5.

1.6K 109 35
                                    


Kali keempat Donghyuck merusak hari Mark adalah karena dirinya ingin memastikan soal apa yang selama ini ia rasakan.


Donghyuck menemukan dirinya kembali mengandai dari kejauhan, memandangi kafe yang kini telah dihias cantik oleh Mark sejak pagi tadi (Iya, Donghyuck melihatnya dari unggahan Mark di akun sosial medianya). Dari sedikit informasi yang ia dapatkan, kafe tempat Mark bekerja akan mengadakan sebuah acara kecil, merayakan 7 tahun berdirinya kedai sederhana itu, dan Mark mendapat tugas untuk menghias seantero ruangan agar tampak meriah.


Hari ini Donghyuck merasa buruk. Terkadang ia hanya sangat membenci ide jelinya yang bisa menjadi terlalu kejam. Donghyuck memiliki kekuatan yang terlalu besar. Oleh sebab itu, dirinya berada di sini, beberapa jam sebelum acara pembukaan, siap untuk menghancurkan segala hal yang telah Mark siapkan sepenuh hati.


Hanya dengan sedikit konsentrasi, angin di sekitar kafe mulai berembus sedikit lebih kencang dari sebelumnya. Beberapa pernik kecil yang sudah disangkutkan pada sela dinding dan pilar mulai beterbangan dalam hitungan detik. Puluhan burung origami, beberapa pita manis, hingga papan menu kecil, semuanya saling tubruk. Beberapa bahkan hingga terbawa pergi oleh angin.


Donghyuck melihat bagaimana ekspresi Mark berubah horor dari balik konter, melihat sebuah tornado kecil menghancurkan hasil kerja kerasnya sejak pagi buta. Pemuda itu tidak lantas berlari keluar untuk mencegah kekacauan yang ada, tetapi Donghyuck dapat melihatnya segera menelfon seseorang. Sebuah ekspresi yang dari Mark yang belum pernah Donghyuck saksikan sebelumnya.


Perasaan bersalah lantas menimpa segala nalar yang tengah bekerja. Napas yang terasa sesak, angin yang bergerak perlahan. Ini tidak benar.


Hanya karena sebuah satu hal. Sosok itu tampak seakan dirinya tidak marah dengan keadaan yang ada. Mark tampak sedih.


Donghyuck tahu Mark sudah bekerja sangat keras pada setiap sudut ruang yang ia hias, namun tendensi egois yang terus merajai emosinya membuat Donghyuck buta. Yang kini ia dapatkan adalah Mark yang tampak kecil dan kecewa, membuka pintu kafe untuk melihat porak poranda yang telah tercipta. Donghyuck merasa sangat jahat.


"Kenapa aku selalu tertimpa sial saat kau datang?!"


Donghyuck terpaku dalam langkahnya yang ragu. Tidak seharusnya ia melangkah mendekat. Tidak seharusnya ia menampakkan dirinya di hadapan Mark. Tidak seharusnya Donghyuck melakukan ini semua.


"Aku sudah sering mendengar kalimat itu dari orang lain," Donghyuck perlahan bergerak memungut beberapa burung origami yang bergeletakan. Begitu lembut, seakan takut merusak kertas itu jauh lebih parah dari sebelumnya.


Mark tidak salah. Dia benar, Donghyuck yang salah.


Orang tuanya, semua guru yang pernah mengajarnya, hingga Renjun. Semua orang pernah mengatakan hal itu setidaknya sekali pada Donghyuck, soal bagaimana ia selalu membawa kesialan. Namun, entah bagaimana, ucap Mark terasa jauh lebih menyakitkan dari yang sudah-sudah.


"Maaf." cicit Mark.


"Tidak, harusnya aku yang minta maaf." jemari Donghyuck tidak berhenti bergerak memungut setiap Pernik yang masih bergeletakan, masih belum berani membalas tatap Mark. "Perlu bantuan?"

weather [MH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang