4.

5.5K 683 30
                                    

Andreas berjalan dengan tenang memasuki kediamannya. Hanya ada penjaga di luar sedangkan di dalam terasa sunyi tanpa ada yang berlalu lalang.

"Dimana bayinya?" Tanya Andreas saat melihat Naya merapikan kado yang diberikan banyak orang untuk merayakan kelahiran Yolanda.

Melihat kedatangan Andreas memembuat Naya dan beberapa pelayan sontak berdiri dan membukukan badan.

"Nona muda saat ini berada di kamar utama, tuan." Dengan sopan Naya menjawab.

"Baiklah. Lanjutkan pekerjaan kalian."

"Baik, tuan."

Langkah demi langkah Andreas menaiki anak tangga dengan tenang. Keningnya mengernyit saat menyadari kedua putranya tidak berada di kediaman saat ini.

Karena setiap dia datang pasti keduanya akan segera menemuinya.

Membuka pintu perlahan yang kemudian memperlihatkan tampilan seorang wanita yang sedang menimang bayi.

Menyadari kehadiran seseorang, wanita itu membalikkan badan dan terkejut melihat siapa yang datang.

"Andreas?" Dengan ragu wanita bertanya.

"Kenapa begitu terkejut, Jelena?" Tanya balik Andreas seraya berjalan ke arah kamar mandi.

Jelena melamun sampai bunyi  pintu kamar mandi tertutup menyadarkannya.

"Oh My God. Kenapa dia bisa setampan itu." Jelena meletakkan Yolanda dirasa bayi itu tenang.

"Astaga baru kali ini aku melihat pria setampan itu. Mama astaga aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini." Jelena berteriak tanpa suara.

"Shh bayi kecil diam sebentar oke. Mama mu ini akan menggaet pria tampan."

Yolanda menguap dan mulai tertidur di buaian Jelena.

Pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan Andreas dengan handuk yang hanya dililitkan sebatas pinggang.

Memperlihatkan dada bidang dan perut yang ber abs samar belum lagi kulit tan yang membuat Andreas terlihat sexy.

Andreas berjalan kearah Jelena yang menatap kearahnya dengan pandangan aneh.

"Ada apa denganmu?"

"Iya, aku sudah makan."

Jelena terkejut saat mendengar tawa Andreas yang menggelegar dan merutuki mulutnya yang berbicara asal.

"Tampan."

"Ya aku memang tampan." Andreas terkekeh dan berbalik kearah closet meninggalkan Jelena yang wajahnya bersemu merah.

"Aaaa Jelena kau bodoh sekali."

Suara ketukan pintu brutal dan teriakan dari luar membuat Yolanda menangis keras karena tidurnya yang terganggu. Jelena membawa Yolanda dalam dekapannya dan berniat untuk melihat keadaan diluar.

Niatnya gagal saat Andreas menahan pergelangan tangannya. "Diam dan tetap berada di sini jangan mencoba untuk keluar."

"T-tapi?"

"Ssst berhenti menangis sayang, Papamu akan membereskannya." Jelena tak berhenti menimang dan matanya yang sesekali melirik ke arah pintu memastikan semuanya baik-baik saja.

Sebenarnya jika Andreas membiarkan nya keluar pasti pelakunya akan dia hajar karena mengganggu waktu istirahat nya. Hey, siapa yang tidak lelah menggendong bayi kelewat sehat selama berjam-jam dan mendengarkan tangisan tidak merdu.

Mi casa (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang