Mew secara diam diam pergi dari lokasi pemotretan, tepat setelah pemotretan terakhir nya selsai sebenarnya setelah ini dia masih lah memiliki jadwal, namun mengingat biru hanya lah pertemuan biasa seperti yg terakhir kali, Mew pun memilih untuk melewatkan nya kalia ini, tak lupa dia mengenakan masker topi dan jg kacamata di sertai dengan kaget hitam dan tas punggung hitam, agar tak ada yg menyadari siapa dirinya, dan dia jg tak lupa meninggalkan pesan melalui ponselnya ke menejernya itu agar dia tidak khawatir nantinya, ya walaupun pada akhirnya nanti Mew, akan mendapatkan ocehan panjang lebar dari menejernya itu, tapi setidaknya dia bisa menenangkan diri nya sedikit untuk sekarang.
Mew pun memasuki sebuah taxi dan memintanya untuk pergi menuju kesebuah cafe yg lumayan cukup populer, di kawasan itu dan kebetulan pemilik dari cafe itu adalah sahabat nya semasa kuliah dulu.
Yg tak lama Mew pun sampai ke cafe itu, dan segera saja dia masuk dan saat dia baru saja membuka pintu, dia di sambut oleh Tay sahabatnya dengan senyum, dan kemudian mereka pun duduk di meja, yg agak sedikit memojok agar tidak ada yg dapat terlalu mendengar percakapan mereka.
"Akhirnya kau datang jg, sudah lama kau tidak mampir ke sini kau tau," ujar Tay memulai percakapan, setelah sebelumnya meminta salah satu pelayannya untuk mengatur pesanan Mew.
"Ya kau tau seberapa sibuknya diri ku kan, jadi aku tidak ada waktu hanya untuk berkeliaran tidak jelas seperti masa kuliah dulu," ujar Mew ke pada sahabatnya itu, membuat Tay tertawa mendengar nya.
"Kau tau aku awalnya cukup terkejut saat kau memutuskan untuk memulai karir mu sebagai artis, karena seingat ku kau benci sekali dengan yg namanya kepopuleran," ujar Tay sembari tersenyum mengejek.
"Yah kau tau awalnya aku hanya ingin mencoba dengan menjadi model, tak kusangka semua malah berakhir menjadi seperti ini, tapi ya aku rasa tak apa jg, aku pun sudah mulai menikmati pekerjaan ku sekarang dan jg segala hal yg terkait dengan itu," ujar Mew sembari mengedik kan bahu nya, lalu menyandarkan punggungnya pada kursi yg di duduknya.
"Hmm ya syukur jika kau menikmati nya, setidaknya aku tidak perlu untuk menjadi orang yg harus mengurus masalah mu setelah nya," ujar Tay yg kemudian memebuat mereka sama sama tertawa.
Yeah memeang benar apa yg di katakan Tay, karena semasa kuliah Mew pernah menjadi masalah paling menyebalkan bagi para dosennya, yg berakhir Tay yg harus menyelesaikan nya dengan memberi penjelasan, jg pengertian pada dosennya.
"Yeah kau benar," ujar Mew dengan sedikit kekehan di akhir.
"Yeah yeah yeah tapi kau benar," sahut Tay ikut setuju.
Mereka pun berbincang sedikit sampai tiba-tiba saja Mew melamun, dan entah apa alasannya.
"Mew hey, Mew hey kau mendengar ku?" Ujar Tay sembari melambaikan tangannya di depan wajah Mew, lalu mengguncang sedikit bahu nya.
"Aww iya aku mendengar mu, maaf aku sedikit melamun tadi," ujar Mew dengan meminta maaf, karena tak sengaja melamun.
"Kau ada masalah, jika iya kau tau kan kau bisa bercerita padaku," ujar Tay dengan pengertian.
"Kau tau aku mungkin mulai menikmati ketenaran ku ini, tapi..." Ujar Mew sedikit menggantung.
"Tapi knp?" Bingung Tay knp sahabatnya ini tidak menyelesaikan kata katanya.
"Itu membuat ku menjadi Sulit untuk menemukan seseorang yg benar benar mencintai ku, dengan apa adanya diriku bukan karena ketenaran ku," ujar Mew dengan sedikit lesu.
"Yeah aku mengerti pasti sulit bagimu, tapi aku yakin kau akan dapat menemukan orang yg tulus mencintai mu apa adanya," ujar Tay memberikan sedikit dukungan kepada sahabatnya itu.
"Hmm yeah," balas Mew, di sertai dengan anggukan, mereka pun berbincang Tentang beberapa hal.
Hingga tak sengaja Mew melihat nya seorang pemuda dengan para manisnya, meracik kopi dengan tangan lentiknya dengan sangat lihai, memebuat Mew sudah untuk mengalihkan pandangannya dari pemuda itu, dan Tay yg melihatnya pun tersenyum kecil yg kemudian, Tay pun bangkit dan pergi ke tempat Gulf lalu memebisikan sesuatu ke padanya.
"Bisa kau sendiri yg mengantar Kan kopi pesanan temanku itu," ujar Tay berbisik.
Yg di angguki setuju oleh Gulf di mana kemudian Gulf pun segera menyelesaikan meracik kopinya dan mengantarkan nya, ke meja di mana teman bosnya itu berada.
Mew yg masih melamun menatap Gulf, tidak lah sadar dengan kepergian Tay, Mew baru tersadar saat melihat Gulf yg berjalan ke arah nya, dengan membawa nampan berisi secangkir kopi pesanannya.
"Ini tuan," ujar Gulf sembari meletakkan secangkir kopi di hadapan Mew.
Yg di mana hanya bisa di balas anggukan oleh Mew, dia masih lah sedikit terkejut karena Gulf adalah yg mengantarkan pesanan nya itu.
Selesai dengan tugasnya Gulf pun sedikit membungkuk dan berpamitan, untuk melanjutkan kembali pekerja nya, namun ketika dia berbalik akan kembali ke konter, dengan cepat Mew segera menghentikan nya dengan meraih tangan Gulf.
"Apa boleh aku mengenal mu?" Tanya Mew kemudian, yg membuat Gulf berbalik dan menatapnya.
"Maaf tuan tapi saya harus kembali ke pekerjaan saya," ujar Gulf sembari melepaskan pelan tangan Mew.
"Tentu tapi setidaknya biarkanku tau nama mu," ujar Mew kembali meraih pergelangan tangan Gulf.
Menghela nafas Gulf berusaha tenang menghadapi Mew, Gulf pun tersenyum kecil ke arah Mew.
"Nama saya Gulf Kanawut tuan, anda bisa memanggil saya Gulf," ujar sopan Gulf dan kembali dengan pelan melepaskan genggaman Mew di pergelangan tangannya.
Mew pun mengangguk dan kembali Gulf ijin untuk melanjutkan pekerjaannya, yg kemudian Gulf pun pergi kembali ke konternya sedang Mew hanya bisa mengangguk dan kembali duduk di kursinya.
Tak lama Tay pun datang dan duduk lagi di hadapan Mew, dengan senyuman yg melekat di bibirnya itu.
"Bagaimana tertarik?" Ujar Tay menatap dengan tatapan menggoda nya.
"Kau selalu tau aku," ujar Mew yg membuat kedua nya kembali tertawa.
Mew pun tanpa sadar akan sekitarnya, melepaskan masker dan jg kacamata yg di kenakannya dan meminum kopi yg di pesan nya, sembari berbincang dengan Tay, tanpa menyadari cafe Tay yg cukup ramai itu.
Hingga saat Tay bangkit dari duduknya dan pergi memasuki ruangan nya, seorang dari pelanggan Tay pun bangkit dari duduknya dan mendekati Mew.
"Mew Suppasit?" Ujar nya denga nada bertanya di akhir.
Mew pun menatap orang di sebelahnya itu, yg ternyata adalah seorang mahasiswi muda itu.
"Mmm? Hey," balas Mew sembari tersenyum canggung.
Memebuat fans itu terkesiap dan dengan kencang berkata "aaaawww Mew bilah aku berfoto dengan mu,"
Mew pun hanya bisa mengangguk yg tak lama kemudian, para pelanggan cafe yg lain melihat kearahnya dan tak lama setelah itu, banyak yg mendatanginya dan meminta foto bersama dengan nya, hingga membuat Mew bingung harus bagaimana.
Dan Gulf yg melihatnya dari balik konter pun, meletakkan gelas kopi yg baru saja di bersihkan nya tadi lalu menyelinap di antara para fans Mew, dan mendekat ke arah Mew.
"Ikut aku," ujar Gulf setelah berada di dekat Mew, dan menggenggam pergelangan tangan Mew.
Yg di balas anggukan oleh Mew, di mana kemudian mereka pun menyelinap di antara ramainya fans Mew, dan dengan cepat Gulf membawa Mew menjauh dari kerumunan itu, dan bersembunyi di ruang ganti pekerja cafe.
"Haaah terima kasih," ujar Mew setelah menghela nafas lega, karena bisa terbebas dari kerumunan fans nya di luar.
"Hmm Sama-sama," ujar Gulf yg masih berdiri di pintu yg tertutup sembari menyandarkan punggungnya di sana.
Yg kemudian Mew pun tersenyum menatap Gulf, yg membuat Gulf merona melihat nya.
_T_B_C_
Okey segini dulu ya sorry kalo ada typo atau kesalahan semoga kalian suka dalam dari JJ dan kanawut217 see you next chapter 😘👋.
KAMU SEDANG MEMBACA
Philia or Pragma..!?
Fiksi PenggemarIni adalah tentang dua kisah cinta yang saling terhubung, berawal dari pertemanan berakhir menjadi cinta, namun ketakutan akan masa lalu yg kelam, memebuat salah satunya takut Untuk memulai, dan menjadi idola terkenal jg dicintai banyak orang, masih...