16

3.2K 436 14
                                    

Vote 🌟


Mungkin bahasa yang digunakan sedikit beda sama chapter sebelum sebelumnya, kali ini aku pakai bahasa gaul buat anak-anak aja. Orang tua tetap baku :)


Seperti sebelumnya keadaan mansion sampai saat ini belum kembali ceria. Letha masih diam mengurung diri di dalam kamarnya tanpa berniat untuk bertemu siapun.

Setiap hari bahkan Jelena sendiri yang memastikan Letha untuk menghabiskan makanannya walaupun penolakan  yang di terima.

Zayn dirawat dengan baik oleh Jorie yang kebetulan memiliki banyak waktu luang. Tentu saja Jorie membawa bocah itu ke apartemen nya sedangkan si kembar berada di mansion Malik's.

Setelah kepergian Justin tempo hari, pria itu sama sekali belum berkunjung atau mengabari salah satu dari mereka terlebih Zoya. Kemungkinan besar dia takut untuk bertemu dengan Raymond yang bahkan sampai saat ini sama sekali belum menginjakkan kaki di mansion.

Sirena memilih diam dan tidak ingin ikut campur urusan mereka karena dia pun sadar diri jikalau hanya orang asing di keluarga ini.

Kembali ke mansion yang masih sepi, Jelena  dikejutkan dengan kedatangan Sirena bersama Natasha yang berjalan di belakang ibunya.

"Selamat pagi," Sapa Jelena tersenyum tipis yang tentu saja mendapat respon baik dari keduanya.

"Pagi, apa kau melihat putraku? Sudah 1 minggu dia tidak pulang ke apartemen ataupun mengabari kami," Perkataan Sirena tanpa disadari membuat Natasha berkeringat dingin.

Sebelumnya Natasha sudah mengikat janji dengan Theodor untuk tidak membocorkan rencana yang entah apa ia sendiri pun tidak tahu.

"Aku terakhir melihatnya sekitar 3 hari yang lalu, Theo saat itu terburu-buru membawa gadget dan entahlah aku sendiri tidak tahu apa."

"Begitukah? Anak itu minta dipukul. Baiklah terimakasih, kami pergi dulu."

"Bye bibi,"

Jelena tersenyum menanggapi, senyumnya luntur saat menyadari 3 hari yang lalu putranya juga pamit untuk menginap di rumah teman.

Mencoba menghubungi Zeno namun yang ada panggilannya di matikan begitu saja. Kecurigaannya bertambah saat menyadari putra sulungnya itu tidak mengaktifkan alat pelacak di ponsel.

"Masalah apalagi yang akan terjadi ya Tuhan."

"Naya!"

Jelena memanggil asisten kepercayaannya itu alih-alih Naya yang muncul tapi Andreas dengan setelan jas mahalnya seperti biasa.

"Kau lupa seminggu lalu memberikan cuti 3 bulan untuk para bawahan mu?"

"Aish."

"Ada apa?"

"Apa kau tahu dimana Z? Pelacak di ponsel nya dimatikan," Jelena berujar dengan menggebu-gebu.

"Aku tidak tahu,"

"Andreas! Putramu hilang dan kau malah santai saja?"

"Dia sudah besar, J"

"Siapa yang bilang Z menyusut? Argh aku ingin memukulmu."

"Ya pukul saja."

Tanpa diduga dengan kilat Jelena menjambak surai milik Andreas membuat rambut yang sebelumnya rapi menjadi berantakan.

"Hentikan. Lagipula anak itu belum hilang selama 24 jam."

"Buka hanya 24 jam, bodoh tapi 72 jam."

Mi casa (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang