Sabitah ( Shikayodo )

99 7 0
                                    

Cinta datang tidak terduga, bahkan cinta bisa datang ketika tidak dibutuhkan.

( Sabitah "Bintang penunjuk jalan" )


Lonceng altar berbunyi mengiring mempelai wanita yang berjalan malu. Langkahnya yang pelan serta senyum yang menawan mampu membuat semua hadirin merasa terhipnotis. Uluran tangan seorang pria siap menyambutnya dengan suka cita, sementara beberapa teman si mempelai wanita berbisik pelan di antara para undangan.

Suasana khidmat menyeruak. Semua tampak berjalan baik-baik saja hingga kemudian seorang gadis berambut pirang hadir dengan raut frustasi. Sebuah bunga mawar putih digenggamnya erat seakan mengambarkan suasana hatinya yang kacau.

"Bukankah dia mantan pacarnya Shinki?"

"Benar, dia Yodo!"

Ucapan dua orang tamu itu berhasil membuat pengantin wanita merasa berang. Suasana hatinya telah rusak oleh kehadiran gadis pirang yang berjalan lurus ke arah suaminya.

"Selamat atas pernikahanmu."

"Untuk apa kau kemari, hah?! Harusnya kau tidak usah kemari!!"

"Bagaimana bisa aku tidak hadir? Setidaknya kita pernah dekat, Shinki."

Shinki terdiam seketika. Hanya tangannya yang bergerak menerima sekuntum bunga mawar putih yang Yodo bawakan untuknya.

🌟

🌟

🌟

Sabitah

🌟

🌟

🌟

Beberapa barang berterbangan menghantam tubuh Shinki. Di malam pertamanya, dia sudah harus menerima amukan dari istrinya.

"Dasar kurang ajar!!! Berani sekali kau mempermalukanku tadi!!!"

"Bisakah kau hentikan?!!! Aku tidak tahu apapun!!!"

"Benarkah? Aku yakin kau sengaja mengundangnya, kan?!!!"

"Aku berani bersumpah, dia datang atas kemaunya sendiri!!!"

"Dasar pembohong!!"

Shinki menangkap sebuah vas yang nyaris menghantam kepalanya. Wanita yang baru ia nikahi ini benar-benar membuatnya kewalahan.

"Dengar, dia memang mantan pacarku. Aku tidak lagi berhubungan dengannya!!"

"Kupegang kata-katamu. Bila kau berbohong, aku takkan segan melakukan hal buruk padamu dan juga gadis sialan itu!!!"

🌟

🌟

🌟

Sabitah

🌟

🌟

🌟

Di waktu yang sama, Yodo menatap nanar ke arah langit malam. Bintang-bintang tak tampak jelas karena terhalang air matanya. Sesekali ia menggoyangkan segelas wine nya.

"Dia itu jahat. Aku terjebak ke dalam permainannya. Aku benar-benar bodoh!!"

"Menurutku tidak."

SerenataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang