Jeno
Kamar yang tadinya sunyi sekarang mendadak ramai kaya pasar.
Mami,Minjae,Anak Dream,bang Mark dan cewek aneh;Nayara itu juga ada di sini.Haechan yang sedari tadi gelud dengan Renjun menambah suasana riuh.
Gue menatap wajah jaemin dengan senyum bak malaikatnya yang gak memudar dari tadi.
"Pantau terus bang"
Chenle yang duduk di samping gue mulai usil,pasalnya bang Mark dan Jaemin lagi ngobrol sambil ketawa-ketawa,dan mata gue gak bisa lepas dari Jaemin.
"Sewot aja lo,noh jisung urusin kena tikung mampus lo"
Gue bangkit menjauh dari dedemit itu,takut takut kalau chenle berbuat yang iya iya.
"Yeey..gue gadalah sama jisung!"
Suara cemprengnya hampir mengalahkan riuh kamar ini.
Gada pala lo,bilangnya gak ada tapi ngambeknya tiap jam kalau ada apa apa,ada gituyah sahabatan sampai acara gambekan kalau gak diturutin,jaemin perasaan gak gitu .Kepala gue sedikit pusing,gue keluar kamar untuk mencari udara yang lebih segar.
Mungkin ini efek karena kurang tidur sih,yaudah tinggal tidur aja entar juga balik.
Gue kembali masuk melihat keadaan yang masih sama,ribut.Jaemin melambaikan tangannya untuk gue mendekat,bang mark masih di sana duduk di ujung kasur jaemin,ada Haechan juga yang duduk di sampingnya.
"Kenapa?"
Tanya gue sambil mengusap kepalanya.
"Lo capek?naik sini tiduran"
Gue melirik bang mark gak enak dan si pudu yang gak berhenti batuk-batuk,sakit tuh anak?
"Gausah"
Tangan gue kembali mengelus kepalanya.
"Gausah malu Jen,kita gapapa kok,ayo bang kita cuss" Haechan menarik tangan bang mark untuk pergi sambil ketawa-ketawa.anjim tuh si pudu.
"Sini lo"
Jaemin kembali menarik lengan gue, kali ini gue gak menolak,ya mau gimana lagi gue juga rindu tiduran di kasur bareng dia.
Karena sebulanan gak pernah tiduran di kasur gue jadi merasa kasihan dengan tulang belakang gue yang jadi kampungan mendadak lupa rasa kasur.Tangan gue melingkar di pinggangnya,bodolah sama orang orang di sini,rindu gue belum terobati.
"Yeuh..ni bocah malah tiduran,kasian Jaemin nya"
Mami mencubit pantat gue.
"Gapapa Mi Jaemin yang nyuruh kok"
Gue tersenyum makin mengeratkan pelukan ke tubuh rampingnya.
"Sakit oy"
Jaemin memukul pelan lengan gue,mampus,bisa bisanya gue lupa kalau perutnya masih sakit.
Gue hanya melonggarkan pelukan gue.
"Kita semua mah ngontrak,dunia Milik Nomin doang" -Nayara"Modus lo Samoyed" -Renjun.
"Makan tuh sahabat, ada gitu yah bang sahabat pelukan gitu,itu mah pacar"- Haechan dengan suara menyebalkannya.
Semua orang tertawa mendengar celutukan haechan.gue merasakan jaemin juga ketawa karena tubuhnya bergetar.
Gue cuman mengaminkan dalam hati kalau kalau Jaemin udah kasih lampu hijau.Doain aja biar cepat dapat kepastian
(. ◜‿◝ )
Jaemin
Gue menatap lengan yang melingkar di pinggang gue,lama lama bosan juga kalau harus di sini terus,katanya gue baru bisa pulang tiga hari ke depan kalau beneran udah gak ada keluhan lagi.
"Jen" sekitar dua jam lalu orang orang sudah pada pulang,jadi sekitaran itu juga Jeno udah tidur.
Separuh wajahnya tersembunyi di pinggang gue,hidungnya yang mancung terlihat makin sempurna dari sudut ini.
"Jen gue mau ke kamar mandi"
Gue menggoyang goyangkan bahunya pelan sampai suara lenguhan terdengar dari bibirnya.
"Mau pipis ya?" Dia langsung bangun dari kasur,menarik pelan lengan gue dan membantu gue untuk jalan dengan infus di tangan kanan."Yang lain udah pulang?"
Gue mengangguk menanggapi.
"Dari tadi"
Dia mengangguk angguk ,gue duduk di atas kloset sembari dia benerin infus gue buat di gantung.
Dia kemudian membasuh wajahnya pandangannya ke gue lagi.
"Apa?Mau gue bukain celana lo?"
Mata gue membulat, pipi gue rasanya jadi panas,Gue menggeleng cepat,enteng banget sih mulutnya.
Senyum di bibirnya terbentuk.
"Canda sayang,yaudah gue keluar,panggil aja kalau udah selesai"
Tangannya terjulur ingin mengusak rambut gue,dengan cepat kepala gue menghindar."Jeen"
Suara gue kecil banget, tapi ternyata langkahnya terhenti dan kembali menoleh.
Dia mengangkat alis. gue menundukkan kepala,bingung mau ngomong nya bagaimana.
"Gue mau keramas" cicit gue pelan.
Sumpah ini rambut gue udah lepek banget,bau,berat,pokoknya gue udah gak tahan,pengen nangis aja rasanya.
"Hooh..bilang dong,kan gue gak tau"
Dia kembali mendekat ke gue.
"Ini udah bilang"
Gue makin menundukkan kepala,dan kemudian tangannya meraih dagu gue untuk menatapnya.
"Manis banget sih"Bibirnya kembali mendarat di dahi gue, lambat laun gue makin terbiasa dengan sikap jeno yang kaya gini ke gue, Kecupannya gak lagi asing,gombalannya,dan perhatiannya juga sudah sangat familiar di telinga gue.
*
*
*
Gue menggosok rambut yang basah,akhirnya kepala gue jadi ringan kembali."Sini gue bantuin" Jeno datang lagi mau mengambil handuk di tangan gue.
"Gausah ih, badan lo tuh masih basah juga"
Gue mendorong lengannya,menunjuk badannya yang terlihat masih basah walaupun dia udah pakai baju.Sebenarnya gue mau banget jalan jalan ke luar,ke taman kek atau ke mana gitu,sumpek gue di kamar mulu,tapi gak enak kalau mau minta Jeno bantuin lagi,gue udah ngerepotin dia banget.
"Mau keluar ya?"
Seakan bisa membaca pikiran gue matanya menatap gue lekat,gue dengan cepat menggeleng.
"Mau istirahat aja"
Gue bersiap membaringkan tubuh sebelum punggungnya sudah membungkuk di samping kasur gue."Naik cepet".*
*
Gue menatap sekitaran taman,entah apa yang ada di pikiran gue tapi gue bersyukur banget bisa menghirup udara lagi.
"Jangan ngelamun,kata susternya di sini banyak setan loh"
Bahu gue terasa berat ketika mahluk ini menyandarkan kepalanya.Sampai bosan mungkin kalian mendengar ini dari gue,tapi gue bersyukur banget dengan kehadiran sosoknya di hidup gue.
"Jaemin"
Gue mungkin terlalu bahagia,sampai lupa kalau masih ada satu hal yang lama gue tinggalkan untuk gak di bahas lagi.
"Bagaimana keadaan kamu"
Ini sudah hari terakhir gue untuk berada di rumah sakit ini selama sebulan lebih.
"Maaf ayah sama bunda baru bisa datang"Tidak apa apa karena gue memang gak pernah mengharap kedatangan mereka.
#note
(~ ̄³ ̄)~
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay_ (NOMIN)✔️
FanfictionTidak apa apa untuk terus disakiti. Typo bertebaran! TW: ending Markmin!! (BxB)!!!!