---5(terkenang)

372 10 10
                                    

Ada Suprise Di Akhir!!!!
BACA YAAA!!

Tw: Markmin

Bunda

Saya tidak tahu harus bersyukur seperti apa agar sepadan dengan kebahagiaan yang Tuhan berikan kepada saya saat ini.

Jaemin selalu menjadi anak yang baik sejak dulu,tidak heran mengapa anak saya begitu berani untuk jatuh sejatuh jatuhnya pada sosok di hadapan saya ini.

"Masakan bunda gada tandingannya sejagad raya deh"

"Ah lebay kamu"

Senyumnya terukir indah,setidaknya sudah sedikit lebih nyata ketimbang beberapa tahun yang lalu.

"Jaem,ajakin adeknya dong main sama bunda juga,atau ajakin tinggal bareng juga sekalian"
Saya tau kalau perasaan jaemin kepada keluarganya masih sama.benci.

"Gausah bun,minjae mandiri kok"
Mulutnya terus terisi dengan telur tomat kesukaannya.

"Jaemin juga sering nengok dia di rumah"

"Jaemin..."

"Iya iya bund,besok jaemin bawa anaknya ke sini"
Saya tersenyum.

Saya tahu betul sifat asli anak ini.
Sebagaimana Pun bencinya dia dengan urusan keluarga,dia masih sering diam diam menjaga kehidupan adiknya dan mencari tahu tentang perkembangan Maminya di luar negri.

Saya tidak bisa memaksa dia untuk menjadi baik,menjadi baik untuk selalu mengalah pada keadaan.

Sama halnya dengan saya yang selalu memaksakan diri untuk menerima kepergian seseorang istimewa bagi saya sebanyak dua kali.
Terlalu Berbaik hati pada keadaan itu tidak baik. Tapi juga tidak begitu buruk.

Jeno pernah mengatakan sama saya dulu.
"Mami kalau mau sedih pasti punya dua pilihan kan, mami pilih deh yang mana yang bikin mami merasa paling menang dari keadaan"
Sekarang saya paham.

"Pilihan pertama mami nangis dan kalah sama keadaan,pilihan kedua mami bangkit dan keadaan yang kalah.."

"Tapi nangis buat kasih keadaan kesempatan buat menang juga gapapa sih,sekali kali hehe"

*
*
*

"Assalamualaikum Tan"

Sosok yang wajahnya familiar itu tersenyum canggung.
Sangat mirip dengan kakaknya,minjae juga punya sifat yang sopan dan lembut.

"Waalaikumsalam salam,sudah besar aja si ganteng"
Saya mengusap surai coklat gelap itu.

"Masa minjae kecil terus Tan hehe"

"Mandi Lo!".
Jaemin datang menepuk punggung adiknya.
"Jangan di temanin dulu bund,dia habis main bola,keringatnya iii..jijik"

"Paan sih bang"

Saya hanya tertawa,sedikit kembali kemasa masa anak tunggal saya yang sering di perlakukan seperti ini juga oleh Jaemin.

"Pakai kamar Jaemin aja Nak,kakakmu di kamarnya Bang jeno"
Kamar Jeno di pakai Jaemin sejak kami sudah berani untuk melepas dan memenangkan keadaan.

Itu baru saja terjadi beberapa bulan lalu.

Baru beberapa bulan lalu kami bisa menyebutkan namanya tanpa ada rasa yang di sembunyikan lagi.

* ** *

Jaemin

"Bunda kabarnya gimana sekarang?"

Gue gak tau sejak kapan gue mulai peduli dengan keadaan Bunda.

"Katanya tahun depan bakal balik ke indo,Papi juga kirimin alamat disana siapa tau mau jenguk"

It's Okay_ (NOMIN)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang