Jika bicara soal Amerika Utara, Boston bukan tempat yang sering dipilih untuk dijadikan lokasi vacation, apalagi honeymoon. Boston lebih dilihat sebagai kota pendidikan atau pelajar, karena terdapat beberapa universitas kelas dunia seperti Harvard University dan Boston University. Kebanyakan orang mungkin mengira Harvard hanya berada di Cambridge, namun ternyata perguruan tinggi itu memiliki Business School dan Medical School yang berada di Boston. Tak heran ekonomi Boston berbasis pada pendidikan, perawatan kesehatan, keuangan, dan teknologi tinggi.
Boston juga sarat akan budaya dan sejarahnya. Kota yang punya sebutan 'Athena America' itu memiliki torehan sejarah yang cukup besar, salah satunya yang paling terkenal adalah peristiwa besar Pembantaian Boston dan Boston Tea Party. Kau tentu pernah mempelajarinya di buku teks Sejarah pada bab Revolusi Amerika saat duduk di bangku sekolah menengah.
Hampir tengah malam ketika Katya dan Jeffrey tiba di Boston Logan International Airport. Tempat tinggal Jeffrey berlokasi di sudut Brookline Avenue dan Boylston Street, gadis itu sempat sedikit terkejut ketika didapatinya hunian lelaki itu bukan sekedar apartemen biasa melainkan sebuah unit condominium. Ternyata dia telah menikah dengan seorang konglomerat muda, batin gadis itu.
Setelah istirahat malam dengan cukup, paginya Katya langsung melihat Jeffrey sudah sibuk dengan laptopnya. "Aku ingin membuat kopi, kau mau?" Tawar gadis itu.
"I'd love it, thank you, Kat."
"Do you like sweet one?"
"Setengah sachet, regularly."
"Noted."
Setelah Katya hilang dari balik pintu, Jeffrey mengangkat handphone-nya yang berdering, itu Jonathan.
"Is it morning there?"
"Exactly"
"Aku sudah mengirimkan semua berkas keperluan meeting ke e-mail."
"Ya, aku sedang membacanya sekarang, terima kasih, Jonathan."
(...)
"Ada lagi, Jon?"
"I just... It's your first time doing alone business trip."
Benar, selama perjalanan karirnya, untuk perkara admistrasi Jeffrey selalu dibantu dengan Jonathan sebagai sekretarisnya. Bahkan jika perjanan bisnis ke luar negeri biasanya Jeffrey tidak hanya membawa Jonathan saja, namun juga Dimas atau Marco yang memegang jabatan manajer. Ini adalah kali pertamanya melakukan perjalanan bisnis tanpa ditemani satupun orang dari perusahaan. Semuanya harus disiapkan dan diatasi sendiri.
Untungnya ini adalah Boston, kota yang sudah cukup familiar untuknya. Sepertinya Jeffrey tidak akan terlalu kesulitan untuk mengatur segalanya sendiri. Meeting yang akan dilakukannya juga bukan dengan perusahaan multinasional yang harus melibatkan banyak pihak, Jeffrey ingin menemui kenalan lamanya yang memiliki usaha industri keramik. Mendukung persiapan launching produk barunya, lelaki itu terpikir untuk menyediakan freebies berupa mangkuk-mangkuk tembikar yang difungsikan untuk wadah masker organik.
Lelaki itu sudah menghubungi Jeno, dan sepakat untuk mendatangi studionya nanti siang. Jadi selagi menunggu waktu, Jeffrey melakukan pengecekan pada berkas-berkas yang sekiranya akan dibutuhkan.
"Not really that alone, tho."
"Iya sih... Kau kan tetap bersama Katya. Omong-omong bagaimana?"
Alis Jeffrey hampir menyatu. "Apanya yang bagaimana?"
Lelaki itu bisa menebak, sekarang Jonathan pasti sedang tersenyum dengan wajah konyolnya. "Your first night at Boston..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Goodbye | Jung Jaehyun
Romance[ featuring NCT Jaehyun ] ✒ written in romance, fanfiction and lawfiction. Ketika menerima pinangan Jeffrey Rainart, Katya tahu konsekuensi mengerikan yang akan dihadapinya. Dengan segala risiko yang berpotensi menghancurkan hatinya, akankah dirinya...