Chapter.7

8 3 0
                                    

  "Kenapa motornya,"tanyanya

  "Ban nya bocor mas,"jawab Tiara lesu.

  "Ada yang bisa Saya bantu?"ucap seorang pemuda menawarkan bantuan.

  "Bengkel dimana ya mas?, dari tadi Saya ga liat ada bengkel disekitar sini,"tanya Tiara.

  "Disini ga ada bengkel mba, paling diujung jalan sana baru ada bengkel mba, mau Saya antar,"katanya.

"Ga usah mas, terimakasih,"tolak Tiara

"Mba takut sama Saya ya karena mba ga kenal Saya kan,"tebaknya.

"Engga ko mas, Saya bisa sendiri,"tolak Tiara lagi.

"Ya sudah, Saya pamit kalau gitu mba,"ucapnya pergi meninggalkan Tiara.

Akhirnya Tiara lega karena sebenarnya dia takut sebab baru pertama kali Tiara melihatnya. Diliat dari tampangnya sepertinya bukan orang jahat, tetapi waspada juga perlu dizaman sekarang ini.
10 menit berjalan akhirnya dia menemukan bengkel. Tidak peduli ga punya uang Tiara menuju bengkel tersebut. Masalah pembayaran bisa diurus belakangan.

  "Bang mau nembel motor,"kata Tiara.

"Baik neng, tunggu sebentar ya," ucap abang montir.

"Ok bang, jangan kelamaan ya bang,"ucap Tiara.

"Iya neng,"jawabnya.

Sembari menunggu motor beres Tiara duduk bermain ponsel.
Sekitar 15 menit motor sudah siap. Sementara Tiara kebingungan harus bayar pakai apa. Dengan kebranian dia menghampiri abang montir dan akan bicara terus terang bahwa Tiara akan pulang dulu untuk mengambil uang setelah itu Tiara akan balik kebengkel tersebut dan KTP miliknya yang akan dijadikan jaminan. Sayangnya abang montir tidak percaya dengan Tiara. Berkali2 Tiara memohon tetapi tidak berhasil juga karena kesal akhirnya Tiara emosi dan berkata
 
"Mana atasan kamu? Saya ingin bertemu,"tanya Tiara penuh emosi.

"Mba mau ngapain ketemu atasan Saya?"tanya balik abang montir.

"Saya mau bilang agar tidak memperkerjakan karyawan sepertimu, Saya disini kan pelanggan seharusnya kamu tidak boleh memperlakukan Saya seperti tadi,"omel Tiara kesal.

"Saya tidak takut dengan perkataan anda, memang sudah peraturan dari sini seperti itu disini anda yan salah bukan Saya,"balas abang montir tidak mau kalah.

"Nantangin kamu, liat saja nanti buruan panggil atasan kamu!"perintah Tiara.

Tanpa ada satu pun orang yang manggil dengan sendirinya atasan bengkel tersebut menghampiri Tiara yang sedang ribut dengan karyawannya sendiri entah mengapa. Sebelumnya bengkel tersebut tidak pernah mendapatkan pelanggan yang komplain. Ini baru pertama kalinya ada keributan disini.Bengkel ini sudah cukup terkenal bahkan sudah mempunyai banyak cabang dibeberapa daerah. Hal sekecil itu dapat merusak reputasi bengkel miliknya. Tak perlu berpikir panjang atasan tersebut langsung bertanya dengan sopan pada Tiara sementara Tiara terkejut melihat atasan bengkel ini. Dia adalah pemuda yang menawarkan bantuan padanya namun, ditolak tadi. Penyesalan sekarang yang dirasakan sekarang dan merasa gugup untuk berbicara dengannya.

"Maaf ada keributan apa disini,"tanyanya dengan tersenyum.

"Ini pak dia tidak mau membayar alasannya tidak bawa uang dan dia mau pulang mengambil uang lalu kembali kesini, serta meninggalkan KTP sebagai jaminannya. Saya tidak mengizinkan mbanya malah marah2 pak,"jawabnya panjang lebar.

"Jadi itu saja masalahnya kenapa meributkan hal sekecil itu ga penting,"ucapnya menyindir Tiara.

"Emang tidak boleh kan Pak sudah jadi peraturan sejak dulu, jadi saya hanya mengikutinya saja.Disini Saya tidak salah,"jawab bang montir ngeyel.

Simple WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang