bunga.
"Seriusan loe?" tanya Jeno tidak percaya yang langsung diangguki oleh Rehan
Pasalnya dia juga tau betapa seramnya Nahel saat marah, karena dia juga sempat membuat Nahel marah dengan tidak sengaja menumpahkan minuman diatas notebook Nahel. Dan Jeno bersumpah tidak akan membuat Nahel marah lagi, karena itu lebih seram daripada Rehan saat marah.
"My darling" panggil Chandra
"Kenapa" jawab Aca yang masih sibuk menggali tanah dengan pisau milik Nahel.
"Udah stop galinya, jangan pakai pisau ini lagi"
Aca menghentikan kegiatannya "Kenapa emangnya?" tanya Aca heran.
"Itu pisau buahnya Nahel sayang nanti dia marah gimana"
"Tadi waktu aku tanya boleh pakek apa nggak kamu ngagukin kepala"
"Hah kapan?" tanya Chandra bingung
"Waktu kamu sama Jeno debat masalah si ucul sama si renyah".
"Yaudah tapi ini udahan ya pakek pisaunya"
"Nanggung tapi ini"
"Emangnya kamu nanem bunga apa?" tanya Chandra dengan diam-diam mengambil pisau yang di genggam Aca
"Bunga matahari, tadi aku beliin buat kamu soalnya cocok banget sama kamu''
"Hmm waaah makasih my darling, yaudah masuk yuk dilanjut besok aja"
Chandra buru-buru menggandeng Aca untuk masuk, dia beneran takut ketawan Nahel. Untungnya Nahel sedang tidak ada di kosan.
💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼💃🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Chandra || Haechan✓ (HIATUS)
RomanceMenceritakan bagaimana kisah seorang Chandra Danendra Wijaya untuk melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Mencoba untuk selalu terlihat kuat dan bahagia, walaupun jauh didalam sana dia adalah manusia yang paling rapuh