Warning 18+ tipis-tipis...
Tiga hari telah berlalu David menghabiskan waktunya di Jogja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya David langsung pulang kembali ke Jakarta, sejujurnya dia sangat merindukan Emily. Walau sering berdebat, bahkan hampir setiap hari, ternyata dengan dipisahkan oleh jarak tidak bertemu sama sekali membuat kerinduan David pada Emily sangat besar. Setelah sampai di Bandara Soekarno Hatta, David langsung berpisah dengan Shinta, dia langsung pulang menuju ke rumah menggunakan taksi yang ada di bandara, sementara Shinta masih menunggu jemputan dari kekasihnya.
David sampai di rumah sudah cukup malam, yaitu sekitar jam 21.00. Ketika dia memasuki rumah yang dibukakan oleh si Mbok, dia lalu menjumpai papa dan mama mertuanya yang terlihat sedang menonton televisi bersama di ruang keluarga.
"Halo pah mah, wah papa tumben nih udah di rumah"
"Vid, udah pulang kamu, gimana kerjaan lancar? iya nih tumben si papa kerjaannya sedikit haha" Diana menyambut menantunya itu.
"Gimana Vid? lancar semua urusan di Jogja? gak ada masalah kan?"
"Aman kok pah, semuanya udah beres tadi siang, makanya sore tadi David langsung aja pulang, ngomong-ngomong Emily dimana ya mah?"
"Udah kangen banget ya? di kamar kok dia, uring-uringan terus dia itu selama kamu tinggal"
"Hahahahah kangen berat mah, kangen berantemnya wkwkwk, yaudah aku naik dulu ya mah pah"
"Udah sama kamu naik, istirahat kayaknya kamu udah capek banget.."
***
David memasuki kamar mereka, dia melihat Emily sedang tiduran di kasur sambil membaca buku. Dia ingin segera memeluk istrinya yang sangat dia rindukan itu.
"Heii.. aku pulang.." David mendekati Emily dan berniat untuk memeluk istrinya itu.
"Ih apaan sih, lepasin jangan dekat-dekat sama gue" Emily menolak dengan jutek.
"Astaga.. suami baru pulang bukannya dikasih pelukan malah dijutekin, sini peluk dulu" David mengeluarkan nada manja.
"Gue serius ya Vid, jangan dekat-dekat gue lagi gak mood berantem"
"Siapa yang ngajak kamu berantem sih? kamu marah kenapa lagi? perasaan kamu marah melulu"
"Ya lo tanya aja sama diri lo sendiri!"
"Loh yang marah kan kamu, aku ngak tau apa-apa"
"Emang lo gak pernah tau apa-apa!"
"Bentar-bentar, kayaknya serius nih, coba kamu jelasin apa yang buat kamu marah, apa lagi yang aku lakukan salah menurut kamu?" David mulai sadar kalau Emily saat ini benar-benar marah.
"Ya udahlah kalau emang lo gak sadar, gak penting juga kan" Emily sudah terlanjur kesal, dia lalu menarik selimut untuk menutupi badannya dan berniat untuk tidur.
"Tunggu.. tunggu Emily, ini harus diselesaikan, kamu gak bisa terus giniin aku" David mencoba menarik Emily berbalik menghadap dia, sambil menarik turun selimutnya.
"Apaan sih narik-narik" Emily akhirnya mencoba bangkit karena tarikan David.
"Kalau ada masalah ayo selesaikan baik-baik, jangan begini dong marah tapi diam, kamu itu sering banget loh begini, lama-lama aku capek ngadepin kamu" David mulai terpancing emosinya karena keadaan tubuhnya yang sedang kelelahan ditambah dengan sikap Emily.
"Yaudah kalau emang udah capek cerai aja susah amat"
"Cerai lagi cerai lagi, benar-benar gak ada harganya ya pernikahan ini di mata kamu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Everyone Can Fall in Love
RomanceKisah seorang wanita berparas cantik bernama Emily Patrice Soedarjo, yang memiliki karir cemerlang serta keluarga terpandang yang sedang berada di jajaran pemerintahan, karena paksaan takdir harus menerima seorang pria perantau dari sumatera menjad...