9. Should

222 30 0
                                    

Setelah melewati beberapa hari ini dengan hanya berbaring di kasur, hari ini aku memutuskan untuk healing time dengan pergi ke toko buku. Sebenarnya aku bukan seorang kutu buku yang gemar membeli serta mengoleksi buku hingga bertumpuk-tumpuk di dalam kamar. Hanya saja aku menyukai suasana di toko buku.

Aku senang melihat buku-buku yang tersusun rapih di tiap lemari, aku senang melihat bagaimana orang-orang serius dengan buku di tangannya dan yang paling aku senangi yaitu ketika aku bisa mencuri-curi baca komik hai miiko secara cuma-cuma.

Mungkin untuk sebagian orang, hal ini terkesan membosankan. Berjalan kesana-kemari mencari buku, mengambil serta membaca satu-dua halamannya dan mengembalikannya lagi. Seperti membuang waktu katanya.

Itulah yang sering Nina katakan, bahkan dia selalu mengomeliku jika aku pergi ke toko buku sendirian, katanya "lo bisa ajak gue Kay, gue disini sebagai temen lo, libatin gue kalo lo mau ngapa-ngapain. Jangan apa-apa sendirian kayak gak punya temen gitu lah."

Tapi pada kenyatannya, dia selalu mendumel bosan ketika aku ajak ke toko buku dan ujung-ujungnya apa? kami jalan terpisah. Nina akan ke departemen store sementara aku ke toko buku, kemudian baru kita akan janjian di suatu tempat kalo urusan kami masing-masing telah selesai.

Kalau dilihat-lihat pertemenan aku dengan Nina memang sedikit aneh.

Namun kali ini Nina tertumben tidak mengindahkan ajakan aku ke toko buku, biasanya dia selalu menyempatkan ikut denganku kalau aku mengajak dia ke suatu tempat.

Kalaupun tidak bisa, pasti dia akan menawarkan opsi lain seperti, "Nanti malem aja gimana? tunggu gue selesai rapat deh. Pokoknya lo jangan pergi sendirian!"

Namun kali ini dia mengatakan tidak bisa, bahkan dia tidak memberitahuku ada urusan apa sampai tidak bisa menemaniku pada siang ini. Namun aku tidak mempermasalahkan itu. Malahan aku lebih merasa tidak enak kalau Nina rela menemaniku kesana-kemari hanya karna dia tidak ingin melihat aku sendirian seperti tidak punya teman.

Setelah dari toko buku, aku memutuskan untuk tidak langsung pulang ke kosan. Aku melangkahkan kaki dengan bebas sampai akhirnya langkahku ini membawa aku ke departemen store, tempat favorit Nina.

Karena toko buku yang aku datangi berada di dalam sebuah mall, maka aku memanfaatkan waktu untuk melihat-lihat barang lain yang sekiranya sedang aku butuhkan.

Aku melewati rak-rak yang berisi berbagai macam baju, berbagai macam tas bahkan tak jarang aku melewati rak-rak yang berisi susunan sepatu. Ketika memperhatikan itu aku jadi paham kenapa Nina sangat suka menghabiskan waktu disini.

Melihat berbagai barang wanita seperti ini memang sangat menyenangkan mata, semuanya tampak terlihat bagus seakan semua barang-barang ini merengek meminta kita untuk membeli mereka. Mungkin Nina akan melakukan itu, namun berdeda denganku.

Makan enak masih menjadi prioritas utama dalam hidupku.

Namun langkahku seketika terhenti layaknya adegan di dalam drama ketika aku melihat tubuh seseorang yang sangat aku kenal membelakangiku. Punggung yang selama ini selalu aku amati dari jauh, Gara.

Aku langsung menyembunyikan tubuhku di salah satu rak tinggi yang ada sekitarku. Bukan tanpa alasan aku langsung bersembunyi seperti sekarang. Gara yang berada 20 meter di depanku ini tidak sendirian, dia bersama seorang wanita yang juga sangat aku kenal, iya Nina.

Sekarang aku paham, jadi inilah alasan Nina tidak mengindahkan ajakanku ke toko buku.

Aku mengintip dari celah rak untuk mengetahui apa yang sedang mereka berdua lakukan di sini. Aku memang bodoh, aku tau aksiku saat ini adalah mencari penyakit, aku sangat yakin sehabis ini hatiku akan kembali sakit.

KANIGARA | Hendery✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang