02 | kerasnya dunia

39 13 83
                                    

Orang mungkin berpikir bila tak kuliah maka beban pikiran tak sebesar saat harus menyelesaikan skripsi, padahal nyatanya dunia kerja lebih berat dari skripsi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang mungkin berpikir bila tak kuliah maka beban pikiran tak sebesar saat harus menyelesaikan skripsi, padahal nyatanya dunia kerja lebih berat dari skripsi. Persaingan dimana-mana, skill dan pengalaman jadi taruhan. Dan jangan lupa dari status pendidikan, bahwasanya yang hanya lulusan SMA sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Itulah yang tengah dirasakan Kevan saat ini, Kevan hanya lulusan SMA. Ia tak melanjutkan pendidikannya karena ia berpikir sekolah adik-adiknya lebih penting daripada gelarnya menjadi sarjana.

Kevan sering kali ditolak sana-sini, alasannya karena dia hanya lulusan SMA. Sekali nya dapat kerja, Kevan tak pernah mendapat pekerjaan tetap dengan gaji yang tetap juga. Kevan tak pernah dikontrak di perusahaan-perusahaan, Kevan hanya pegawai biasa yang sewaktu-waktu dapat di PHK.

Seperti sekarang ini, Kevan tengah bekerja disalah satu pabrik baju mungkin bukan disebut pegawai tapi lebih tepatnya seorang buruh. Iya, dengan tampang yang cukup tampan dan badan yang bagus seharusnya Kevan bisa bekerja sebagai model alih-alih bekerja di pabrik seperti ini. Tolong beritahu Kevan bahwa wajah tampannya itu bisa menghasilkan uang.

Kevan bekerja sebagai pemasang kancing baju, mungkin terlihat sepele tapi bila dalam jumlah banyak ini akan jadi sangat melelahkan. Tak ayal Kevan juga akan lembur untuk mendapatkan gaji lebih. Dan merasa kurang cukup, saat hari libur kerja Kevan akan bekerja lagi. Ia akan jadi tukang masak disalah satu kafe, karena kelihaiannya dalam memasak alih-alih menjadi tukang cuci piring atau pelayan ia malah di rekrut jadi tukang masak, Kevan bersyukur sekali akan hal itu.

Kevan keluar dari pabrik dengan wajah yang lesu, tak biasanya ia keluar pabrik pada sore hari. Karena ia akan pulang saat malam hari. Kevan keluar dengan memegang sebuah amplop cokelat dan surat dari pabrik tempatnya bekerja. Kevan baru saja di PHK lagi, ingat lagi. Kevan berjalan gontai kearah motor vespa butut miliknya yang terparkir di parkiran depan pabrik.

Ia menghela nafas panjang kemudian mendudukkan diri diatas motornya. Ia tak langsung melaju melainkan sedang merenungi nasib.

"Uang ini harus cukup buat seminggu." Kata Kevan sambil melihat isi amplop yang berisi beberapa lembar uang seratus ribu.

Saat tengah asik merenungi nasib, ponselnya berdering sontak membuat lamunannya buyar.

"Halo"

"........"

"Dimana?"

"........."

"Oke gue otw." Ujar Kevan kemudian mengakhiri sambungan telepon nya.

Vespa Kevan melaju membelah jalanan kota, bunyi bising dari vespa butut itu tak membuat Kevan merasa berisik sama sekali. Berbeda dengan orang-orang yang mendengar suara vespa itu sudah banyak kali mengumpat pada Kevan karena suara cempreng vespa itu. Kevan mah tak peduli.

Tepat di depan sebuah warkop, motor Kevan berbelok dan berhenti disana. Ia langsung masuk ke warung itu dan mendapati orang yang menelpon dirinya tadi.

J U A N G : KSJ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang