Part 11: We Start Again

518 84 11
                                    

"Ibumu bekerja sif malam hari ini?" tanya Sebastian padaku saat kami sedang menonton televisi.

"Ya, kenapa memangnya?" tanyaku.

"Mau menginap? Kau boleh tidur di kamarku kalau mau, aku akan tidur di sini" kata Sebastian.

"Tidak usah, nanti aku pulang saja." Kataku menolak.

"Aku akan meminta izin pada ibumu kalau kamu khawatir dengan ibumu" Katanya yang masih meminta aku untuk menginap saja.

"Aku tidak ingin merepotkanmu lagi, Sebs" kataku.

"Please" katanya sambil memiringkan kepalanya seperti anak anjing yang lucu.

"Ok, aku saja yang izin ke ibuku" jawabku yang akhirnya menyetujui.

Aku menghubungi ibuku. Aku belum pernah meminta izin untuk menginap di rumah laki-laki sebelumnya, ini yang pertama kali. BaIasanya aku hanya menginap di rumah Anna. Ibuku mengangkat panggilan teleponku. Aku pun meminta izin.

"Ok, asal jangan pindah ke sana saja. Ibu belum mau tinggal sendirian" kata Ibuku.

"Tentu saja, Bu" aku menjawab sambil tertawa.

Ibuku mengakhiri panggilan telepon karena harus melanjutkan pekerjaannya. Aku memberikan kabar kepada Sebastian kalau ibuku memperbolehkan aku menginap.

"Tapi aku saja yang tidur di sini, kamu tidur di kamarmu" kataku.

"Aku temani di sini kalau begitu" kata Sebastian. "Aku akan ambilkan bantal dan selimut untukmu" lanjutnya.

Sebastian pergi ke kamarnya dan mengambilkan 2 bantal dan 1 selimut. Ia memberikanku meletakkan satu bantal di pangkuanku dan 1 bantal untuknya. Kami memakai 1 selimut untuk berdua. Aku dan Sebastian menonton acara talk show malam di ruang tamunya. Setelah beberapa saat kami menonton sambil mengobrol, aku pergi ke toilet untuk menyikat gigi dengan sikat gigi yang pernah kugunakan waktu itu, dan membasuh wajahku. Setelah itu aku kembali ke ruang tamu.

"Kau tahu? Apa bedanya tidur di sini dan di kamar kalau kamu tetap di sampingku?" kata Sebastian saat melihatku keluar memasuki ruang tamu. Aku dan Sebastian tertawa.

"Mungkin aku terlalu canggung untuk tidur di kamarmu apalagi bersamamu" jawabku sambil berjalan ke arahnya.

"Kemarilah!" kata Sebastian membuka tangannya.

"Kemarilah!" kata Sebastian membuka tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa?" aku masih berdiri sambil tertawa. Apakah ia serius?

"Aku ingin memelukmu" lanjutnya.

Aku tersenyum. Aku tidak dapat menolaknya karena aku juga sangat ingin memeluknya. Aku mendekatinya dan menjatuhkan badanku memeluk Sebastian. Aku duduk di pangkuan Sebastian sambil memeluknya. Setelah beberapa detik, aku menggeser badanku dan duduk di sampingnya. Aku melepas pelukan dan memundurkan sedikit badanku. Tanganku masih berada di pundak Sebastian, dan tangan Sebastian mengitari pinggangku.

Knock Off (Sebastian Stan As Acting Coach X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang