16. How Do You Do

73 10 0
                                    

Dibandingkan dengan hubungan persepupuan lainnya, bisa dikatakan Katya adalah saudara sepupu yang paling dekat dengan Maisie. Sejak kecil, Maisie tidak terlalu bisa dekat dengan keluarga dari pihak ayahnya. Menjadi anak tunggal membuatnya agak kesepian, namun setelah berkenalan dengan Katya,  Maisie kecil menjadi suka mengikutinya kemanapun, mereka jadi sangat lengket seperti perangko.

Katya sebenarnya memiliki kakak laki-laki yang jarak usianya lumayan jauh. Karena perbedaan usia, serta intensitas bertemu yang jarang―kakaknya sudah pergi belajar ke luar negeri sejak usianya menginjak belasan tahun, dia hanya pulang ketika liburan musim panas dan natal. Bisa dibilang, Katya juga jadi seperti anak satu-satunya di rumah.

Walau sifat mereka terkesan berseberangan, tapi Katya selalu dapat menjadi escape place untuk Maisie. Sampai pernah suatu hari, beberapa tahun lalu saat Katya masih melakukan studinya di Leiden, tanpa pemberitahuan sebelumnya Maisie tiba-tiba berdiri di depan unit apartemennya dengan sebuah koper besar. Usut punya usut, ternyata gadis itu sedang bertengkar hebat dengan ibunya, dan secara impulsive membeli tiket menuju Leiden untuk kabur dari rumah. 

Saat itu Katya tidak mungkin tidak mempersilakan Maisie untuk masuk. Walaupun perbuatan Maisie di luar akal sehat dan kewarasan manusia, namun hati nurani Katya masih bekerja untuk tidak membiarkan sepupu labilnya itu bergelandang di pinggir jalan. Selain itu, Maisie juga masih sangat muda sehingga masih dipenuhi oleh emosi sesaat.

"Kak Katyaaa.. Tolong ijinkan aku tinggal di sini..." Rengek Maisie dengan hidung memerah karena terlalu lama berada di luar.

Katya sudah membuatkan coklat panas dan membawakan selimut untuk dipakainya. "Are you out of your mind?"

"My Mom is fucking hate me now."

"No, she doesn't. Tapi mungkin dia akan melakukannya jika kau lari seperti ini."

"....."

"Kau harus segela pulang, Maisie. Kabur tidak akan menyelesaikan masalah."

"I know..." Ujarnya sedih.

Katya jadi merasa sedikit iba pada Maisie. Perjalanan ke Belanda tidaklah sebentar, gadis kecil itu pasti lelah, belum lagi udara dingin yang menusuk. Dia bisa saja terserang flu. "Aku akan menelepon Aunty untuk mengabarkan kalau kau bersamaku. Aku juga akan memesankan tiket pesawat untuk keberangkatan tiga hari lagi."

Maisie diam tidak membantah. Bukan kapasitasnya juga untuk protes pada gadis di depannya. Sudah bagus dia mendapat tempat kabur selama tiga hari dan tempat tinggal yang hangat di negara antah berantah yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya.

Memilih untuk tenggelam dalam kepasrahan, tiba-tiba saja perhatian Maisie terdistraksi pada suatu objek yang mencurigakan. "Untuk apa kau membeli mantel dengan model laki-laki seperti itu?"

Gadis itu juga mendapati sepotong kemeja putih berukuran besar yang menggantung di stand hanger milik Katya. Mata Maisie memicing curiga. "Ada kemeja laki-laki juga..."

"Lalu... Sofa ini, aromanya juga seperti parfum laki-laki." 

Wajah Katya menegang. Maisie datang secara mendadak, jadi gadis itu tidak sempat untuk merapikan apartemennya. Dove datang semalam jadi...

"Kau tinggal dengan pacarmu ya?"

Katya tersedak salivanya sendiri. "Kami tidak tinggal bersama!"

Hello, Goodbye | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang