8. Another Side

107 35 0
                                    

Pernahkah kau merasakan saat dimana segala hal terasa tidak tepat, entah itu karena suatu kejadian terjadi di waktu yang salah, atau waktu yang membawa suatu kejadian itu terasa tidak seharusnya terjadi.

Jeffrey memijit pelan pangkal hidungnya. Otaknya semakin tidak dapat diajak berkompromi bahkan ketika seharusnya dia memasang senyum penuh terima kasih kepada para tamu undangan yang mendadak membanjirinya dengan ucapan selamat. Pernyataan mendadak dari sang Ayah seketika menghancurkan seluruh rencana yang telah disusun oleh lelaki itu.

Pesta perayaan malam itu dihadiri tidak hanya oleh keluarga terdekat, namun juga oleh kolega bisnis. Salah satunya adalah modeling agency yang telah melakukan kontrak kerja sama untuk urusan marketing dan promosi. Saat mendapati Elia berada di antara beberapa model yang datang di pesta itu, Jeffrey sudah menyusun rencana di kepalanya untuk segera menemui wanita itu. Akhir-akhir ini Elia sangat sulit dihubungi, begitu pula dengan Jeffrey yang masih disibukan dengan berbagai pekerjaan. Laki-laki itu tidak berminat untuk memberitahukan perihal pertunangannya melalui telepon apalagi pesan, Jeffrey harus menemui wanita itu secara langsung. Namun belum sempat rencananya terlaksana, Elia justru harus mengetahui fakta itu dari bibir sang Ayah.

Pada akhirnya, Jeffrey harus mengikuti sisa acara perayaan ini dengan perasaan dan batin yang tertekan. Lelaki itu sudah tidak dapat melihat batang hidung Elia sejak beberapa waktu setelah sambutan Tom Rainart selesai. Wanita itu pasti sudah meninggalkan tempat ini, yakin Jeffrey. Lelaki itu ingin sekali menyusul Elia, namun di sisi lain, Jeffrey juga tidak bisa meninggalkan lokasi begitu saja. Lelaki itu tetap harus menjaga muka keluarganya.

Jeffrey merasakan seseorang mengisi bangku kosong di sebelahnya. Katya juga sama kerepotannya dengannya, pengumuman mendadak ini sama sekali di luar perkiraan keduanya, lelaki itu merasakan sedikit kecanggungan mendadak muncul diantara mereka. Gadis itu melirik pada manik legam Jeffrey sebentar sebelum membisikkan sesuatu yang masih dapat didengar oleh lelaki itu. "Rupanya kau belum memberitahunya?"

Laki-laki itu menyatukan alis masih belum terkoneksi dengan konteks pembicaraan gadis di sebelahnya. "Sorry?"

"Kekasihmu. Dia ada di sini kan saat Ayahmu memberikan pengumuman itu?"

Netra Jeffrey sedikit membola karena tebakan tepat sasaran Katya. "Bagaimana kau tahu?"

Gadis itu kemudian memandangnya serius. "It's all on your face."

"Maaf. Seharusnya aku bisa menahan ekspresiku." Lirih lelaki itu.

"Tidak perlu. Kita berdua tentu sama-sama terkejut beberapa waktu lalu."

Jeffrey tidak tahu harus menjawab seperti apa lagi. Pikirannya terlalu sibuk saat ini. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Rasanya pria itu ingin langsung terjun dan menghilang ke inti bumi. Jeffrey tidak bisa menyalahkan siapa-siapa lagi selain dirinya sendiri. 

"Jeffrey, kenapa kau tidak mengantarkan calon istrimu pulang ke rumah sekarang saja sebelum terlalu larut. Besok masih ada jadwal mengajar kan, Katya? Ibu tidak ingin calon menantu Ibu kekurangan tidur." Iris Rainart datang di antara mereka dan memberikan titah yang dengan segera mereka berdua setujui.

Setelah berpamitan dengan beberapa orang yang tersisa, Jeffrey berjalan beriringan dengan Katya menuju parkiran basement hotel untuk mencapai mobil pribadi milik Jeffrey. Sesampainya di depan kendaraan hitam metalik milik lelaki itu, Katya justru menghentikan langkahnya sebelum berujar pada laki-laki di depannya. "Kau pergi duluan saja. Aku akan naik taksi."

Alis lelaki itu bertautan, terlihat tidak suka dengan apa yang baru saja dikatakan oleh gadis itu. "Apa yang kau maksud?"

Katya membuang napas panjang. "Aku tahu kau sangat ingin menyusul wanita itu. Kekasihmu pasti sangat butuh penjelasan darimu sekarang."

Hello, Goodbye | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang