chapter 6

2.4K 219 47
                                    

Nama lain dari kekuatan adalah kesabaran..
Seseorang yg telah kehilangan kesabarannya,bararti ia juga telah kehilangan kekuatannya..

.

.

.
TYPO IS BONUS

THIS STORY IS MINE

DON'T COPAS THIS STORY

Jangan lupa votment...

Hargailah karya seseorang^^

Happy Reading...

.

.

.

Renjun menghela nafasnya dengan berat untuk kesekian kalinya.
Ia mengusap lengan atasnya ketika hawa dingin kembali menerpa dan menusuk kulit halusnya.
Ia juga beberapa kali meniup-niupkan udara hangat dari mulutnya ke telapak tangan mungilnya itu.
Hari semakin gelap dan berubah menjadi malam
Renjun terus menengok kebelakang,dan melihat ke kiri dan kanan,berharap orang yg di tunggunya itu segera datang
Namun tetap saja,seberapa lamapun Renjun menunggu orang itu tidak akan datang.
'ia melupakannya lagi' batin Renjun
Renjun mendudukan dirinya di kursi yg ada disana.
Ia menatap kotak kecil yg di bawanya itu dengan sendu.
Ia tersenyum miris kemudian menatap lurus ke depan.
Air matanya kembali bergulir membasahi pipinya.
Renjun menangis dalam diam.
Rasa sesak di dadanya semakin hari semakin bertambah membuatnya kesulitan untuk bernafas.
Apa yg harus ia lakukan sekarang?
Haruskah ia mempercayai pria itu dan kembali kecewa?
Renjun memejamkan matanya erat-erat
Ia berusaha menahan air matanya yg terus mendesak keluar itu.
"Hiks.."
Renjun menutup mulutnya menahan isak tangis yg keluar.
Sungguh rasanya ia tak mampu lagi bertahan dengan semua harapan yg semu
Ia ingin menyerah,ia lelah

Renjun mencoba menekan perasaannya.
Ia mencoba menahan rasa sakit di hatinya itu
Namun sekuat apapun Renjun berusaha,ia tetap tak bisa menahannya.
"Hiks... Appo.. jeongmal appoyeo...hiks"
Renjun terisak pelan

"Hiks..."
Gadis itu memukul-mukul dadanya yg terasa semakin sakit dan menyesakan itu
"Hiks...hiks.."

"Uljima..."

Sebuah jaket terlampir di punggungnya,menyelimuti tubuh Renjun yg mungil itu dengan kehangatan.
Renjun menoleh sebentar kemudian kembali memandang lurus kedepan,
"Mark Oppa"
Renjun mencoba menghapus air matanya

Mark berjalan dan duduk di samping Renjun,ia menatap gadis itu sebentar kemudian terkekeh
"Aku sudah melihatmu menangis.." ucapnya
Renjun menunduk,menyembunyikan wajahnya dari pria itu
"Mianhae.." ucap Renjun menyesal
"Tak ada yg salah dengan itu Renjun-ah..
Kita tertawa ketika kita bahagia dan juga
Kita perlu menangis ketika itu terasa menyakitkan
sebab itulah kita di panggil manusia, karna kita memiliki perasaan.. gwaenchana,menangislah"
Ucap Mark
Renjun tak menjawab,gadis itu menunduk semakin dalam.
Bahunya terlihat bergetar,
Mark yg melihatnya hanya bisa menghela nafas
Gadis itu begitu ringkih dan rapuh,ia begitu lemah namun masih mampu bersikap kuat di depannya.
'sebenarnya kau ini apa Renjun? Aku takut kau adalah malaikat yg terjebak di dunia yg begitu jahat ini' batin Mark
Pria itu menarik Renjun ke pelukannya
"Menangislah Renjun.. aku akan selalu ada di sampingmu" ucap pria itu tulus.
Tubuh Renjun menegang untuk beberapa saat karna terkejut ,namun Akhirnya kembali melunak, hatinya tiba-tiba kembali terasa penuh karna sesak
Ia benar-benar butuh tempat untuk menangis sekarang,ia tak mampu menahannya lagi
"Hiks.. Oppa.. kenapa begitu sakit? Hiks...Kenapa..hiks.. " tangis Renjun pecah
Gadis itu terlihat begitu putus asa.
Mark mengeraskan rahangnya,hatinya ikut sakit melihat gadis yg di cintainya itu begitu terpuruk.
Ia benar-benar tak ingin melihat gadisnya itu menangis
Ia benar-benar tak  mampu lagi mendengar tangisan yg menyayat hati itu.
"Sssttt bersabarlah Renjun... Bersabarlah sedikit lagi.."
Ucap Mark mengelus punggung Renjun lembut

Sweet Regret//NOREN//GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang