"Kena kau... Kim Jisoo," ucap pria itu dengan seringai menyeramkan yang tercetak di wajah tampannya.
Pria itu melangkah perlahan, mendekati Jisoo yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
Jisoo nampak sangat polos saat terlelap seperti ini. Selang infus melekat di tangannya, serta alat bantu pernafasan menghiasi wajahnya.
"Ah kau terlihat tak berbahaya dalam keadaan seperti ini Soo-ya," ucap pria itu sembari mengelus pelan pipi Jisoo.
Pria itu terkekeh geli, saat Jisoo tak merespon apapun ketika ia menekan pipinya.
"Apakah aku harus menghabisimu sekarang? Ah, atau aku harus mencincang tubuhmu satu persatu lebih dulu?" Tanya pria itu dengan tawa pelan yang terdengar menyeramkan.
"Pasti paman Kim akan sangat terkejut saat melihat putri kesayangannya ini pergi menyusul bibi Nara...," lirih pria itu.
Ia menunduk, meraih sesuatu dari dari dalam saku jasnya. Benda itu adalah sebuah jarum suntik berukuran kecil.
"Kau lihat ini Soo-ya? Ini adalah racun yang sangat mematikan. Kau mungkin tidak akan langsung mati saat meminumnya, namun kau akan mati secara perlahan dengan cara yang paling menyakitkan," ujar pria itu.
Pria itu semakin mendekat, lalu meraih lengan Jisoo dan menyingkap lengan bajunya. Ia menusukkan jarum suntik berisi racun itu pada Jisoo.
"Sudah~, kau harus istirahat yang banyak nona kecil-ku, kau harus istirahat," lirih pria itu lalu menepuk pelan pipi Jisoo.
Tiit tiit tiit
Suara dari alat pendeteksi detak jantung di sebelah Jisoo bekerja tidak stabil. Membuat pria itu tersenyum semakin lebar, menampakkan lesung pipinya yang dalam. "Lihat, ternyata semudah ini membunuhmu."
Triing
Triing
"Aish mengganggu saja," decak pria itu saat telepon yang berada di sakunya berdering terus menerus.
R.J is Calling...
"Ada apa?" Ucap pria itu kesal.
"Apa pekerjaanmu sudah selesai?"...
"Yaah... seperti perkiraanku, gadis ini sangat mudah di singkirkan," jawab pria itu dengan nada meremehkan.
"Cepat pergi dari sana sebelum seseorang melihatmu," ucap orang di seberang sana.
"Ah tunggu sebentar, aku ingin melihat nona Kim menghembuskan nafas terakhirnya terlebih dahulu," ujar pria itu.
"Terserah kau saja," ucap orang di seberang sana lalu memutuskan sambungannya.
"Dasar pengganggu," decak pria itu lalu kembali memandangi Kim Jisoo yang kini tengah kejang-kejang akibat efek dari racun yang disuntikkan kepadanya.
"Sungguh pemandangan yang mengagumkan, melihat mesin pembunuh dari keluarga Kim yang terhormat sekarat hanya karena racun..." ujar pria itu dengan tatapan geli.
"Aish.. dasar bodoh. seharusnya aku melepaskan alat ini, agar kau lebih mudah menemukan gerbang kematianmu," ujar pria itu lalu melepas alat bantu pernafasan serta infus yang melekat di tubuh Jisoo.
Ia memegang pundak Jisoo, lalu menopangnya agar Jisoo terbangun.
"Ayolah Kim Jisoo, kau harus membuka matamu dan melihat orang yang akan membunuhmu ini," ucap pria itu sembari mengguncang tubuh Jisoo yang terus melemah, tenggelam dalam kegelapan yang tak berujung.
KAMU SEDANG MEMBACA
【CRAZY】
Mystery / Thriller" Kita semua adalah manusia 'sakit' yang di persatukan dalam sebuah kisah yang rumit."