MR13

3.9K 407 39
                                    

Menemukan Rasa By JiiKeiha

Naruto © Masashi Kishimoto

.

.

.

Naruto mendongak, memejam, membiarkan salju menyentuh kulit wajahnya. Dingin, seperti hatinya. Tak terasa air mata mengalir dari kedua matanya. Ada sakit yang tak bisa ia jelaskan, hanya bisa ia rasakan. Sakit itu teramat sakit saat melihat Hinata menggenggam erat tangan pria lain. Sakit itu semakin menggigit hati kala ia melihat rona wajah Hinata bukan untuknya lagi.

"Hinata," lirih Naruto memanggil gadis yang selama ini selalu berkorban untuknya, mencintai apa adanya, bahkan sejak ia bukan siapa-siapa.

Kedua tangan Naruto mengepal, terlambat sudah ia menyadari jika hatinya sudah terisi penuh oleh Hinata. Terlambat sudah ia menyadari kesalahannya karena selalu mengabaikan perasaan Hinata.

Hinata pantas bahagia meski bukan bersama dengannya.

Naruto merasa salju tak lagi mengenai wajahnya. Perlahan ia mengangkat mata dan menemukan payung berwarna merah muda yang melindunginya.

"Naruto-kun,"

Sakura tersenyum sedih melihat keadaan Naruto. Rasa bersalah memeluk hatinya.

"Aku mencintainya, Sakura." Naruto membenamkan wajah di bahu Sakura, sebelah tangan Sakura yang bebas terangkat, membelai lembut surai kuning Naruto.

"Hinata—Hinata," puluhan kali Naruto menyebut nama itu, dan entah kenapa hal itu berhasil membuat hati Sakura terluka.

.

.

.

Hinata memilih bergelung di bawah selimut, mencoba untuk memejamkan mata dan mengistirahatkan pikirannya. Namun semakin ia mencoba semakin bayangan wajah Kakashi tanpa masker yang tersenyum malah menghantuinya.

Hinata merona, teringat kembali kejadian saat mereka berada di rumah kaca, saat itu...

"Aku bersedia untuk sembuh."

Hinata berjalan mendekati Kakashi, entah dari mana datangnya keberanian itu, saat dengan entang kedua tangannya menangkup wajah Kakashi seraya berkata, "Bantu aku untuk melupakannya."

Kakashi tertegun sesaat. Sebelum tersenyum kemudian, menangkup telapak tangan mungil Hinata yang terasa hangat di wajahnya.

"Aku akan melamarmu secara resmi, dua hari lagi."

Hinata merona, terlebih saat Kakashi membawa kedua tangan Hinata lebih dekat ke bibirnya, mencium kedua punggung tangan itu bergantian.

"Neechan! buka pintu."

Hinata tersentak dari lamunan, menyingkap selimut, matanya mencari-cari jam yang tergantung di dinding kamarnya.

Sudah pagi, Hinata baru merasa tidur sebentar.

"Neechan! hoiii." Hanabi semakin berisik menggedor pintu kamarnya. Tergesa Hinata beranjak dan langsung menggeser pintu kamar tersebut.

Menemukan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang