Jangan lupa jaga kesehatan And jangan lupa tinggalin jejak untuk men support karya" Pusponegoro ini.
Kevan merasa sangat beruntung hari ini, kaena ia hanya mengantarkan laundry-an ke satu rumah pelanggan saja. Tapi baju yang dibawa juga lumayan banyak, yaitu satu karung penuh. Ya benar, Kevan akan mengantar sekarung baju kebaya ini kerumah gadis bernama Laras itu.Setelah menempuh perjalanan yang tak terlalu lama, hanya sekitar 15 menit Kevan sudah sampai di kediaman Laras. Ia menekan bel rumah yang cukup mewah itu, rumahnya tingkat dengan dominan warna putih dan krem memberi kesan yang
cukup elegan pada rumah itu. Selang beberapa menit, pintunya pun terbuka menampakkan seorang gadis yang sudah rapi dengan setelan sederhana."Wah, mas Kevan kok kesini? Mau nguntit saya yaa? Atau mau nganterin saya ke kampus?" Tanya Laras penuh selidik namun dengan wajah yang menurut Kevan menjengkelkan.
"Kalo saya nguntit kamu, nggak mungkin mencet bel rumah kamu." Kata Kevan.
"Oh, berarti mau anter saya ke kampus?"
Kevan berdecak kesal. "Saya ini mau nganter laundry an kamu bukan tukang ojek." Kevan langsung meletakkan karung itu dihadapan Laras.
"Oh gitu ya, bantuin bawa masuk dong!" Ujar Laras yang kesusahan menyeret karung itu. Kevan dengan sigap membantu Laras sampai kedalam rumahnya.
Saat memasuki rumah Laras, Kevan dibuat takjub dengan interiornya yang sederhana namun terkesan mewah. Mendadak Kevan agak insecure.
"Emm, udah ya saya balik dulu."
Laras menahan lengan Kevan, membuat pria itu menoleh. "Ehee, nebeng lagi dong." Ujar Laras sambil cengengesan.
Kevan yang sedang tak terlalu sibuk pun mau-mau saja. Ia mengangguk. "Ya udah ayo."
Laras berjingkat riang. "Bentar ambil tas dulu." Ia langsung berlari kedalam kamarnya.
Setelah menutup pagar rumahnya Laras bergegas naik ke motor vespa itu. "Yeee, naik vespa lagii." Ujar Laras riang sambil bertepuk tangan seperti anak tk.
Kevan yang melihat tingkah Laras hanya merotasikan bola mata malas. "Kamu nggak ada motor ya?"
"Ada kok, cuma pengen naik vespa aja."
"Pengen naik vespa atau pengen dibonceng saya?" Ujar Kevan dengan tampang songong nya.
"Lah bisa songong juga ternyata, untung ganteng." Ujar Laras pelan tapi masih di dengar oleh Kevan.
"Emang saya ganteng." Oke kepedean Kevan sedang mode on sahabat.
"Percaya sihh, tapi bisa nggak jangan terlalu formal kalo ngomong?"
"Pake aku-kamu aja gitu, mas Kevan keliatan belum tua-tua amat kok." Ucap Laras saat vespa itu mulai melaju.
"Ngapain? Bukan pacar juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
J U A N G : KSJ
FanfictionTentang dia, keringat dan derai yang tersembunyi dibalik tawa. Kevano Bagaskara, si cowok humoris yang sering menangis. ⚠️Cerita berdasarkan pemikiran sendiri. Ps : REVISI setelah end.