13. Princess And The Stealer

96 26 0
                                    

Maisie mengalami serangan mental breakdown. Bukan, bukan karena perkara Katya yang akan pindah rumah―kalau soal itu Maisie sudah mencoba berlapang dada. Tapi gadis itu tidak menyangka acara pernikahan sepupunya itu akan berbuntut panjang baginya.

Perpustakaan fakultas lumayan lenggang siang ini, tidak banyak mahasiswa yang berlalu-lalang untuk mengambil atau mengembalikan buku, kebanyakan hanya duduk diam untuk mengerjakan sesuatu di laptopnya. Keheningan yang canggung itu membuat Maisie takut kalau suara dentuman di dadanya akan terdengar.

Dia dan James secara kebetulan menjadi partner untuk mengerjakan Berita Acara Sidang, yang sebenarnya Maisie yakin pembagian itu adalah hasil manipulasi dari Lucas, cowok itu sungguh bahagia melihatnya kesulitan. Jadilah hari ini mereka bersepakat untuk mengerjakan bersama di perpustakaan fakultas. Jantung Maisie hampir copot ketika dalam hening, lelaki itu tiba-tiba bertanya dengan suara pelannya.

"Jadi kau masih bagian dari keluarga Seoda, ya?"

Bukan pertanyaan yang sulit andai saja itu bukan James. Karena merasa tak ada gunanya lagi untuk menutupinya, dan karena sepertinya cowok itu bukan bicara seperti itu untuk betulan bertanya namun hanya untuk mengonfirmasi, jadi Maisie memutuskan untuk memberitahunya sekalian saja.

"Secara teknis, ya."

James mengangguk singkat, masih tidak mengalihkan matanya dari layar di depannya. Maisie mengangkat satu alisnya, hanya itu? Tidak tahukah dia kalau gadis itu penasaran setengah mati dari mana asalnya James bisa mengetahuinya. Daren dan Chelsea jelas tidak mungkin jadi tersangka―karena Maisie sudah memaksa mereka untuk bersumpah tutup mulut di atas kitab. Tapi berharap James akan menceritakan dengan sendirinya adalah sama tidak mungkinnya dengan mendapatka nilai A di mata kuliah Prof. Andi, jadi gadis itu mengalah untuk kepentingan rasa ingin tahunya yang sudah mencapai ubun-ubun.

"Darimana kau mengetahuinya? Maksudku, aku tidak punya nama itu di belakang namaku."

Maisie Josephine Harriet. Dia tidak punya nama Seoda, karena itu adalah nama keluarga milik ibunya. Jika hanya melihat dari nama belakangnya, mustahil seseorang dapat mengenalinya sebagai bagian dari keluarga Seoda. Berbeda dengan Daren dan Chelsea yang memang punya nama itu di belakang namanya, hampir seluruh mahasiswa di fakultas mereka tahu kalau si kembar adalah sepupu dari Katya. Tapi Maisie? hanya beberapa orang yang dapat dihitung jari.

Lelaki itu menghentikan aktifitas mengetiknya dan berpaling ke gadis yang duduk di sebelahnya. "Kau tidak tahu ya, kalau aku datang ke acara pernikahan Miss Katya?"

Gadis itu mengerjap beberapa kali, sebelum merapatkan bibirnya. Fakta yang diberikan James cukup dapat membuatnya terdiam beberapa saat. "Bagaimana bisa?"

Setahu gadis itu, resepsi pernikahan Katya tidak dihadiri oleh sembarang orang, tapi hanya kenalan-kenalan terdekat mereka saja. Atau mungkin James adalah kenalan dari Jeffrey Rainart? Walaupun terdengar mustahil, karena kalau dipikir-pikir, apa korelasinya seorang mahasiswa hukum dengan pengusaha brand perawatan tubuh? iya kan?

James melipat kedua tangannya dengan santai. "Aku datang menggantikan Kakak perempuanku yang sedang hamil besar. Jadi aku datang dengan Kakak Iparku, Jonathan Liman."

Maisie memutar-mutar ingatannya. James mengatakannya seolah-olah gadis itu pasti mengenal seseorang dengan nama Jonathan Liman. Sejujurnya memang terdengar familiar sih... 

Akhirnya gadis itu ingat! Pria tinggi dengan setelan formal yang sering berada di sekitar Jeffrey Rainart. Katya pernah memperkenalkannya sebagai sekretaris Jeffrey. 

Gadis itu sontak menutup mulutnya yang menganga. Inilah kelakuan buruk Maisie yang terlalu cuek untuk memperhatikan orang-orang disekitarnya, James pasti terlihat di acara pernikahan itu. "Aku mengenal Pak Jonathan!"

Hello, Goodbye | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang