Nayara
Ketika keluarga besar dari ibu kumpul di rumah eyang,gak ada pembicaraan lain selain masing masing membicarakan anak kebanggaan mereka.
"Jaehyun,sekarang sudah jarang di rumah,jadi rumah sedikit sepi" Bapak berbicara dengan saudara saudara ibu.
"Hebat ya,dia sekarang sudah sukses"
"Dia bulan depan ada kegiatan di luar negri,dia juga baru saja dapat penghargaan dari pihak rumah sakit karena kinerja nya bagus sekali,saya sangat bangga dengan anak itu"
Ucapan bapak mendapat pujian dari saudara saudara dan sepupu ibu.
"Kalau adiknya bagaimana"
Pertanyaan itu membuat wajah bapak sedikit di tekuk."Anak itu lebih tertarik dengan seni,sekarang lagi cari inspirasi katanya buat gambar"
Bapak menjawab seadanya.Gue menunggu bapak melanjutkan bicaranya,berharap dengan bangga menyatakan beberapa pencapaian yang sudah gue dapat sejak pertama kuliah.
The best partisipan MABA fakultas seni, no.1 Meaning art, jadi salah satu dari tiga orang dari fakultas yang karyanya di pajang hingga dua minggu di museum.
Setidaknya salah satu dari itu ada yang bapak sebutkan dengan bangga di depan orang lain.
Gue pernah baca.
Orang sukses itu adalah orang yang bekerja dengan hobi mereka.
Setidaknya untuk saat ini,gue sudah sukses untuk menjalankan kewajiban menjadi seorang mahasiswa sekaligus menjalankan hobi sebagai pelukis.*
Setiap ada waktu luang gue selalu menyempatkan diri untuk singgah di tempat ini.
Sekilas dari luar tempat ini tidak ada bagus bagusnya,tapi bagi gue ini adalah tempat terbaik.Toko Ulum.
Tempatnya sedikit terpencil jadi jarang ada orang yang menemukannya. Toko ini menjual berbagai alat seni bekas maupun baru,beberapa lukisan terpajang dan di ganti pemiliknya setiap minggu,saking jarangnya ada yang berkunjung ke toko ini beberapa barang di toko sudah berdebu walaupun Ko Hasim pemilik toko rutin membersihkanya setiap hari.Gue memandang beberapa lukisan baru yang terpajang ,melihat lihat adakah kuas kualitas premium bekas yang bisa gue beli dengan harga terjangkau.
"Loh kamu?" Gue terkaget Dengan tepukan pelan yang mendarat di pundak gue.
"Eh pencari jati diri"gue menujuk wajahnya tanpa rasa bersalah.
Duh mulut mulut.
"Eh Jaemin maksudnya" gue nyengir kuda berharap dia gak tersinggung dengan ucapan gue.
Dia sedikit tersenyum sambil Menggangguk."Nyari apa lo?" kok kesananya gue pemilik toko sih.
"Senar gitar" Dia mengangkat tangan kanan dan memperlihatkan apa yang dia cari."Senar lo putus?"
Tanya gue berusaha bersikap santai.
"Gak putus sih,cuman jaga jaga aja buat manggung"
Beda dengan pertama kali kita ketemu,Ternyata dia gak se introvet yang gue kira."Jarang loh ada yang tau tempat ini" gue memandang sekeliling toko,benar,hanya gue dengan dia yang ada di sini.
"Iya" caranya menjawab membuat gue tau Kalau ini bukan kali pertama dia datang kesini.
Dan hadirnya dia disini bukan ketidak sengajaan menemukan toko ini.
"Ini langganan gue beli senar,walaupun dari luar tokonya terlihat biasa aja,tapi barangnya Berkualitas dan harganya lebih murah dari tempat lain" di beralih ke samping gue, mengambil salah satu kuas di sana.Gue masih sibuk memandangi sosoknya.
samar samar gue mencium aroma tubuhnya, wangi blubery jelas mengetuk indra penciuman gue."Ngomong ngomong makasih sama jawaban lo kemarin"
"Caranya gimana?"
"Cara buat nyaman dengan diri kita yang penuh masalah gimana?"
"Kalau kesel Marah,kalau capek berhenti,kalau sedih nangis,kalau bahagia ketawa,kalau sakit obati"
"Lakuin apa yang diri lo mau,tapi jangan menyesal"
"Makasih karena sudah menyadarkan gue"
Gue menatap matanya intens,melihat bagaimana tulusnya ucapan terima kasih itu.
"Sama sama"
Jawab gue cepat."Siniin Hp lo" keningnya mengerut heran.
"Buat apa?"
"Siniin cepat"
Gue menggoyang goyangkan telapak tangan di udara.Dia mengeluarkan benda pipih itu dari kantong celananya.
Gue menuliskan sesuatu di daily mood hapenya.
'Gapapa gak bahagia hari ini'
'Besok janji buat bahagia'
Bue memberikannya kembali.
"Lo nulis apa?" Dia mengotak atik hapenya dan sepertinya dia belum menemukan perubahan yang gue buat.
"Nanti aja liatnya"
" Gue balik duluan yah.." Gue berjalan meninggalkan dia,membayar barang di tangan gue dengan wajah tersenyum."Oh iya..kalau lo butuh sesuatu telfon gua aja"Gue sedikit berteriak karena posisinya yang udah semakin jauh,Mengarahkan tangan ketelinga takut dia gak dengar.
Gue juga sempat menyimpan nomor hape gue di sana.
Dia masih setia berdiri di sana,dengan senyuman yang sudah sedikit lebih nyaman terbingkai di wajahnya.
#note
Selamat tanggal 24 buat kalian yang menanti hari esok..
Disini gue sedikit menyampaikan pesan sama diri sendiri sih..
Gapapa gak bahagia hari ini.
Tapi besok janji harus bahagia.Karena bagaimana pun,kebahagiaan itu sifatnya alami.sekalipun lo mau bahagia tapi gak ada yang membahagiakan,kesannya jadi makin menyedihkan.
Yaudah bye gue lagi sedih hp gue rusak🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay_ (NOMIN)✔️
FanfictionTidak apa apa untuk terus disakiti. Typo bertebaran! TW: ending Markmin!! (BxB)!!!!