Kalau kalian tanya apa yang berharga pada dirinya, Kevan akan menjawab semua yang ada dalam dirinya sangat berharga. Kevan tak mudah menyerah bahkan tak ingin menyerah saat ia masih dalam proses berjuang. Ia tak pernah menyalahkan takdir yang memberinya kisah sepahit ini, tapi dia percaya saat ia berusaha ia akan segera dapat menemukan bahagianya. Tapi adakalanya saat kita berjuang kita dapat kelelahan dan seperti yang Kevan rasakan sekarang. Dia sedang lelah, tubuhnya lelah karena bekerja terus-menerus dan Kevan ingin melepas sejenak penatnya karena mungkin besok-besok ia akan kembali jadi budak kerja.
Dan datanglah Laras, seperti penghilang penat. Akhirnya Kevan putuskan untuk meladeni gadis itu. Pagi sekali Kevan sudah tiba di depan rumah Laras, ia menekan bel rumahnya tapi sekitar 10 menit pagar itu tak kunjung dibuka juga. Lelah, Kevan memilih menghubungi Laras.
"Hmm, halo?" Suara Laras terdengar seperti orang bangun tidur.
"Ras, saya sudah didepan rumah kamu."
"Ngapain?"
Kevan memicingkan matanya. "Kamu lupa janji kamu kemarin ya Ras?"
"Janji apaan?" tanya Laras lagi.
"Ras, saya udah nunggu di depan rumah dari tadi loh. Coba ingat-ingat lagi."
"What?? Oh iya Laras lupa." Laras berteriak dan memekik kencang, membuat Kevan menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Bentar, aku turun dulu." Setelah berkata begitu panggilan pun terputus.
Beberapa menit kemudian pagar rumah itu terbuka menampilkan Laras dengan muka bantalnya. Laras menyengir kuda dengan mata sipitnya. "Ehe, maaf ya Laras lupa."
"Udah sana buruan mandi! Saya tunggu," ujar Kevan sambil bersedekap dada.
"Oke bos, masuk dulu lah mas."
Kevan pun ikut masuk dengan Laras, ia memilih menunggu diteras rumah karena merasa sungkan datang pagi-pagi. Sekitar setengah jam, Laras keluar dengan pakaian rapi dan wangi. Wajahnya nampak lebih segar dan berseri tak seperti tadi yang masih berliur.
"Maaf lagi, bikin mas Kevan jadi nunggu."
"Ayo mas," ujar Laras lagi dan saat akan berjalan, Kevan menahannya.
"Tunggu dulu, orangtua kamu dimana? Mau izin bawa anak gadisnya keluar."
"Ibuk sama bapak aku nggak dirumah, lagi pada kerja."
Kevan mengangguk paham. "Kamu dirumah sendiri?"
"Iya, mas ku lagi kuliah pagi soalnya," ujar Laras.
KAMU SEDANG MEMBACA
J U A N G : KSJ
Fiksi PenggemarTentang dia, keringat dan derai yang tersembunyi dibalik tawa. Kevano Bagaskara, si cowok humoris yang sering menangis. ⚠️Cerita berdasarkan pemikiran sendiri. Ps : REVISI setelah end.