MR05

3.9K 409 59
                                    

Menemukan Rasa By JiiKeiha
Naruto © Masashi Kishimoto
.
.
.
.


Hinata menggosok kedua tangan, mengarahkan ke dekat mulut dan menghembuskan karbondioksida untuk menghangatkan kedua tangannya yang mulai kedinginan. Ia tiba lebih awal setengah jam dari janji yang mereka buat. Ya, hari itu Naruto meminta untuk menemuinya di taman Konoha. Taman yang biasa mereka gunakan untuk menghabiskan waktu bersama.

Alih-alih duduk dengan tenang, Hinata memilih berdiri di dekat lampu penerangan jalan. Tepat di sana Naruto kembali menciumnya, ciuman manis yang mungkin tidak akan pernah bisa ia lupakan. Mengingatnya membuat wajah Hinata merona.

Hinata melirik jam tangan mungil yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya. Lewat lima menit, cakra Naruto belum bisa ia rasakan. Hinata memejam, dalam hati berdoa agar hubungan mereka baik-baik saja.

"Hinata." Suara dalam itu membuat Hinata mengangkat kelopaknya.

Naruto berdiri di depannya, wajah tampannya terlihat frustasi pun lingkaran hitam terlihat jelas dikedua matanya.

Refleks Hinata memeluk wajah Naruto dengan kedua telapak tangan. Retinanya bergerak meneliti wajah pria di depannya.

Apa Naruto-nya makan dengan baik?

Apa Naruto-nya istirahat dengan cukup?

Apa Naruto-nya...

Naruto menyingkirkan tangan Hinata dari wajahnya.

Hinata tercekat dengan apa yang dilakukan Naruto.

"Terima kasih sudah mau menemuiku." Naruto berjalan melewati Hinata, menuju bangku taman yang terbuat dari besi. Hinata mengikuti gerak Naruto dengan kedua matanya.

Naruto duduk. Mengisyaratkan Hinata untuk ikut duduk dengannya.

Hinata menghampiri Naruto, duduk di sebelahnya dengan kedua tangan ia masukkan ke dalam kantong coat tebal yang hari itu ia pakai. Cuaca semakin dingin, ia tidak bisa keluar dengan hanya mengenakan yukata saja.

"Hinata, aku ingin minta maaf padamu." Naruto memulainya dengan suara serak yang membuat perasaan tidak enak dalam hati Hinata menyeruak.

"Aku— tidak bisa menikah denganmu, setidaknya untuk saat ini." Naruto menatap Hinata dari samping. Gadis itu menunduk.

Ingin rasanya Naruto merengkuh tubuh Hinata. Hinata yang hari itu begitu cantik, Hinata yang hari itu mengikat tinggi rambutnya ke belakang, menutupi leher jenjangnya dengan syal berwarna senada coat yang ia pakai. Hinata-nya tampak dewasa dengan wajah sendu dan kedua mata yang tidak lagi bercahaya.

Dan Naruto merasa bersalah karenanya.

"Hinata."

Naruto terkejut saat Hinata mengangkat wajah dan tersenyum manis ke arahnya.

"Apa itu artinya hubungan kita berakhir?" tanyanya tanpa gagap.

Naruto menahan napas. Dalam hati ia tidak rela mengakhiri hubungan dengan Hinata.

"T-tidak, aku h-hanya butuh waktu un—"

"Sakura-san?" tanya Hinata retoris.

"Hinata dengar—"

"Sampai kapan?" Hinata berdiri, membuat Naruto ikut berdiri.

"Berapa lama lagi aku harus menunggumu?"

"A—"

"Berapa lama lagi aku harus memertahankan cinta sepihak ini?"

Naruto memegang lengan Hinata.

Menemukan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang