Haii
Semangat terus
Menjalani hari nya ya."Tidak mempunyai maksud buruk, melarang semua kebahagiaan yang sudah tuhan takdirkan untuknya, namun rasa takut kehilangan ini lebih mendominasi dari pada harus siap melihat bahagianya yang bersifat sementara"
Oke lanjut aja deh.
Eh Za mo minta satu keinginan deh ke
Kalian yang udh mampir di chapter ini
Tpi di bawah aja okeh:("Rj" mendengar namanya di panggil ia menolehkan kepalanya kearah sumber suara.
Disana sudah ada Clara yang tengah tersenyum manis menatap ke arahnya.
"Sini, mbak mau bicara sama kamu" Clara memanggil Rj untuk mendekat dan duduk disebelahnya.
Rj tidak menolak ia langsung datang menghampiri Clara dan duduk di sebelahnya.
"Kamu kenapa ga bolehin bang Cavin pergi?" Tanya Clara dengan lembut.
Rj hanya diam ia menghela nafas panjang dan menunduk dalam.
"Kan kamu sendiri yang bilang itu kesempatan emas buat Abang, terus kenapa kamu tiba tiba larang Abang pergi, hm?" Tanya Clara lagi.
Masih sama Rj hanya diam saja, ia tidak membalas perkataan Clara, memang benar jika dirinya mengatakan bahwa itu kesempatan emas untuk Cavin, Namun kali ini situasinya sudah berbeda.
"Maaf" hanya itu yang bisa diucapkan olehnya.
Rj bangkit dari duduknya dan hendak pergi meninggalkan Clara.
Namun Rj menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Clara.
"Abang tetep ga boleh pergi" setelah mengucapkan itu Rj bergegas pergi meninggalkan Clara menuju ke kamarnya.
Clara yang melihat itu menghela nafasnya pasrah, sebenarnya apa yang sudah terjadi, mengapa Rj menjadi seperti ini.
Dirinya tidak mengetahui apapun ia hanya bisa berharap semoga ini semua bukan awal mula dari hal buruk.
Sudah cukup dirinya melihat keterpurukan yang tidak pernah di perlihatkan oleh Rj.
Ya, dirinya mengetahui semua hal yang selalu di sembunyikan oleh Adik perempuannya itu, bukan berarti jika dirinya diam dia tidak mengetahui apapun. Ia hanya memberikan ruang kepada Rj.
Clara hanya bisa berharap semoga Adiknya itu baik baik saja.
"Mbak"panggil seseorang dari belakang.
"Iya"
"Gimana?"tanya Cavin.
"Gak di jawab cuma bilang maaf aja"jawab Clara jujur.
"Ohh yaudah aku balik ke kamar lagi ya mbak"ujar Cavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑱𝑰𝑾𝑨 𝒀𝑨𝑵𝑮 𝑴𝑨𝑻𝑰 (Hiatus)
Roman pour AdolescentsTidak ada yang menarik jika pondasi sebuah rumah telah di rusak! Anggep aja gini yah, bagi dunia mungkin yang meninggal cuma manusia. Tapi bagi seorang manusia, yang meninggal adalah dunianya. Bagi seorang anak kehilangan orang tua adalah dampak aka...