Jisoo membenci Yeonjun. Entahlah, apapun yang berkaitan dengan pemuda itu, Jisoo sangat tidak menyukainya.
Mungkin itu karena kesan pertemuan pertama mereka yang tidak menyenangkan? Atau karena alasan lain? Sekali lagi Jisoo tegaskan, ia tak tahu pasti apa alasan utamanya hingga membenci adik se-Ayahnya itu.
Melihat Kim Yeonjun, membuat Jisoo teringat pengkhianatan Ayahnya pada mendiang Ibunya.
Senyum polos seorang Kim Yeonjun masih sangat membekas di kali pertama mereka bertemu, apalagi air mata yang menetes deras dari mata kelamnya itu saat Jisoo menembakkan peluru panas ke tubuhnya.
Ingatan itu takkan pernah hilang dari ingatan Jisoo.
"Aku sangat membencimu Jun-nie," lirih Jisoo dengan ekspresi datarnya.
Ia menoleh ke kanan tepat di mana hamparan taman bunga mawar tersaji indah dari balik jendela besar di kamarnya yang bernuansa gelap itu.
Jisoo melangkah keluar menuju balkon kamarnya setelah membuka kunci jendela besar itu. Tangannya menumpu pada pembatas balkon dan menatap intens kolam renang di lantai dasar yang berada tepat di bawah balkonnya.
Kira-kira apa yang akan terjadi jika Jisoo melompat dari sini menuju ke bawah?
Kolam itu berada di lantai dasar, sedangkan kamar tempatnya berpijak sekarang terletak di lantai dua mansion megah itu.
Apa ia akan mati?
Oh tentu saja tidak, ia tidak akan mati semudah itu.
Jisoo terkekeh sinis dengan pemikirannya sendiri. Meminum racun setiap latihannya saja tidak membuatnya mati, apalagi hanya sebatas tenggelam di kolam renang sedalam dua meter itu.
Jisoo beralih membuka sweater coklat yang sedari tadi ia kenakan, menyisahkan kaos hitam serta celana jeans senada yang melekat sempurna di tubuhnya yang ramping.
Sepertinya ia butuh bsedikit berendam untuk mendinginkan kepalanya yang terasa panas seakan ingin meledak karena emosi.
Kacamat serta topi rajut hitam yang ia kenakan tadipun sudah menghilang entah kemana.
Jisoo memanjat pagar pembatas balkon lalu membalik tubuhnya ke arah jendela. Matanya di biarkan tertutup dengan tangan yang merentang bebas, membuat surai hitam legamnya berantakan akibat sapuan angin.
"Aku lelah, aku ingin beristirahat walau hanya sejenak saja," lirih Jisoo dengan senyum tipis yang terpatri indah di bibirnya.
Sreet
Byuur
Tubuh Jisoo terjun bebas dari lantai dua lalu terjatuh tepat di tengah kolam yang dipenuhi dedaunan berguguran itu.
Jisoo terdiam tak bergerak, membiarkan dirinya di tenggelamkan oleh air dan di selimuti kegelapan.
Hening...
Hanya itu yang di rasakan oleh Jisoo saat ini.
Merenungi masa kecilnya yang suram, seketika bayangan pertemuannya dengan Yeonjun memenuhi pikirannya.
*Flashback
Di tengah hamparan bunga mawar merah yang begitu mempesona, seorang gadis kecil tengah terdiam menatap anak lain yang berada di hadapannya.
"Soo-ya, apa kau merasa kesepian?" Tanya anak kecil yang berada di hadapan gadis itu.
"Tidak teman, aku tidak akan merasa kesepian selama kau berada di dekatku," ucap gadis kecil yang di panggil Soo-ya itu sembari tersenyum sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
【CRAZY】
Mystery / Thriller" Kita semua adalah manusia 'sakit' yang di persatukan dalam sebuah kisah yang rumit."