Part 13: The Super Soldier is Sick

511 101 0
                                    

Anna menungguku di ruang tamu bersama ibuku. Anna bercerita apa yang terjadi pada ibuku. Mereka memang sudah sangat dekat. Ibuku membuatkan teh hangat dengan mint untuk Anna, untuk membuatnya tenang. Setelah itu aku dan Anna naik ke lantai atas ke kamarku. Aku meminjamkan bajuku untuk Anna dan setelah kami bebersih, kami tiduran di tempat tidurku. Aku mencoba memberikan Anna kalimat suportif. Dan aku tahu dimana aku harus berhenti bicara dan membiarkannya untuk tenang.

Keesokkan harinya, aku mandi dan bergegas untuk bersiap-siap. Aku membangunkan Anna untuk mandi. Saat aku sedang berdandan, Sebastian menghubungiku. Aku mengangkat panggilannya.

"Hey" jawabku.

"Hi [Y/N], aku akan menjemput kalian sekarang. Ok?" kata Sebastian di telepon.

"Ok, aku sudah siap sebentar lagi. Berhati-hatilah" kataku.

Aku melanjutkan apa yang aku lakukan. Selesai aku bersiap-siap, Anna baru selesai mandi dan ia bersiap-siap juga.

"Susul aku di bawah ya" kataku kepada Anna yang sedang berias.

Aku turun menyusuri anak tangga dan pergi ke dapur. Ibuku menyiapkan roti selai dan susu hangat untukku dan Anna. Aku mengobrol-ngobrol dengan ibuku sebentar sambil menunggu Anna. Beberapa saat kemudian ibuku pamit untuk berangkat kerja.

"Ibu berangkat dulu, sampaikan kepada Anna untuk menghabiskan sarapannya" kata ibuku.

Aku mengangguk. Ibuku mencium pipiku dan ia berangkat. Tak lama kemudian Anna turun dan aku menyuruhnya untuk memakan sarapannya dulu. Belum sempat menghabiskan makanannya, Sebastian sudah sampai di depan rumahku. Aku meminta Anna untuk menghabiskan susunya, dan membawa rotinya untuk dimakan dalam perjalanan saja. Anna melakukannya.

Aku dan Anna masuk ke dalam mobil Sebastian. Sebastian memakai masker medis, aku langsung teringat kalau ia sedang flu.

"Apa kabar, kalian" sapa Sebastian dengan suara yang pelan.

"Aku sudah baik-baik saja" jawab Anna.

"Kamu baik-baik saja, Sebs?" Tanyaku pada Sebastian menyadari suaranya yang lemas.

"Aku baik-baik saja, [Y/N]." kata Sebastian. Aku dapat melihatnya tersenyum hanya dari matanya.

Sebastian menancap gas dan kami berangkat ke gedung teater. Selama perjalanan Sebastian tidak mengajak bicara, aku dan Anna juga tidak mengobrol. Anna masih asik memakan roti selainya, dan aku hanya melihat jalanan. Lalu kami pun sampai di gedung teater. Anna turun dari mobil duluan.

"Kamu yakin tidak apa-apa?" kataku. Aku meletakkan telapak tanganku pada dahi Sebastian. "Yaampun, Sebastian. Suhu tubuhmu panas" lanjutku dengan nada panik. Aku memegang lengannya untuk memastikan apa seluruh tubuhnya panas.

"Tidak usah khawatir. Ini sepele kok" kata Sebastian sambil memegang tanganku.

"Kamu tidak usah mengajar hari ini. Yang lain pasti akan mengerti" saranku pada Sebastian.

"Tidak. Aku masih kuat untuk mengajar" Jawabnya. Suaranya masih terdengar lemas. Aku sangat kasihan kepadanya.

"Ok. Jangan dipaksakan ya." Kataku dengan senyuman.

"Tentu saja, squishy" katanya.

"Aku benci panggilan itu" kataku lalu keluar dari mobil.

Aku berjalan beriringan dengan Sebastian. Kami masuk ke dalam kelas teater. Hari ini Sebastian mengajar dengan tidak terlalu banyak bicara. Ia hanya bicara seperlunya dan lebih banyak meminta kami untuk berdiskusi dan praktik.

"Sebastian, kamu terdengar tidak baik, apakah sedang sakit? Ini aku baru saja membelikanmu minuman" kata Sara yang baru saja dari luar, ia memberikan botol minuman kepada Sebastian.

Knock Off (Sebastian Stan As Acting Coach X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang