*mansion Keluarga Kim
Kim Choi Suk terdiam di ruangannya sembari menunduk memandangi sebuah foto pigura yang berisikan gambar keluarga kecil yang nampak bahagia.
"Nara... putri kecil kita sekarang sudah besar, kau tahu? Dia sangat cantik persis seperti dirimu. Tapi sayangnya dia sangat keras kepala.... seperti diriku," ucap Choi Suk terkekeh dengan air mata yang berlinang di pelupuk matanya.
Choi Suk mengusap figura foto itu dengan penuh kasih sayang. Terbesit rasa iri dalam hatinya. Ia merasa iri saat menyaksikan setiap Ayah yang sangat dekat dengan putrinya. Berbeda dengan dirinya, Jisoo putrinya amat sangat membencinya.
"Andaikan aku bisa menghentikan waktu, aku ingin menghentikan waktu di mana kita bertiga sangat bahagia. Namun kenyataan itu serasa menamparku Nara, kenyataan seakan menyuarakkan padaku bahwa aku, hanya pria bejat yang tak pantas bahagia," ucap Choi Suk tertawa hambar.
Choi Suk memejamkan matanya, mengingat kenangan ketika Nara, istrinya tengah mengandung Jisoo.
*Flashback
"Awhss...," ringis seorang wanita berparas cantik yang sedang bersandar di bahu kekar suaminya sembari mengelus perutnya yang nampak telah membesar.
"Kau kenapa Nara?" Tanya sang suami dengan raut wajah yang nampak khawatir.
"Tak apa Choi Suk, perutku hanya sedikit nyeri karena malaikat kecil yang ada di dalamnya terus menendang-nendang," ucap Kim Nara terkekeh.
"Ah... kau membuatku khawatir Chagiya," ucap Choi Suk mendekap erat tubuh mungil istrinya.
Kim Nara hanya tersenyum menanggapi kekhawatiran suaminya itu.
"Choi Suk, jika anak kita seorang perempuan, aku ingin kita memberinya nama Kim Jisoo," ucap Nara sembari mendongak menatap suaminya.
"Tentu saja," ucap Choi Suk mengecup kening istrinya," jika itu kemauanmu.
"Berjanjilah kau akan selalu menyayangi malaikat kecil kita apapun yang terjadi, bahkan saat aku tiada nanti. aku ingin kau menyayanginya melebihi rasa sayangmu pada diriku dan dirimu sendiri ," ucap Nara tersenyum hambar lalu menggenggam erat tangan Choi Suk.
"Shht... kau akan baik-baik saja, kau akan sembuh dan tak akan kemana-mana. Kita akan merawat malaikat kecil kita bersama, mengajarinya berjalan serta berlari, dan melihatnya tumbuh dewasa. Kita akan mendampinginya tumbuh besar dan melihatnya menjadi kebanggaan kita," ucap Choi Suk menguatkan istrinya.
Jauh di lubuk hatinya, terbesit rasa khawatir yang amat dalam jika ia mengingat kondisi istrinya yang semakin hari semakin memburuk.
Choi Suk mengeratkan pelukannya kepada Nara dan mendongak menatap langit malam yang dipenuhi bintang gemintang berkilauan.
Nara membalas pelukan Choi Suk dan memejamkan matanya erat, menghalau air mata yang hendak menetes.
'Ku harap Tuhan masih memberiku kesempatan untuk melihat malaikat kecilku tumbuh,' batin Nara.
Mereka berdua terdiam dalam kesunyian,
membiarkan semilir angin malam menemani keheningan diantara mereka. Sama-sama terdiam menyimpan rasa sakit yang teramat dalam di dalam relung hati masing-masing, walaupun rasa takut mendominasi mereka namun kedua insan itu tetap berdiri tegak dan saling menguatkan untuk menantang takdir yang telah di goreskan oleh Tuhan.* Falshback off
Mengingat kenangan itu, membuat air mata Choi Suk mengalir semakin deras. Hatinya terasa sesak mengingat wajah teduh istrinya yang selalu menatapnya dengan penuh kasih sayang.
Mengapa Tuhan begitu kejam kepada mereka berdua? Mengapa takdir harus memisahkan Nara dan dirinya? Apakah ia memang tak pantas bahagia?.... biarlah waktu yang menjawab segala pertanyaan yang Choi Suk pendam sendirian.
Mungkin dirinya pun dapat bahagia saat waktunya tiba, ataupun mungkin kebahagiaan itu tak akan pernah menghampirinya.
"Nara..., aku berjanji akan selalu menjaga malaikat kecil kita apapun yang terjadi ," ujar Choi Suk sembari memeluk erat pigura foto itu erat, seakan memeluk mendiang sang istri tercinta.
*
Seoul International High School
Tak ada yang menyadari senyum seringai yang Jisoo tampakkan, kecuali seorang pria yang sedari tadi memperhatikan gerak geriknya. Pria itu tak lain adalah Kim Taehyung, pria yang telah mencurigai Jisoo sejak pertama kali memandang manik hitamnya yang nampak menipu.
"Sekarang mari kita makan," ucap Namjoon kepada seluruh temannya.
Mereka semuapun menikmati makanan masing-masing yang telah di antarkan oleh pelayan kantin dengan tenang.
Hingga seorang pria berambut abu-abu dengan perawakan tinggi dan wajah di atas rata-rata menghampiri mereka dan duduk di sebelah Jisoo.
"Hai gadis cantik," sapa lelaki itu lalu merangkul bahu Jisoo dari samping.
Jisoo yang sedari tadi diam melamun tersentak kaget saat seseorang tiba-tiba saja merangkul bahunya tanpa permisi.
Rose yang kebetulan duduk di sebelah kiri Jisoo pun dengan kasar menepis lengan pria itu agar menjauh dari Jisoo.
"Yakk Lee Taeyong, menjauhlah dari Jisoo. Dasar pria tak tahu malu," bentak Rose yang membuat semua temannya mengalihkan atensinya kepada mereka bertiga.
"Hei apa yang kau lakukan di sini brengsek," ucap Jennie sembari menatap tajam Lee Taeyong.
"Hei hei, aku kemari hanya untuk berkenalan dengan gadis cantik ini, bukan untuk mengajak kalian bertengkar," ucap Taeyong menunjuk Jisoo yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Tatapan itu membuat Taeyong tenggelam dalam kelamnya manik mata Jisoo.
"Hey... mengapa kau menatapku seakan aku ini seorang kriminal?" Tanya Taeyong kepada Jisoo.
Jisoo tersenyum lebar lalu menggeleng. "No, è solo che non mi place quando uno sconosciuto mi tocca casualmente," Jisoo menjeda ucapannya lalu memandangi Taeyong dan menepis tangannya secara halus, "soprattutto un uomo spudorato come te."
Jisoo tersenyum manis kepada Taeyong. Senyum itu membuat Taeyong ikut tersenyum, membuat Taehyung mendecih, karena ia tahu betul arti dari setiap perkataan yang keluar dari mulut tajam Jisoo.
'Dasar bodoh. Dia dikatai "tak tahu malu" namun malah membalasnya dengan senyuman? Yang benar saja' batin Taehyung lalu mendelik.
"Hey kau kenapa?" Tanya Jimin yang terkekeh melihat Taehyung mendelik.
"Tak apa, aku hanya muak dengan kebodohan Taeyong yang sudah merasuk ke dalam sel-selnya itu," ucap Taehyung tersenyum.
Mata sipit Jimin memicing, memandangi Taehyung dengan tatapan menyebalkan. "Benarkah? Atau mungkin....... kau cemburu?" Ucap Jimin berbisik.
"Mwo?!! aishh terserah kau sajalah," ucap Taehyung kesal.
'Yang benar saja? Untuk apa aku tertarik pada gadis yang memiliki banyak topeng seperti Kim Jisoo?' Batin Taehyung lalu melirik Jisoo.
Tatapan mereka bertemu, namun Taehyung langsung mengalihkan pandangannya karena tak kuat bersitatap dengan manik kelam Jisoo yang nampak menyimpan banyak dendam.Jisoo yang menyadari tatapan aneh dari Taehyung mengalihkan pandangannya dan menyeringai tipis.
'Sepertinya kau mulai terperangkap, Kim Taehyung,' batin Jisoo.
"Sepertinya Aku ingin ke toilet sebentar, aku permisi sebentar," ujar Jisoo lalu melangkah pergi dengan senyum miring yang tercetak sempurna di wajah indahnya.
"Mari kita lihat, satu mangsa akan terkena perangkap," lirih Jisoo.
Hellowwwww CRAZY up lagi👋
Mana nih suaranya📣
Jangan lupa vote dan komen yah wan kawan .
Sampai jumpa di chapter selanjutnya, pappay🎧
(Chapter 11_ Kill you)
Sinjai, 09/05/21
KAMU SEDANG MEMBACA
【CRAZY】
Mystery / Thriller" Kita semua adalah manusia 'sakit' yang di persatukan dalam sebuah kisah yang rumit."