chapter 3

1.8K 211 12
                                    

cinta atau obssesi? yg mana dirimu?
kau tidak akan menggenggam erat cintamu ketika kau tau itu cinta ..
karna cinta adalah melepaskan

.

TYPO IS BONUS

THIS STORY IS MINE

DON'T COPAS THIS STORY

Jangan lupa votment...

Hargailah karya seseorang^^

Happy Reading...





.....

.






.

'BRAKK'
"sialan" Jeno bergegas memasuki flat itu .. semalam ia di beri tahu Haechan tentang kejadian yg menimpa kekasihnya itu, ia menutup pintu mobilnya dengan keras hingga menimbulkan suara yg cukup nyaring, ia segera bergegas dan mengetuk pintu itu , tak lama kemudian Haechan membukakan pintu untuknya
"bagaimana" tanya Jeno, Haechan memandang Jeno lalu mengalihkan pandangan nya pada Renjun yg sedang memeluk lututnya di atas kasur, tanpa sepatah katapun Jeno segera menghampiri Renjun.
Haechan terdiam,kemudian segera beranjak pergi memberi ruang untuk keduanya, dia memutuskan mencari udara segar di luar sana

Sedangkan Renjun,gadis itu hanya diam dan memandang lurus ke arah depan dengan tatapan yg kosong

"Renjun.."

hening...

Renjun tidak menjawabnya bahkan tidak sedikitpun melirik pria itu, entah apa yg ada dalam fikiran gadis itu Jeno sama sekali tidak bisa menebaknya
Jeno mulai meneteskan air matanya, dia menyesal.. sangat menyesal
semua ini karnanya, andaikan saja semalam dia bisa menjemput Renjun semua ini takan terjadi, dan Renjun tidak akan mengalami hal seperti ini
"Renjun-ah maafkan aku.. Renjun aku benar-benar menyesal" Jeno meraih tangan gadis itu,mengenggamnya dengan lembut
Namun tetap sama tidak ada respon dari gadis itu.
"Renjun .. jangan seperti ini.. aku sakit melihatmu begini.. Renjun ku mohon.." suara Jeno terdengar putus asa
"Sayang.. lihat aku.. ku mohon" lanjutnya,tangannya yg lain membelai pipi halus Renjun yg terlihat sedikit memar.
Jeno benar-benar marah pada dirinya sendiri,Renjun terlihat sangat kacau,dan itu semua karna dirinya.

Renjun mengalihkan pandangannya pada Jeno,tiba-tiba tangisnya pecah begitu saja
"hiks..hiks .. a..aku ..je..jeno-ya.. smalam aku..hiks pria itu..a..aku..bajuku,..hiks ..p..pria..itu" Renjun mencoba menjelaskan dengan terbata-bata
" ssshhh sayang ...tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja .. uljima Renjuniee..ssshh lupakan ..aku bersamamu sekarang" Jeno segera memeluk erat tubuh ringkih Renjun.
Renjun pun membalas nya dengan lebih erat
".. hiks... hikss .. "isak tangisnya smakin kencang,Jeno mencoba menenangkan nya , ia mengusap punggung kekasihnya itu dan sesekali menciumi pucuk kepala gadis itu dengan penuh kasih sayang ,hingga tanpa sadar Renjun kembali jatuh tertidur di pelukannya karna kelelahan menangis..
Jeno mulai membaringkan Renjun dengan perlahan,dan menyelimutinya
"tidurlah sayang.."
"CUP" jeno mengecup kening Renjun ..
....

Jeno terus memandangi wajah Renjun yg sedang terlelap itu,dia benar-benar menyesal dengan kelakuan nya,bahkan dia mulai memikirkan apa yg sedang ia lakukan akhir-akhir ini .. dia merasa begitu jahat,apakah dia akan lebih menyakiti hati Renjun?? tentu saja Renjun akan terluka jika mengetahui smuanya .. Jeno mengacak rambutnya frustasi

'Drttt...drtttt'
Ponsel pria itu bergetar menandakan sebuah panggilan masuk

"iya" jawab Jeno ketika mengangkat panggilan itu
"kau dimana? kau bilang akan menemani aku saat tidur? tapi ketika aku bangun kau tidak ada"  ujar suara di sebrang sana
jeno menghela nafas,melirik Renjun sebentar dan pergi beranjak keluar,dia tidak ingin Renjun terbangun dan mendengar semuanya
"aku ada urusan mendadak dan sangat penting nana .. maafkan aku" jawab Jeno
"emmm .. aku kecewa ~" suara itu terdengar merajuk
"Chagi apa kau sudah sarapan?" Tanya Jaemin kemudian
"Belum... kau sendiri?"
"belummm~ aku menunggumu .. ayo makan di luar .. aku rindu saat-saat seperti dulu .. jadi aku memutuskan untuk pergi keluar denganmu dan mengingat kenangan lama kita kembali"

Sweet Regret//NOREN//GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang