Jeffrey memarkirkan Porsche Cayenne hitamnya pada area pertokoan yang sedang memasuki waktu padat pengunjung. Deretan ruko banyak diisi oleh beberapa toko diantaranya cafe, restoran, butik, sampai bar. Area itu lebih ramai oleh pengunjung yang berusia muda karena lokasinya yang berdekatan dengan universitas.
Laki-laki itu jadi merasa agak salah kontum karena masih mengenakan setelan jas kerjanya. Tapi Jeffrey tidak berencana untuk turun dari mobilnya, karena misinya kali ini adalah melakukan pengintaian. Namun cukup lama dirinya berdiam di balik kemudinya, lelaki itu sama sekali belum melihat sosok yang ingin ditujunya.
Jeffrey memarkir mobilnya agak jauh dari tempat yang menjadi target keingintahuannya. Satu butik bernuansa modern dengan beberapa karangan bunga yang masih terpasang di pintu masuk toko itu. 'Jane Apparel', nama butik itu ditulis dalam font tegak bersambung warna silver dan digantung di atas pintu masuk kaca yang lebar.
Jane diambil dari nama belakang wanita itu, Eliana Jane, sudah lama Elia ingin membuat brand dengan namanya sendiri. Dan Jeffrey adalah salah satu orang yang paling sering mendengarkan mimpi-mimpi dari wanita itu. Di satu sisi, Jeffrey merasa bangga karena Elia akhirnya berhasil menggapai salah satu mimpi terbesarnya, namun pada sisi lain, lelaki itu merasa kecewa karena wanita itu sama sekali tidak melibatkan dirinya di dalamnya.
Sepertinya Elia cukup serius dengan ucapannya yang menginginkan hubungannya dengan lelaki itu harus berakhir. Bahkan wanita itu sama sekali tidak memberitahu Jeffrey tentang dirinya yang sudah resign dari agensi modellingnya, dan mulai merintis usahanya sendiri.
Hal itu menumbuhkan rasa marah dalam relung hati Jeffrey.
Lelaki itu merasa seolah dibuang begitu saja. Setelah apa yang telah mereka lalui bersama, selama bertahun-tahun, dan apa yang sudah terkenang oleh mereka, apakah semuanya benar bisa diabaikan begitu saja? God... but she did.
Jeffrey menghela napas panjang dari balik kemudinya. Wanita itu telah sukses menghindarinya. Tapi lelaki itu tidak ingin ditinggalkan begitu saja. Tidak dengan cara yang seperti ini.
Lelaki itu hampir menyalakan kembali mesin mobilnya ketika netra gelapnya justru menemukan objek lain yang tidak diduganya akan dilihatnya di sana. Dari sebuah mobil hr-v putih yang diparkir tepat di depan cafe bernuansa jepang, Katya terlihat keluar bersama dengan Maisie. Jeffrey seolah lupa dengan tujuan awalnya, kedua matanya sekarang sibuk untuk mengamati wanita dengan potongan shift dress berwarna hitam yang dipadukan dengan jaket berbahan jeans.
Sekarang memang sudah memasuki waktu sore, dimana wanita itu pasti sudah selesai dengan kegiatan mengajarnya. Jeffrey juga mengenali mobil hr-v putih itu sebagai milik Maisie, gadis itu beberapa kali membawanya ketika mengantarkan Katya pulang. Katya bukannya tidak bisa menyetir, dia mempunyai satu unit mobil pribadi yang diparkirkan di basement apartemennya, namun wanita itu lebih memilih untuk menaiki kendaraan umum karena merasa dapat lebih menyingkat waktunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Goodbye | Jung Jaehyun
Romance[ featuring NCT Jaehyun ] ✒ written in romance, fanfiction and lawfiction. Ketika menerima pinangan Jeffrey Rainart, Katya tahu konsekuensi mengerikan yang akan dihadapinya. Dengan segala risiko yang berpotensi menghancurkan hatinya, akankah dirinya...