MR09

4K 439 86
                                    

Menemukan Rasa By JiiKeiha
Naruto © Masashi Kishimoto
.
.
.
.

"Saya ingin membangun Klan Hatake, bersama putri anda.... Hyuuga Hinata."

Hiashi hampir tersedak ludahnya sendiri saat mendengar Kakashi dengan sedikit frontal meminang putrinya, Hinata. 

"M-maksud, a-anda?" Kakashi harusnya berbangga diri karena berhasil membuat Hyuuga Hiashi yang terkenal penuh wibawa, tergagap saat bicara.

"Ekhem." Kakashi tampak enggan mengulang kalimatnya. 

Namun entah berapa lama pun Kakashi terdiam, sepertinya Hiashi akan menunggunya dengan senang hati.

Suara detik jam mengiringi kesunyian di ruang pertemuan yang mampu menampung lebih dari dua puluh orang.

Dua orang pria berbeda generasi yang berada di sana terlihat sibuk dengan pikiran masing-masing.

Kakashi yang masih mencari kata yang tepat untuk mengatakan kalimat selanjutnya. 

Hiashi yang masih memikirkan apa maksud Kakashi sebenarnya.

"Hiashi-san/Hokage-sama" hingga suara keduanya yang memanggil satu sama lain secara bersamaan.

"Silahkan Hiashi-san," Kakashi mengalah pada orang yang lebih tua.

"Hm, proposal yang anda maksud, apakah itu lamaran untuk Hinata?"

Kakashi bersyukur dalam hati karena Hiashi telah memahami maksudnya. Hokage keenam itu memilih mengangguk sebagai jawaban.

"Apa anda serius dengan apa yang anda katakan, Hokage-sama?"

Hiashi melihat Kakashi mengatur napasnya, "Saya tidak pernah seserius ini selama hidup saya, Hiashi-san."

Hiashi merasa mendapat angin segar dari surga. Pria paruh baya itu mengalihkan pandangan ke luar jendela. Ada senyum tertahan di wajahnya. Awal musim dingin yang penuh dengan kejutan, Hiashi melihat salju pertama turun dan mendarat mulus di atas daun momoji yang ada di halaman belakang rumahnya.

.

.

.

Hinata yang saat itu sedang berbincang bersama Shikamaru dan Shizune diminta untuk menemui Hiashi dan Kakashi yang menunggu di ruang pertemuan. Dengan langkah ringan Hinata berjalan menyusuri engawa di sepanjang rumah keluarga souke. Senyum merekah di bibirnya kala ia melihat butiran salju yang mulai turun, seakan rasa sakit yang sempat menyiksanya membeku bersamaan dengan udara dingin yang mulai menyapu kulit wajahnya.

Srek!

Pintu shoji yang terbuka, menarik perhatian Kakashi pun Hiashi.

Hinata dengan senyuman di wajahnya melangkah pelan, masuk ke dalam ruangan. Hari itu, Hinata mengenakan yukata berbahan sutera berwarna lavendel sepanjang mata kaki yang terlihat sangat pas membungkus tubuh mungilnya. Rambut panjangnya digelung ke atas menyisakan beberapa helaian rambut yang masih menjuntai. 

Sedikit menundukkan wajah, Hinata mengambil posisi tepat di samping Hiashi yang mengulurkan tangan ke arahnya. Hinata duduk dengan tangan yang masih menggenggam tangan ayahnya.

Menemukan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang