10. Friends

98 34 0
                                    

Jeffrey tidak bisa tidur semalaman. Setelah pertemuan bibir singkat mereka, tidak ada satupun dari keduanya berani memulai pembicaraan. Katya sudah tidur di kamar tamu, sedangkan Jeffrey yang gusar harusnya tidur di kamarnya sendiri, namun laki-laki itu malah memilih untuk merebahkan tubuhnya di sofa besar ruang tengah.

Hawa dingin menggelitik kakinya, tapi lelaki itu terlalu larut dalam pemikirannya sendiri. Bagaimana dia akan menghadapi gadis itu keesokan harinya? Jeffrey tentu harus meminta maaf kepadanya, mencium sama sekali bukan agenda yang direncanakan lelaki itu sebelumnya. Gadis itu pasti terkejut dengan aksi tanpa sadarnya. Kenapa laki-laki itu harus bertindak bodoh ketika hubungan mereka mulai berjalan cukup baik?

Suara deritan pintu memasuki pendengaran Jeffrey dalam keheningan ruang tengah. Rupanya Katya melangkahkan kakinya keluar dari kamar dengan hati-hati, gadis itu mencoba sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara yang berpotensi mengganggu waktu istirahat penghuni rumah. 

Ruang tengah itu hanya memiliki sedikit sumber pencahayaan dari lampu berwatt kecil di atas meja, yang membuat kegelapan jadi lebih mendominasi. Katya sepertinya tidak menyadari keberadaan Jeffrey di atas sofa, gadis itu terus melangkahkan kakinya menuju jendela besar yang masih tertutup tabir. Dia menyingkap sedikit kain yang menjuntai di depannya, dan memandang luar yang masih diliputi gelap. Jendela itu menghadap langsung pada pemandangan pantai, namun jika malam hari, hanya pantulan dari lampu pinggir pantai yang dapat terlihat.

Jeffrey merogoh ponsel di kantung jaketnya untuk mengecek waktu. Ternyata sekarang sudah hampir pagi walau langit masih gelap gulita. Pergerakan tidak nyaman Jeffrey di atas sofa akhirnya membuat gadis itu berbalik badan dan mengetahui keberadaan lelaki itu. Mulanya Katya agak kaget, namun beberapa detik berikutnya gadis itu langsung bisa mengendalikan dirinya. 

"Jeffrey?" Panggil gadis itu pelan.

Lelaki itu bangkit dari posisi tidurnya. "Kau sudah bangun?"

"Begitulah." Sejujurnya gadis itu juga sulit tidur. Tapi bukankah lelaki itu tidak perlu tahu?

"Ini masih terlalu dini..."

"Kau juga... Kenapa malah tidur di sofa?"

"Ah... Hanya ingin saja..."

Katya tidak menjawab lagi. Suasana canggung masih berputar di sekitar mereka. Terjadi perdebatan dalam batin gadis itu, haruskah dia kembali ke kamar dan tidur saja? Katya tidak mengira malah akan berhadapan dengan Jeffrey lagi.

Laki-laki itu menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. "Kau ingin melihat matahari terbit?" Tanya Jeffrey tiba-tiba.

"Eh?"

"Kau tadi membuka tirai, kupikir kau ingin melihat matahari terbit. Sebenarnya... pantai adalah spot paling cocok untuk melihat sunrise..." Jeffrey memberanikan diri melihat pada Katya yang masih berdiri di muka jendela. "Aku bisa menemanimu, hanya jika kau tidak keberatan..."

Remang masih menemani mereka, sedikitnya Katya bersyukur karena tidak bisa melihat sosok lelaki itu dengan jelas. "Tentu... Itu terdengar menyenangkan."



Setelah berjalan sekitar dua ratus lima puluh meter ke bibir pantai, keduanya akhirnya bisa melihat dermaga kecil dengan penerangan di setiap pinggir jalannya. Beberapa perahu kecil juga terlihat diikatkan pada badan bangunan itu. Jeffrey menuntunnya untuk duduk di tepian quayside yang seluruhnya terbuat dari kayu yang kokoh. Gadis itu dengan hati-hati ikut menggantungkan tungkainya, dia tidak mau melakukan hal bodoh seperti terpeleset sampai tercebur ke laut. Sedangkan pria di sampingnya sudah duduk dengan tenang seolah telah melakukan ini ratusan kali.

Hello, Goodbye | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang