"Pimpinan Bae!" satu seruan terdengar, berasal dari seorang pria paruh baya yang baru saja memasuki ruangan.
Pria bermarga Bae yang sudah menunggunya di dalam sana lantas tersenyum menyapa. Tak salah lagi, pria itu adalah pemegang kuasa tertinggi di keluarga Bae. Salah satu orang paling disegani dalam sejarah blacksun, bahkan mungkin bisa dikatakan ia satu-satunya yang tertua yang masih tersisa. Seorang mafia tanah kelas kakap; Ayah Bae Joohyun.
Meski sudah menyerahkan kekuasaan penuh sebagai pemimpin kepada anak perempuannya, pria tua nan serakah itu hingga saat ini masih saja sedikit memiliki campur tangan, apalagi jika itu berkaitan dengan uang.
"Bagaimana kabarmu, pimpinan?"
"Sangat baik." sahutnya. "Kau sendiri? Makmur sebagai perdana menteri?"
Pria itu terkekeh. "Tentu."
"Aku tak bisa terlalu lama disini." Pimpinan Bae berdeham, memberi lawan bicaranya isyarat untuk segera menuju inti pembicaraan. Ia sedang tidak berniat untuk berbincang santai dengan kawan beda profesinya yang satu ini. Mereka bertemu atas suatu kepentingan, tentu bukan waktunya untuk melakukan hal seperti itu.
"Aku tau." Perdana menteri didepannya mengangguk. "Aku sudah membawa apa yang kau minta."
Mendengar kalimat itu, Pimpinan Bae kemudian tersenyum seraya mengambil dua dus jahe hangat yang sejak awal sudah ia siapkan, mendorongnya lurus diatas meja. Tentu saja isinya bukan botol-botol jahe seperti yang seharusnya, melainkan...
"Sesuai jumlah yang kau inginkan. Bisa kau bawa saat jalan-jalan ke Eropa." ujarnya penuh basa-basi.
Perdana menteri itu tertawa lalu membuka dus yang ia terima, tak perlu waktu lama untuk memeriksa tumpukan uang yang memang diletakkan di dalam sana.
Seulas senyum culas itu pun saling terlempar satu sama lain, baik dari si orang penting pemerintahan, juga si mafia tanah yang dipanggil pimpinan. Tak perlu munafik. Keduanya sama-sama tau bahwa tidak ada yang bersih disini. Menjual informasi penting yang belum saatnya diketahui oleh orang lain sudah menjadi hal umum di kalangan elit pemerintahan.
"Informasi yang kau butuhkan ada disini, Pimpinan Bae."
Pun satu map hitam disodorkan diatas meja untuknya, sebagai balasan dari dua dus jahe hangat yang ia berikan.
---
Sore ini, sesuai perintah. Pria berpakaian formal yang tak lain ialah Lee Taeyong berada di satu ruangan bersama Bae Joohyun bahkan Kim Jungwoo, putri kandung dan putra angkat pria tua bermarga Bae yang masih duduk di kursi kebesarannya.
"Lee Taeyong?" Pimpinan Bae menjadi yang pertama bersuara setelah sejak tadi diam seribu bahasa.
Yang dipanggil lantas mengangkat kepala disaat dua orang lainnya masih terpaku penuh hormat ditempat mereka berdiri.
"Aku yakin anakku sudah menjelaskan misi kali ini padamu." Ia lalu menoleh kearah putri satu-satunya. "Bukan begitu, Joohyun-ah?"
Bae Joohyun mengangguk. "Iya, ayah."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCANE
Fanfiction"Haera, lari..." "Tolong, biarkan dia pergi dari sini." [trilogi bagian kedua] ©-retrojae2020