Chapter. 8 Bidingmisi

8 3 0
                                    

Keesokan harinya Fifi berencana datang kesekolah untuk mencari informasi mengenai bea siswa yang disarankan Tiara kemarin.
Tanpa memberitahu siapapun Fifi langsung bersiap untuk pergi.

"Bapak,"panggilnya.

"Iya nak, mau kemana kamu udah rapih?"tanya balik.

"Mau kesekolah pak ada urusan,"jawabnya.

"Urusan apa?"

"Ga tau aku cuma disuruh kesana pah,"

"Owalah masa ga tau, sarapan dulu nanti baru pergi,"perintah bapak.

"Udah tadi pak, Fifi mau langsung berangkat pak,"elak Fifi.

"Hati2 dijalan nak,"

"Iya pah assalamualaikum,"ucap Fifi menyalami Bapaknya.

"Waalaikumsalam Fi,"jawabnya.

Fifi berniat mengendarai sepeda. Ketika dilihat ternyata bannya bocor ini semua membuat Fifi kesal. Fifi bingung sekarang mau gimana ga mungkin Fifi nambal dulu, mau minta anterin Tiara takut ga mau . Ga ada cara lain lagi akhirnya Fifi memutuskan untuk naik kendaraan umum. Padahal jarak rumahnya menuju jalan raya cukup jauh harus berjalan kaki terlebih dahulu.

"Malas kali tapi mau gimana lagi,"celoteh Fifi berjalan.

Tiba2 ada motor yang berhenti didepan Fifi. Dan berhasil mengagetkannya.

"Woy ngapain lo,"sentak Fifi.

"Maaf ga bermaksud,"ucapnya sambil membuka helm.

"Elo,"katanya menunjuk kearah orang tersebut.

"Iya aku, kenapa kaget gitu?"balas dan tanyanya.

"Minggir ga usah halangin jalan gue!"teriak Fifi.

"Kamu mau kemana ko jalan?"tanyanya.

"Bukan urusan lo awas,"balasnya kesal.

"Mau aku anterin?"katanya menawarkan bantuan.

"Ga usah sok peduli deh, minggir buang waktu aja,"ucap Fifi kesal.

Tanpa berbicara lagi seseorang tersebut langsung meminggirkan motor miliknya. Kata2 Fifi sudah menyinggung dirinya. Sementara Fifi langsung berjalan pergi dengan cepat mininggalkan dia tanpa rasa bersalah. Ketika melihat ada angkot datang Fifi langsung menghentikannya dan segera menaikinya.

"Bang ke Jalan Mangga,"ucap Fifi.

"Baik neng,"

Seseorang tersebut pergi kesuatu tempat favoritnya dulu dengan rasa kecewa, disana dia merenungkan semua ini. Kebaikan yang aku tawarkan tidak berarti lagi baginya. Kesalahanku begitu fatal sampai saat ini pun masih membekas dihatinya. Sikapnya begitu dingin padaku, tapi aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku ingin kita bisa seperti dulu lagi dimana kita selalu bahagia.
Disaat sedang duduk sambil meminum kopi dia melihat perempuan yang kemarin dia tolong. Tanpa berfikir lagi dia memanggilnya cukup keras.

"Tiara,"panggilnya sambil melambaikan tangan.

Tiara tersontak melihat sekeliling mencari tau yang meyebut namanya. Setelah dilihat ternyata seorang pemuda yang duduk dipojok memanggil dirinya sepertinya aku mengenal dia.

"Aku,"kata Tiara sambil menunjuk dirinya.

"Iya,"jawabnya menganggukan kepala.

Memang dirinya yang dipanggil olehnya Tiara langsung berjalan menemuinya.

"Kamu?,ngapain manggil aku?"tanya Tiara beruntut.

"Iya aku masih inget kan,"tanya balik.

"Inget sih sama wajahmu, kamu yang pemilik bengkel rajawali kan?"

Simple WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang