Sesampainya dirumah Fifi segera membersihkan diri dan membaringkan tubuhnya diatas kasur tanpa sadar ia terlelap. Hari ini hari yang cukup melelahkan.
***
Dilain tempat ada seorang pemuda yang sedang menyendiri dan bersedih karena seseorang. Dia sedang merenungkan kata2 wanita yang ditemuinya tadi.*Flash back on*
"Mau apa lagi lo pengganggu?"tanya Fifi kesal.
"Tenang dong, gue cuma mau kasih tau lo sesuatu,"ucap Tio
"5 menit,"
"Gue ga bakalan gangguin lo, gue bakal menjauh dari lo dan gue ga akan nemuin lo lagi, karena gue sadar apapaun yang gue lakuin tidak berarti dimata lo jadi lebih baik gue menghilang dari hidup lo,"terangnya berkaca- kaca.
"Haha bercanda lo ga lucu,"tawa Fifi.
"Gue serius pasti itu kan yang lo mau jadi gue akan berusaha tidak menampakkan diri didepan lo,"
"Bagus deh kalau lo sadar, kenapa baru sekarang ga dari kemarin2 aja?"tanya Fifi cuek.
"Selamat tinggal Fi, maafin gue selama ini udah ganggu lo, dan semoga lo bertemu dengan seseorang yang dapat membahagiakan lo, ga kaya gue,"katanya sedih.
"Jika lo mau pergi tinggal pergi ga usah pake pamitan segala, gue ga butuh omong kosong lo, udah cukup jangang bicara lagi,"balasnya tegas.
"Kenapa bicara lo kaya gitu, emang apa salah gue?"tanya Tio polos.
"Karena gue benci lo, salah lo aja ga tau dasar cowo aneh,"jawabnya keras.
"Mungkin saat ini gue ga tau apa2 tapi suatu saat nanti gue bakal tau,"
"Udah deh jangan banyak drama, katanya mau pergi masih disini aja, lo kira gue bakal terenyuh mendengar omong kosong lo, maaf ga segampang itu haha,"terangnya sambil tertawa.
"Lo udah berubah Fi,"
"Semua ini karena lo,"katanya pergi menaiki sepeda.
*Flash back off*
"Apa salah gue sebenarnya?"tanyanya dalam hati
Mulai hari ini dan seterusnya Tio tidak akan mengganggu Fifi. Awalnya ia berfikir mungkin jika ia berkata demikian terhadapnya, dia akan memaafkan dirinya dan melarang pergi. Namun, sebaliknya yang ia dapatkan penolakan dan pengusiran. Sakit rasanya tetapi itulah kenyataan. Saat ini hanya doa yang bisa Tio panjatkan.
Dan berharap semoga suatu saat Fifi dapat memaafkan dirinya.Ting suara notifikasi handphone berbunyi. Tio segera membuka hp dan ternyata ada pesan dari Tiara.
Tiara: "Kak,"
Tio:"Iya ada apa Ra,"
Tiara: "Bisa minta bantuan kaka,"
Tio:"Bantuan apa?"
Tiara: "Anterin aku kerumah Fifi kak,"
Tio:"Maaf Ra kayanya aku ga bisa,"
Tiara:"Kenapa ya kak kalau boleh tau?"
Tio:"Mau nyiapin sesuatu yang penting buat besok, mendadak juga maaf ya Ra aku ga bisa,"
Tiara:"Urusan bengkel ya kak?"
Tio:"Bukan, aku mau pergi jauh kesuatu tempat untuk menenangkan diri, dan mencoba melupakan seseorang,"
Deg
Begitu Tiara membaca pesan yang terakhir hatinya merasa perih dan tak tau ingin membalas apa, fakta yang baru diketahui ada seseorang yang sepesial dihati Tio. Bodohnya diriku yang selama ini terlalu berharap padanya. Harusnya perasaan ini tidak pernah ada, kita hanya sebatas teman dan aku malah mengnganggapnya lebih.
Tiara mendatangi kediaman Fifi seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple Women
Teen FictionPerjuangan seorang gadis yang ingin menjadi sukses tak semudah apa yang ia bayangkan sebelumnya, kehidupan yang sebenarnya baru saja dimulai. Dimana banyak rintangan dan hampatan, serta hal-hal kecil yang dapat mempengaruhi pikirannya menjadi tak se...