7. Kafe (2)

215 34 0
                                    

Bahkan disaat orang-orang belum diberitahu kalau Roseband akan manggung di kafe ini, hanya Nina lah satu-satunya orang yang tahu dan sengaja diberitahu kalau Roseband memiliki kontrak dengan kafe ini. Dan hebatnya, Gara sendiri yang memberitahu itu langsung kepada Nina.

Untuk kesekian kalinya aku tertampar oleh kenyataan jarak yang aku miliki bersama Gara, aku semakin menyadari bahwa kami berdua memang pada dasarnya hanya sebagai teman kampus, tidak lebih dan tidak mungkin akan lebih.

Lagi-lagi semua perlakuan yang aku dapatkan dari Gara tidak lebih dari apapun, semua perlakuan Gara kepadaku hanyalah perlakuan biasa yang mungkin ia lakukan kepada orang lain.

Aku tersenyum getir karna untuk kesekian kalinya aku terbodohi oleh diriku sendiri. Apa yang selalu aku harapkan? ternyata itu semua ternyata hanya kebahagiaan semu ku sendiri.

"eh Cilla dateng juga.. Gimana gimana bagus gak tempat kerja gue?"

"oh ini manusia yang katanya mau nyanyi dengan tenang." ledek Nina.

"jangan ngeledek gitu lah. Ini kan keinginan anak-anak yang lain juga buat nggak ngasih tau kalo kita manggung disini."

"iya deh iya. Yang lain mana deh?" tanya Nina karena hanya melihat Gara sementara personil-personil Roseband yang lain sudah tidak ada di atas panggung.

"lagi break dulu di ruangan, kalian mau kesana?" tawar Gara

"widihh langsung dikasih ruangan nggak tuh? band fakultas kita keren juga nih gue liat-liat."

"mau sekalian foto bareng dulu nggak? sebelum lo kesusahan foto bareng kita karna berebutan sama yang lain."

Nina terlihat memicingkan matanya gemas mendengar omongan dari Gara, "idih belum apa-apa udah congkak sekali ya anda."

Gara hanya terkekeh mendengar dumelan dar Nina.

"gue mau pulang duluan deh kayaknya." potongku yang langsung mendapat tatapan heran dari Gara dan juga Nina.

Maaf Nin, aku selalu menyela di saat-saat seperti ini, merubah suasana dengan selalu meminta pulang disaat kalian berdua baru saja membuka percakapan. Aku akui aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku, terlebih ekspresiku pasti tidak akan bisa berbohong, aku tidak ingin Nina dan juga Gara menyadari emosi yang sedang aku rasakan sekarang.

Dan sepertinya kehadiranku saat ini tidak tepat, lebih baik aku menjauh agar mereka berdua bisa bercengkrama dengan lebih nyaman.

"kan janjinya jam 10 Kay?"

"tapi kan nggak harus jam 10 dulu baru pulang, udah nggak apa-apa gue duluan pulang sendiri, lo disini aja dulu."

Nina seketika gusar menatap aku dan Gara secara bergantian, "setengah jam lagi deh, ya?"

"gue ada tugas buat besok Nin, emang lo mau ngerjain tugas gue?" dustaku.

"bareng sama gue aja sih nanti, daripada lo pulang sendiri."

"ini Jakarta Nin, jalanan jam segini masih rame. udah ya gue balik duluan."

"ayo sama gue." ujar Gara tiba-tiba

Aku dan Nina sontak menatap Gara yang tiba-tiba bersuara itu.

"kan lo masih ada jam manggung?"

"gue masih ada waktu setengah jam lagi. Ayo." jawab Gara sambil melihat jam yang ada di pergelangan tangan kirinya.

"Nina?" tanyaku lagi.

"kan ada ada-anak lain. Gak apa-apa kan Nin gue tinggal sama yang lain dulu?"

"iya udah gak apa-apa, kayak sama siapa aja. Yaudah mending lo pulang sama Gara aja sana." ucap Nina kepadaku.

KANIGARA | Hendery✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang