Part 9: Drawing Tools

454 79 1
                                    


Hari-hari kujalani seperti biasa. Untungnya tidak ada lagi hari sial seperti Senin di minggu lalu. Hari ini adalah hari Rabu, aku akan latihan drama bersama anggota teater dan juga tentunya Sebastian. Kelas terakhirku selesai pada pukul 3.30 sore. Aku berjalan keluar kelas sendiri, di kelas ini aku tidak sekelas bersama Anna. Tentu saja aku punya teman lainnya, tapi tidak sedekat seperti aku dan Anna.

Anna

Aku sudah di teater. Pacarmu sudah ada disini juga.

[Y/N]

Jika maksudmu Sebastian, dia bukan pacarku.

Anna

Cepatlah, sebelum Sebastian terhipnotis oleh Sara. Dari tadi Sara terus mencari perhatian dari pacarmu.

Aku tidak membalas pesan Anna. Aku cukup cemburu akan hal itu, tapi tidak berlebihan. Aku bergegas pergi ke teater berjalan kaki. Agak jauh, 5 menit kemudian aku sampai. Sesampainya di teater, benar saja ucapan Anna. Sara sedang duduk dan mengobrol bersama Sebastian. Sebastian melihat ke arahku dan tersenyum. Aku tersenyum balik kepadanya

Aku duduk di lantai tepat di samping Anna yang juga sedang duduk sambil bermain ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku duduk di lantai tepat di samping Anna yang juga sedang duduk sambil bermain ponselnya.

"Hei" kataku menepuk pundak Anna.

"Hai" jawab Anna menengok kepadaku sebentar dan lalu kembali ke ponselnya.

Aku memperhatikan Sara dan Sebastian. Mereka masih mengobrol, tidak tahu apa yang mereka bahas. Tapi yasudahlah. Aku mengeluarkan naskahku. Aku sudah hafal banyak dialog dari Antigone, tapi mengingat aku tidak mendapatkan perannya, aku menghafalkan dialog dari Ismene. Aku berusaha fokus sambil sesekali melirik ke arah Sebastian. Dan aku kedapatan ia yang sedang menatapku selagi Sara mengajaknya mengobrol. 

Sara mencari dengan siapa Sebastian tersenyum, Sara melihat ke arahku. Sara kembali melihat ke arah Sebastian dan menggeser posisi duduknya sehingga aku tidak bisa melihat Sebastian. Aku menahan tawaku, tapi tetap saja aku tertawa pelan.

"Ada apa?" kata Anna yang melihat aku tertawa sendiri.

"Sara cemburu padaku" bisikku kepada Anna.

"Dia dapat perannya" kata Anna mengira kalau Sara cemburu dengan masalah peran.

"Bukan itu. Sebastian barusan tersenyum padaku, Sara langsung menutupi Sebastian dengan badannya" kataku sambil menahan tawa.

"Dia sudah merebut Joe darimu, sekarang Sebastian?" kata Anna masih sambil berbisik.

"Sebastian tidak mungkin mau" bisikku sambil tertawa.

Anggota-anggota yang mendapatkan peran mulai berdatangan. Kami bersepuluh ditambah Sebastian sudah duduk berkumpul membentuk lingkaran. Aku duduk tepat di seberang Sebastian. Sudah berkali-kali bertemu dan mengobrol dengannya, tetapi aku masih saja gugup jika ia menatapku seperti ini. Sebastian menyampaikan kalimat pembuka dan menyemangat, ia memberikan arahan bagaimana latihan hari ini akan berlangsung.

Knock Off (Sebastian Stan As Acting Coach X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang