3. She Acts

164 43 3
                                    

The Skin Nature adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis kecantikan berupa produk-produk perawatan tubuh yang secara konsisten melakukan produksi dengan menggunakan bahan-bahan alami dan organik. Pendiri pertamanya adalah Tom Rainart, yang memulai bisnis ini dari sebuah laboratorium kecil sampai akhirnya mendapatkan kepercayaan dari investor untuk mulai mengembangkan produk-produknya dan melakukan pemasaran ke seluruh penjuru negara. Nama Tom Rainart sudah lebih dulu malang-melintang dalam pemberitaan bisnis baik dalam negeri maupun mancanegara karena kesuksesan besarnya.

Walaupun keputusan besarnya untuk pensiun agak membuat banyak pihak merasa kecewa, kemunculan Jeffrey Rainart, putra sulung Tom agak memberikan angin segar kepada pihak-pihak yang menggantungkan kehidupannya pada keberlangsungan perusahaan.

Namun tentu Jeffrey bukanlah Tom. Meskipun Jeffrey telah belajar tentang seluk-beluk perusaan sejak mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan, lelaki itu memiliki jiwa revolusioner yang agak berseberangan dengan sang Ayah. The Skin Nature yang sekarang ia pegang seluruhnya harus memiliki pencapaian yang lebih tinggi setelah kepercayaan Ayahnya sepenuhnya diberikan kepada lelaki itu.

Jeffrey yakin dengan hasil kerja tangan dinginnya akan menghasilkan kesuksesan yang lebih besar pada perusahaan. Pengembangan produksinya dimulai dari melakukan pengolahan bahan mentah yang nantinya dijadikan dasar dalam pembuatan produk perawatan tubuh. Sebelumnya, The Skin Nature harus mengimpor bahan dasar yang telah diolah terlebih dahulu karena keterbatasan alat dan hal itu menyebabkan ongkos produksi selalu tinggi.

"Mesin Slow Pressed sudah didatangkan dari Jerman sekitar seminggu yang lalu, sekarang sedang dalam proses percobaan dan pemantauan apakah ada komponennya yang cacat atau tidak sesuai dengan spesifikasi."

Jonathan berjalan di sisi Jeffrey sambil membacakan lembaran laporan di tangannya. Hari ini seperti biasa Jeffrey ditemani Jonathan melakukan pemantauan rutin untuk proyek launching produk body care The Skin Nature terbaru mereka. Suhu laboratorium dijaga agar tidak merusak kualitas bahan dasar utama. Jeffrey mengamati dengan cermat proses persiapan produksi. Mata tajamnya membelah lautan manusia dari monitor lantai atas. Laboratorium selalu sibuk seperti biasanya, ditambah dengan telah dibuatnya timeline proyek yang harus dapat dikejar sampai dua bulan kedepan.

Jeffrey mulai melakukan evaluasi yang dengan sigap didengarkan dan dicatat oleh dua penanggungjawab mesin dan bahan baku dari laboratorium yang juga sedaritadi mengikuti langkah kaki laki-laki itu. "Dua ton Wild Argan yang sudah ada di gudang penyimpanan harus segera dilakukan pengolahan untuk mendapatkan Wild Argan Oil kualitas terbaik, bahan tersebut tidak boleh dibiarkan terlalu lama karena akan merusak kualitasnya. Pengupasan juga harus dilakukan dengan hati-hati, dan yang paling penting, pengambilan extract oil harus dilakukan dengan prosedur pres yang paling pelan."

Setelah kedua orang penanggung jawab tersebut mengangguk paham dan menyelesaikan catatan evalusinya, Jeffrey mempersilakan mereka untuk kembali ke bagiannya masing-masing.

Jonathan lah yang pertamakali menginterupsi perhatian Jeffrey yang sedang mengamati aktifitas di bawah mereka. "Kunjungan hari ini berjalan cepat. Setelah ini kemana kita akan pergi? Kembali ke kantor?" tanya laki-laki yang usinya tiga tahun di atas Jeffrey.

"Tidak, sepertinya kita harus mengisi perut terlebih dahulu, aku sedikit lapar."

"Ha! Pilihan bagus, ayo."



Jonathan menjalankan Porsche Cayenne hitam metalik milik Jeffrey, dengan Jeffrey yang duduk di sebelahnya. Pandangan pria itu tidak sengaja tersedot pada sebuah paper bag berlogo salah satu merek produk susu sapi pasteurisasi. Pria itu mengernyit bingung pada lelaki di sebelahnya.

"Untuk alasan apa kau membeli susu-susu itu? Bukankah kau alergi parah dengan susu sapi dan apapun olahan susu sapi?"

Jeffrey mengikuti pandangan Jonathan pada paper bag yang sempat ia lupakan keberadaannya. "Aku tidak membelinya. Itu hadiah. Katya memberikannya."

Hello, Goodbye | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang