4 - Let's Be My Best Friends !

6 2 2
                                    

Happy Reading semua 🦋🌻
Maafkan saya jika ceritanya masih banyak kekurangan dan masih sedikit kalo mengetik...🙏🏻
Maklumin saya ya karena saya masih penulis pemula yang belum berpengalaman 🙏🏻
Cerita ini tidak meniru cerita lain / mengambil cerita dari orang lain. Cerita ini menurut pengalaman dan kata-kata saya sendiri. 🙏🏻☺️.

Ini masih edisi Ramadhan With Si Hitam yaa, tapi judulnya yang beda.

Wah sudah berapa lama ya Bulan Ramadhan ini, aku tidak menghitung nya sama sekali karena aku tidak ingin cepat-cepat habis waktu Ramadhan ini...

Tak terasa, hari ini adalah hari ke 17 di Bulan Ramadhan.  Masih sama dengan hari-hari biasa.  Tapi hawa Bulan Ramadhan sangat terasa berbeda dari hari lainnya.

Sore itu, sebelum waktu berbuka aku menanyakan sesuatu kepada keluargaku.

"Ehm, apakah saat hari lebaran nanti saudara-saudaraku akan pulang kesini ya ?" Tanyaku pada Utiku.  Utiku menjawab "tentu saja nduk, pasti datang.  Bukankah kemarin saudara-saudara pada pulang kesini kan ? Pastinya besok hari raya juga pulang kesini.". Ucap Uti sambil tersenyum.

Aku sangat lega mendengar jawaban Uti Mimin. 

Malam hari seusai tarawih, aku mengikuti taddarus sebentar di Mushalla bersama-sama dengan teman-temanku.  Kalian tahu ? Aku adalah anak kecil sendiri yang taddarus di Mushalla.  Sisanya ada kakak-kakak yang usianya jauh lebih tua dariku.  Namun, mereka ramah kok sama aku.  Katanya aku anak yang memiliki pipi tembam seperti squishy. Hemm...

Sedikit ilmu yang aku baca dari Channek Telegram :

Teladan Ramadhan Para Shahabat
Sebaik-baiknya teladan kita dalam berperilaku mulia, tentu Rasulullah saw dan para shahabat. Seperti yang mereka tunjukkan saat Ramadhan tiba. Para Shahabat sangat menanti kedatangan Ramadhan setiap tahunnya. Kerinduan mereka, bak calon pengantin menantikan hari pernikahannya. Begitu menggebu.

Ketika memasuki bulan Ramadhan, para Shahabat makin greget. Diriwayatkan bahwa Umar bin Khatthab menyambutnya dengan menyalakan lampu-lampu penerang di masjid-masjid untuk ibadah dan membaca Al-Qur’an.

Dan konon, Umar adalah orang pertama yang memberi penerangan di masjid-masjid. Sampai pada zaman Ali bin Abi Thalib. Di malam pertama bulan Ramadhan ia datang ke masjid dan mendapati masjid yang terang itu ia berkata, “Semoga Allah menerangi kuburmu wahai Ibnul Khatthab sebagaimana engkau terangi masjid-masjid Allah dengan Al-Qur’an.”

Sebagaimana nabi, dalam bulan Ramadhan mereka meningkat kedermawanannya. Pada bulan agung ini mereka semakin rajin bersedekah. Mereka melakukan demikian karena meneladani Rasulullah SAW yang digambarkan Ibnu Abbas, “Beliau lebih dermawan di bulan Ramadhan melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, Muslim). Bentuk sedekah yang sering diberikan mereka di bulan Ramadhan ialah: memberi makan dan menyiapkan buka (ta'jil) bagi orang-orang yang berpuasa.

SAHABAT SEMISAL ABDULLAH BIN UMAR RA, SETIAP KALI BERBUKA, BELIAU SELALU MENYERTAKAN ORANG MISKIN DAN ANAK YATIM. ANDA BISA MEMBAYANGKAN BETAPA BESARNYA SEDEKAH MEREKA DI BULAN RAMADHAN. APA YANG MEREKA LAKUKAN TERINSPIRASI DARI HADITS NABI YANG MENYATAKAN BAHWA ORANG YANG MENYIAPKANNYA, AKAN DIBERI GANJARAN TANPA MENGURANGI GANJARANNYA SEDIKIT PUN (HR. AHMAD, NASAI).

Hal lain yang dilakukan sahabat ialah tadarus al-Qur'an. Pada momen agung ini, mereka bersungguh-sungguh dalam membaca al-Qur'an. Utsman bin Affan misalnya, menyelesaikan bacaan al-Qur'annya setiap hari sekali. Abdullah bin Amru bin 'Ash mampu mengkhatamkan al-Qur'an seharian (walaupun diperintah Rasul minimal tiga hari). Ada yang mengkhatamkannya selama tiga malam sekali, ada yang tujuh malam sekali, sampai ada juga yang sepuluh malam sekali baru bisa khatam. Itu semua menggambarkan betapa semangatnya mereka dalam membaca al-Qur'an demi meraih pahala berlimpah.

Serpihan Kenangan Indah : Cat StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang