S25

227 19 1
                                    

Deep love2

Jeno

Sudah hampir sebulan,sejak pertama gue membawa ke sini,gak ada yang berubah,gue jadi merasa terbiasa dengan gak mandi sampai beberapa hari cuman untuk duduk menggenggam tangannya sambil menatap matanya.

Gak ada rasa jenuh di hati gue untuk menunggu dia.
"Jen makan dulu nak"
Mami datang seperti biasa,membawakan gue makanan dan baju ganti,mami cuman perlu datang sekali dalam sehari,gue juga kadang melarang dia untuk datang kalau lagi hujan.
Mami membantu gue untuk mengurus Jaemin,mengelap badan dan wajah jaemin supaya terlihat lebih segar.

"Kamu gak mau potong rambut nak?biar lebih segar,nanti Jaemin bunda yang jagain" Mami mengelus rambut gue yang makin memanjang.
"Gausah mi,Bau lo Mi rambut jeno,belum keramas"
Gue Memakan ayam geprek yang mami beli dengan malas,kasian kalau mami udah bawaain gue terus gak di makan.

"Makan lagi dong,badan kamu makin kurus gini,nanti kalau Jaemin liat marah lo dia"
Mami menegur gue yang menutup kembali kotak nasi itu.
"Nanti di makan lagi kok"
"Jeno mau mandi dulu"

Gue beranjak ke kasur jaemin mengusap Rambutnya yang juga makin panjang walau agak tipis.
"Sama Mami dulu ya?"

Gue merasakan mami menatap gue di belakang.

*
*
*

Jaemin

Gue merasakan tubuh gue pegal dan sulit bergerak,tapi tangan kiri gue terasa lebih hangat
"Jaem?bangun dong,rindu banget nih gue,kita belum jalan jalan loh"
Suara lirih itu terdengar samar di telinga gue,mata gue terasa sulit terbuka.
Gue berusaha menggerakkan jari gue.
Tangan gue juga ternyata basah.Jeno.
"Sayang?"
Gue merasakan tangannya.
"Iya gue disini"
Suaranya lembut tapi sedikit bergetar.
Gue gak melihat bagaimana ekspresinya karena terlalu silau.
"Silau"
Gue merengek waktu mencoba menyesuaikan cahaya dengan mata gue.

"Silau yah?"
Gue menganguk,kemudiaan gue merasakan kedua tangannya menempel di jidat gue.
"Coba buka pelan pelan"
Gue perlahan membuka mata,telapak tangan besarnya menghalau cahaya lampu yang hampir tepat di atas gue
"Udah"
Perlahan dia mengambil tangannya dari wajah gue. Matanya menatap gue intens gak lepas dari raut wajah bahagianya yang gak bisa tersembunyi.

Senyumnya hangat.

Cup!cup!
Gue kaget ketika tiba tiba jeno mengecup kedua mata gue.
Gue melirik dia,hampir tidak mengenali sosoknya yang sedang menggenggam tangan gue dan di arahkan ke bibirnya.
Tubuhnya kurus banget,wajahnya makin tirus,bawah matanya hitam juga rambutnya panjang dan tidak terawat.
"Makasih,makasih"
Jeno menggumamkan ucapan terima kasih berkali kali.
Hati gue menghangat saat wajahnya mendekat lagi dan mencium seluruh sudut wajah gue.
"Geli Jen"

"Tunggu bentar yah" gue melihat dia berlari keluar kamar kemudian berteriak.
"Suster!!Bang Jahee!!Jaemin bangun Bang!"
Selama apa gue tidur sampai keadaan jeno seperti itu.

Gue melihat dia kembali masuk.
"Itu ada tombol di sana, seharusnya kamu tekan aja gak usah teriak teriak"
Bang Jahe melihat gue sambil tersenyum.
"Gimana perasaan kamu,ada yang sakir?"

"Badan gue gak bisa gerak bang"
Bang jahe  berjalan ke sisi kanan gue,dan jeno di sisi kiri kembali menggenggam tangan gue.
"Wajar itu,kamu sebulan lebih di tempat tidur"
Gue tersentak kaget,gue sebulan di sini?.

"Untung ada Jeno yang setia banget sama kamu"
Jeno tersenyum membalas tatapan gue.
Beberapa suster yang datang setelah itu memeriksa keadaan gue.

"Makan dulu yah"
Jeno duduk kembali setelah suster dan bang jahe memeriksa keadaan gue.
Gue melirik dia yang mengaduk bubur di mangkok.
"Mau duduk?,bisa?"
Dia meletakkan bubur itu di nakas dan memegang punggung gue untuk bersandar.
"Mau baring aja tapi kasurnya tingginya di atur?"
Gue menggeleng,duduk lebih enak rasanya .
"Yaudah,g-gue suapin ya"

"Lo juga belum makan kan,gue juga gak mau"
Gue menahan tangannya yang siap dengan sesendok nasi.

"Habis lo makan gue makan,oke?"
Tangan gue tanpa sadar mengelus pipinya yang tirus.
"Gak makan berapa lama lo?"
Gue paling gak suka orang yang suka ngelewatin waktu makanya.
"Gue makan kok,cuman dikit,karena gak ditemenin lo"
Tangannya meraih tangan gue di pipinya.
"Habis lo makan,gue juga makan,janji,makan yang banyak deh gue"
Jarinya membentuk tanda pis.
Gue tersenyum dan sedikit mengangguk.

Selama jeno menyuapi gue, mulutnya gak bisa berhenti bicara tentang lucunya anak anak Dream yang sering meledek dia.
Dan jisung yang akhir akhir ini sering memanggilnya Jono.

"Ya lagian kenapa lo gak mandi sampai tiga hari juga?".
Gue menerima bubur dari jeno,rasanya seperti air,cair banget.
"Mau aja,biar kita samaan baunya"
Gue kembali tertawa.
Selama ini gue juga rindu dengan sosoknya,sosok dengan senyum paling hangat di dunia, senyumnya gak pernah bohong,karena kedua matanya selalu menghilang dan berubah menjadi garis melengkung.

"Jen"
Gue memanggil dia yang lagi beresin meja bekas dia makan.
"Kenapa,humm?"
Dia langsung mendekat dan mengusap kepala belakang gue.
"Sini" gue sedikit bergeser sambil menepuk ruang kosong di samping gue.
"Naik?"
Gue mengangguk cepat.
Kasur ini cukup luas,jeno juga makin kurusan jadi bisa gue duain.

"Peluk dong"
Matanya membulat mendengar permintaan gue.
"Lo gak mau--"
Bibir gue tersenyum ketika dia langsung menarik gue ke pelukannya, tubuhnya benar-benar berubah,gue bisa lebih jelas merasakan tulang tulangnya,tapi rasanya masih tetap sama,hangat,bikin nyaman.

"Rindu banget gue sama lo"
Ucapnya pelan dengan kepala yang bersandar di pundak gue.

Iya gue juga rindu jen

"Makasih karena sudah bertahan dan ngasih gue kesempatan lebih lama buat sayang sama lo"

Iya sama sama.

"Geli jen,lo ngomong gitu"
Gue merasakan pelukannya makin erat.
"Biarin"

"Perlu lo tau aja,kalau sayang gue ke lo itu banyaaaaaaaak banget,jadi gak bakal habis walaupun lo sering ngeledek gue"

"Yang penting gue sayang gue cinta terserah lo mau giamana,udah dapat kesempatan buat punya perasaan ini sama lo juga sebuah anugrah buat gue"

Bahu gue mulai lelah karena menopang kepalanya.tapi gue masih mau mendengarkan ucapannya.

"Pertemuan gue dengan lo gak pernah gue cap sebagai kebetulan,karena semuanya anugrah bagi gue,jadi kalau lo belum punya atau gak bakal punya perasaan ke gue lebih dari yang sekarang;sahabat,setidaknya izinkan gue untuk tetap selalu menyayangi dan mencintai lo,sampai tuhan mencabut anugerah ini buat gue"

Hati gue bergetar mendengar ucapannya,perasaan hangat menjalar ke seluruh tubuh gue.

Gue gak tau,seberat apa dan apa aja yang sudah dia lewati selama ini tanpa gue.
Tapi gue tetap akan berterimakasih yang sebesar-besarnya,karena gue percaya semua yang dia lakuin adalah demi gue.

"Makasih Jen"

"Sama sama sayang"


#note

Aku mau nebus yang kemarin kemarin sering telat update 💨💚💌

BTW aku ngasih ending spoiler lewat cover booknya🤡



It's Okay_ (NOMIN)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang