part 9

200 175 33
                                    

Apapun akhirnya itu semua sudah direncanakan oleh sang sutradara dunia.
Tugas kita hanya mengikuti alurnya selayaknya kita sebagai pemeran utama

~reynhand cavinio putra~

~reynhand cavinio putra~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Rj" panggil Cavin dengan raut serius.

"Hm" Cavin menunjukkan kertas yang ia temukan di atas jok motornya.

Kertas putih yang di tahan dengan pisau lipat berlumuran darah yang bertuliskan "let's play baby".

"Bangsat!" Rj melihat sekeliling nya dan memicingkan matanya kala melihat siluet laki laki di balik pohon yang perlahan menghilang di telan kegelapan malam.

"Pulang"titah Rj dingin.

Cavin mengangguk tanpa membantah perkataan Rj.

"Gw yang bawa"

"I-iya dek" Entahlah melihat sikap Rj yang tiba tiba berubah 180° kepadanya membuatnya gugup setengah hidup.

Rahangnya mengeras seperti seseorang yang siap menikam siapa saja yang ada di hadapannya.

Setelah itu Rj pergi meninggalkan tempat itu menuju ke Mansionnya.

Saat Rj sampai satpam yang berjaga langsung membukakan gerbangnya.

Rj mengantarkan Cavin untuk masuk kedalam dan beristirahat lalu pergi keluar melihat pos cctv.

"Cek seluruh cctv"ujarnya dingin.

"Baik bos" tanpa mau membantah penjaga itu langsung membukakan ruangan yang berisi seluruh komputer dengan layar yang terhubung langsung ke cctv di seluruh sudut Mansionnya.

Mereka mengecek cctv yang ada di seluruh penjuru Mansion miliknya.

"Pause!" Rj memicingkan matanya menatap cctv di bagian belakang Mansion kediamannya.

"Pukul"

"19:45 bos"

"Zoom siluet pria itu" saat melihat nya dengan jelas Rj mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangannya kuat.

"Bangsat!"

Rj keluar dari pos cctv dan masuk kedalam Mansion kediamannya.

Rj menekan tombol pemberitahuan kepada seluruh penjaga dan maid dirumahnya.

Dengan sigap mereka semua sudah berada di hadapan Rj.

Rj menatap mereka satu persatu dengan tatapan mengintimidasi.

"Perketat penjagaan di sini" titah Rj penuh penekanan kepada semua penjaga nya.

Mereka semua menunduk patuh mendengar perintah Rj.

Setelah itu Rj pergi dari sana menuju kamar Cavin.

Tok tok tok

"Loh dek kenapa?"

Rj tidak menjawab pertanyaan dari Cavin dia langsung menghampiri dan memeluknya.

"Gausah pergi" liirhnya dibalik curuk leher Cavin.

Cavin diam tidak membalas perkataannya.

"Bahaya"

"Kenapa emang hm"Cavin mengelus lembut surai hitam milik adiknya.

"Gausah"

"Iya kenapa?"tanya nya lagi.

"Bahaya" Cavin yang mendengarnya menghela nafas panjang.

Cavin melepas pelukannya dan menangkup wajah adik perempuannya itu.

"Gapapa Abang bisa jaga diri kok"Cavin tersenyum tulus menatap Rj.

"Hm terserah"Rj bangkit dari sana dan pergi menuju ke kamarnya.

"Maafin abang J" Cavin menatap lurus kepergian Rj.

Rj keluar dari kamar Cavin menuju ke kamarnya, disana Rj menjatuhkan tubuhnya di kasur Queen size miliknya.

Perlahan ia memejamkan matanya lalu menghela nafas panjang.

"Gw cuma takut"

"Takut ada yang mati lagi"

Next yaJanlup votmennyaMakasiBaybayy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next ya
Janlup votmennya
Makasi
Baybayy

Spesial gw ultah
Kasih gw kado coba
Votmen aja gpapa wkwk
Dahhh

𝑱𝑰𝑾𝑨 𝒀𝑨𝑵𝑮 𝑴𝑨𝑻𝑰 (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang